"Ah, ini siapa?" tanya Ibrahim menunjuk pada Iqbal. Iqbal menyorot tajam ke arah Ibrahim. Mungkin dia tak terima dianggap seolah orang asih olehnya. Sedangkan Nadin dan Nadia menatap ke arahku menuntut penjelasan atas pernyataan yang sama. "Ah, sepertinya aku lupa mengenalkan dia. Jadi dia ini sahabat rasa abang, bahkan kadang seperti orangtua," jawabku dengan berbisik di kalimat terakhir, tapi Iqbal tentu saja masih bisa mendengar karena duduk di sampingku. "Aku Iqbal!" Iqbal langsung menyodorkan tangannya mengajak berkenalan. "Hai, aku Nadin." Nadin yang paling awal menyambutnya. "Aku Nadia." "Ibrahim." "Mahasiswa baru juga?" tanya Nadin berlanjut. "Bukan. Semester tiga sekarang," jawab Iqbal. Sepertinya dia mulai mengakrabkan diri walau memang sedikit dingin. "Ah, Kakak Tingkat