Itu benar-benar Aruna. Ia melihatnya dengan mata kepalanya sendiri. Lama rasanya tak bertemu gadis itu. Ia bahkan sudah lupa. Lantas? "Ada keluarganya?" Anak buahnya menggeleng. Ia tentu tahu kalau Aruna tinggal sendirian di Jakarta. Hanya saja cukup mengagetkan melihatnya di sini. "Mau mengurusnya, bos?" Ia tahu kalau pertanyaan itu bermaksud meledeknya bukan? Si asistennya nyengir dan buru-buru berjalan menuju bagian administrasi. Ya biar bosnya saja yang menjadi walinya sepertinya tak keberatan bukan? "Apa hubungan pasien dengan walinya?" Si asiten menoleh dulu ke belakang. Melihat apa yang sedang dilakukan Juna. Sedang apa? Tentu saja memainkan ponsel. Lantas? Kesempatan yang bisa ia pergunakan untuk mengatakan.... "Suaminya, mbak!" Ia berbisik. Hahahahaha. Tenang saja, bo