Aku sama sekali tidak pernah berpikir akan terjadi seperti ini. Niat hatiku hanya ingin bertemu dengan anakku, merebut hatinya agar dia tak mengelak takdir bahwa aku adalah ayahnya. Meskipun benar yang dikatakan Iza, aku terlalu kejam karena baru datang setelah bertahun-tahun aku meninggalkannya. Tapi semua itu tidak sepenuhnya benar. Begitu aku melihat semua barang milik Iza tak ada lagi di dalam lemari, aku sudah berusaha mengerahkan beberapa anak buahku untuk mencari keberadaannya. Sudah aku siapkan rumah dan sejumlah uang agar Iza bisa menghidupi anakku dengan layak. Rumah yang tak jauh dari komplek rumah utama, tujuannya agar aku bisa mengontrol kehamilannya dan juga melihat tumbuh kembang anakku. Tapi apa yang kudapat? Iza pergi begitu saja dan beberapa foto yang berhasil ditangkap