bagian 21

683 Words

Nai tidak kuat. Sepanjang jalan ia menggigit bibirnya sambil meremas perut. Nai mencoba untuk tidak mengeluh sakit ke Devian. Cukup sudah dirinya seperti ini. ''Mamah...." panggil Nai. Nai tidak kuat. ia memilih untuk menutup matanya dan menghilang. Devian yang sedang menatap jendela menengok ia membalik duduknya menghadap Nai. "Kau tidur Nai?" Tanya Devian. Devian meraih tangan Nai tapi dingin. "Nai." Panggil Devian cepat. "Astaga," pekik Devian. "Percepat mobilnya kita ke rumah sakit." Ujar Devian. Devian memeluk Nai berharap tidak terjadi apa- apa. "Nai kamu kenapa?" Tanya Devian cemas. Devian teringat darah tadi. Apa arti darah itu? Devian tidak tahan lagi, akhirnya ia berhenti di sebuah tempat dan menaiki helikopter yang ia sudah siapkan barusan. "Sa...sakit." ringis Nai. Devian

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD