“Ayah.” Aku membuang napas kasar, segera kukontrol kembali emosiku, mengulas senyum menghampiri anakku yang masih terbaring di atas kasur bersama dengan Iza. “Ayah di sini. Tidur ya! Puput pasti capek.” Aku menyikap selimut, berbaring di samping Puput, dengan manjanya anakku langsung memelukku. “Ayah gak boleh ke mana-mana. Puput takut di lumah besal, ada hantu,” celoteh Puput sangat menggemaskan. “Iya. Sekarang Puput baca doa dulu, terus tidur!” Puput mengangguk kepala. Dia mengangkat kedua tangan lalu membaca doa tidur. Tak berhenti di situ, Puput menyelipkan doa yang membuatku terperangah lalu menoleh pada Iza yang mengerling ke lain arah. “Ya Allah, semoga Puput bisa tidul sama Ayah, Bunda telus. Semoga meleka cepat nikah, kasih dedek bayi buat Puput. Puput mau sepelti Ayu. Amiin.
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books