Bab 50

1855 Words
Ada suara tangisan yang membuat Mesya mencoba membuka matanya. Tubuhnya memang tidak terasa sakit, sangat berbeda dengan perasaan yang Mesya rasakan sebelum dia menutup matanya. Apa? Apa yang terjadi? Perlahan, bersama dengan matanya yang terbuka, Mesya melihat sesuatu yang terasa sangat aneh. Ada Adrel yang sedang duduk di depannya, pria itu tampak menundukkan kepalanya sambil menggenggam tangan Mesya. Tunggu dulu, Mesya sudah bangun. Lalu apa yang dilakukan oleh suaminya itu? Ada sesuatu yang berdetak kencang di dalam diri Mesya. Dia mengingat satu kejadian mengerikan yang membuat Mesya.. Tidak, tidak.. ini tidak mungkin terjadi untuk yang kedua kalinya. Tapi nyatanya, sekeras apapun Mesya berusaha, tidak ada hasilnya. Dia bisa bangkit berdiri, tapi tidak dengan tubuhnya. Tubuhnya masih di sana, tangannya masih di genggam oleh Adrel. Mesya menggigit bibirnya sendiri. Kembali merasa ketakutan dengan apa yang terjadi. Kenapa dia selalu berakhir di sini? “Adrel..” Mesya mendekati Adrel. Berusaha memeluk pria itu ketika tangannya sama sekali tidak bisa menyentuh tubuh suaminya. Tidak, Mesya kembali menangis ketakutan. Mesya tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Tapi sungguh, dia bisa melihat Adrel. Juga tubuhnya yang terbaring tidak sadarkan diri. Mesya melihat wajahnya yang semakin memucat seiring dengan berjalannya waktu. Apa yang terjadi? Lalu, yang paling menakutkan adalah Dira yang berdiri di belakang Adrel. Kenapa? Kenapa Adrel tidak melihat wanita itu? Adrel tampak biasa saja padahal beberapa kali Dira juga berjalan di dekatnya. Bahkan Adrel juga melihat wajahnya. Kenapa? Kenapa Adrel tidak merasa ada sesuatu yang aneh? Wanita itu bukan Dira karena Mesya memang melihatnya tersenyum mengerikan. Wanita itu menampakkan gigi tajamnya yang sangat menakutkan. Tapi kenapa Adrel seperti tidak melihat apa yang terjadi? “Adrel, dia bukan Mbak Dira..” Mesya berusaha berbicara pada Adrel. Benar, pria itu mungkin merasakan jika ada yang aneh karena sesaat setelah Mesya berbicara, pria itu langsung menoleh sambil melihat tubuh Mesya. Iya, tubuh Mesya. Pria itu sama sekali tidak tahu kalau sekarang Mesya sedang berdiri di sampingnya. Kenapa? Kenapa Adrel tidak tahu? “Adrel!” Sungguh, sekarang bukan hanya mengkhawatirkan dirinya yang kembali lagi menghadapi satu ketakutan terbesarnya, saat ini Mesya juga sedang khawatir dengan keadaan Adrel. Apa yang akan terjadi kalau suaminya itu terus bersama dengan Dira? Tidak, dia bukan Dira! “Mesya!” Mesya menolehkan kepalanya. Melihat sesuatu yang tampak menakutkan berjalan di depannya, bersama dengan itu, Mesya merasakan kalau tangannya dicengkram oleh Dira. Tidak, ini bukan Dira yang menakutkan. Ini adalah Kakaknya.. Jadi, sekarang dia kembali ke dunia baka seperti yang pernah dikatakan oleh Dira? Lalu sekarang mereka berdua kembali terjebak di tempat ini lagi? Tidak, Mesya memang berusaha untuk tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Tapi, mau melakukan apa lagi? Kenyataan yang ada di depannya, dia memang berada di dunia asing ini lagi. Mesya sangat tidak mengerti karena sekarang, bukan hanya Dira, tapi Mesya bisa melihat banyak.. banyak orang lain yang tampak sedang berjalan dengan tatapan kosong. Tidak, mereka tentu bukan manusia karena dari wujudnya saja, Mesya tahu kalau mereka bukan manusia. “Mesya, apa yang kamu lakukan di sini?” Mesya tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Kakaknya. Saat ini, tidak sama dengan kejadian sebelumnya dimana Mesya hanya melihat dirinya dan Dira saja, sekarang dia bisa melihat banyak makhluk.. banyak sekali. Mereka memang tampak sangat mengerikan sehingga membuat Mesya semakin ketakutan. Apa yang sekarang terjadi. “Mesya, jangan lihat mereka! Lihat aku..” Mesya menolehkan kepalanya. Dira ada di depannya, tapi sekarang Mesya tentu tidak bisa mempercayai apa yang sedang dia lihat. Apa.. apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana mungkin untuk yang kedua kalinya Mesya harus kembali ke tempat ini? Sekarang dengan keadaan yang lebih mengerikan karena Mesya bisa melihat jika suaminya sedang bersama dengan.. entahlah, Mesya tidak mengerti siapa yang sedang bersama dengan Adre. Tubuhnya memang tampak seperti Dira, tapi sekarang Dira sedang ada di depannya. Jadi, mana yang harus Mesya percaya? “Mesya, kenapa kamu ada di sini?” Dira kembali bertanya. Mesya sadar jika tidak sama dengan sebelumnya dimana dia tidak bisa berbicara, saat ini Mesya bisa berbicara. Tapi, rasanya sangat menakutkan ketika dia berusaha membuka bibirnya untuk mengatakan sesuatu. Keadaan yang ada di sekitarnya.. entah kenapa Mesya baru sadar kalau suasana di tempat ini sedikit berbeda dengan suasana yang ada di rumahnya. Tempat ini sedikit lebih gelap dan juga menakutkan tentunya. Ada aura mengerikan yang kadang memang tidak bisa terlihat oleh mata. Tapi bisa dirasakan dengan sangat jelas. Beberapa kali Mesya memang melihat hal-hal mengerikan itu. Sangat mengerikan.. “Jangan melihat mata mereka, Mesya..” Mesya kembali menatap Kakaknya. Benarkah dia Dira? Mesya rasanya tidak bisa mempercayai apapun sekarang. kenapa? Kenapa dia harus berada di tempat ini? “Dengarkan aku baik-baik karena aku nggak akan bisa bilang ini dua kali” Mesya menatap Dira, menunggu apa yang akan dikatakan oleh wanita itu. jujur saja sekarang Mesya melihat ada sebuah cahaya terang yang berada di dekatnya. Apa ini adalah jalan yang bisa membawanya kembali ke tubuhnya? “Jangan pernah melakukan sesuatu yang membuat dia curiga. Jangan menatap matanya, Mesya. Dia bukan aku. Tolong, katakan pada Adrel untuk segera menemukan orang yang bisa membantu. Jaga dirimu baik-baik. Jangan takut, yang pasti, perlakukan dia seperti kamu memperlakukan aku..” Dira menjeda kalimatnya. Wanita itu menatap Mesya dengan pandangan meyakinkan. “Lakukan apapun yang dia minta, Sya. Jangan terlihat mencurigakan” Mesya menganggukkan kepalanya. Dia saat yang sama, seperti ada sesuatu yang menarik Mesya untuk mendekat ke dalam cahaya itu. entahlah, Mesya memang tidak menggerakkan tubuhnya, tapi dia sekarang jadi semakin mendekat dengan cahaya itu. Mesya menolehkan kepalanya, menatap Dira yang sekarang juga sedang menatap dirinya. Secara spontan Mesya mencoba menggapai tangan Kakaknya. Tidak, kenapa Dira tetap berada di tempat ini? Bukankah harusnya wanita itu juga kembali? “Mbak Dira..” Mesya menyebut nama Kakaknya ketika penglihatannya mulai memburam. Sesaat, Mesya bisa melihat jika saat ini kaki Kakaknya sedang diikat oleh rantai. Rantai itu bercahaya kemerahan layaknya sebuah besi panas. Mesya mengernyitkan dahinya, besi panas? “Mbak Dira..” Mesya kembali menyebut nama Kakaknya. Sayangnya, setelah menyebut kata itu, sekarang Mesya kembali ke dunianya yang awal.. Orang pertama yang menyadari jika Mesya sudah sadar adalah Adrel. Iya, Mesya tahu jika sejak tadi Adrel memang berada di dekatnya sambil menggenggam tangan Mesya. Bagaimana.. bagaimana ini semua bisa terjadi? Mesya ingat tadi rohnya keluar dari tubuhnya. Iya, Mesya melihat itu semua. Bahkan, Mesya juga melihat satu kengerian yang benar-benar mengganggu dirinya. “Mesya..” Mesya segera menjauhkan dirinya ketika melihat Dira mendekatinya. Adrel dan Dira tampak mengernyitkan dahinya. Tidak, Mesya memang masih tidak bisa mempercayai apa yang terjadi. Apa.. apa ini semua? Mesya menatap Dira. Wanita ini memang Kakaknya.. tubuhnya terlihat baik-baik saja. Sangat berbeda dengan yang tadi sempat Mesya lihat. Sekarang, apa yang harus dilakukan oleh Mesya? Secara tiba-tiba, Mesya kembali mengingat apa yang tadi sempat Mesya dengar. “Jangan pernah melakukan sesuatu yang membuat dia curiga. Jangan menatap matanya, Mesya. Dia bukan aku. Tolong, katakan pada Adrel untuk segera menemukan orang yang bisa membantu. Jaga dirimu baik-baik. Jangan takut, yang pasti, perlakukan dia seperti kamu memperlakukan aku..” Siapa.. siapa yang bisa Mesya percaya? “Sya? Kenapa?” Adrel bertanya sambil menatap Mesya. Mesya menghembuskan napasnya sejenak. Tidak, apa yang bisa Mesya lakukan kalau seperti ini? Mesya tidak tahu dia harus mempercayai siapa. Tidak, tidak ada yang bisa Mesya percaya saat ini. Dengan jantung yang masih berdebar kuat, akhirnya Mesya memilih untuk tersenyum singkat. Tidak, mungkin saat ini bukan waktu yang tepat untuk mengatakan apa yang terjadi. Nanti, nanti Mesya akan memiliki waktu dimana hanya akan ada dirinya dan juga Adrel. Saat itulah Mesya baru bisa mengatakan apa yang sedang terjadi. Mesya menghembuskan napas pelan. “A..aku mau minum..” Mesya berbicara dengan susah payah. Mesya menatap Adrel ragu-ragu. Suaminya itu tampak mengernyitkan dahinya sejenak ketika melihat suara Mesya yang bergerak ketakutan. Sumpah, Mesya tadi benar-benar melihat wajah Dira yang rusak dengan banyak luka dan juga darah. Kenapa sekarang wanita itu terlihat biasa saja? Apa yang sebenarnya terjadi? Apa dia.. dia adalah Dira yang sebenarnya? Saat itu, ketika Mesya kembali ke dalam tubuhnya, Dira juga kembali. Apakah sekarang juga begitu? Tapi, kenapa Kakaknya tampak tidak mengatakan apapun? Tidak seperti hari itu dimana Dira langsung bertanya pada Mesya, kali ini Kakaknya seakan tidak mengetahui apapun yang sedang terjadi. “Ah, biar aku ambilkan kamu minum, Mesya..” Mesya melihat Dira berjalan. Kaki wanita itu tampak baik-baik saja. Dira berjalan selayaknya seorang manusia. Apa.. apa yang sebenarnya terjadi? “Sya, ada apa?” Adrel bertanya sambil menatap Mesya dengan pandangan penasaran. Suaminya itu jelas melihat Mesya yang sedang memperhatikan Dira. Tidak, ini bukan saat yang tepat. Mesya memang harus mengatakan pada Adrel mengenai apa yang sedang terjadi. Tapi, mungkin bukan saat ini. sekarang Mesya hanya perlu menuruti kata hatinya. Dia ingin tahu sejauh mana kejanggalan ini terjadi. Dira kembali sambil membawa segelas air  putih seperti yang Mesya minta. Mesya menerima uluran air itu, dengan cepat Mesya menegaknya karena saat ini jantungnya sedang berdetak dengan kencang. Mesya membutuhkan air mineral untuk membuatnya sedikit lebih tenang. Tepat ketika air itu habis, Mesya merasakan ada sesuatu yang janggal di dalam tenggorokannya. Mesya sampai terbatuk beberapa kali untuk mengeluarkan sesuatu yang ada di dalam tenggorokannya. Tidak, Mesya tidak bisa bernapas sekarang. “Sya, Kenapa?” Adrel menyentuh punggung Mesya dan menepuknya beberapa kali. Mesya tidak tahan lagi, wanita itu membuka selimut dan mencoba untuk berjalan menuju ke kamar mandi karena dia rasa, dia akan memuntahkan sesuatu. Tepat saat kakinya turun dari ranjang, Mesya merasakan rasa sakit yang amat sangat. Benar, kakinya terluka. Mesya masih tidak bisa berhenti batuk karena sekarang tenggorokannya terasa mencengkram. Sangat sakit.. Adrel yang melihat Mesya kebingungan. Pria itu mengulurkan tangannya untuk membawa Mesya ke kamar mandi seperti yang Mesya inginkan sejak awal. Mesya berusaha memuntahkan sesuatu yang mengganjal di tenggorokannya. Tidak, ini sangat menyakitkan.. Mesya berusaha untuk tetap bernapas dengan normal. Sayangnya, tidak bisa.. tenggorokannya sangat sakit. Mesya merasa ada sesuatu di dalam sana. Sesuatu yang terasa menancap dan mencengkram Mesya. Sangat menyakitkan karena Mesya tidak bisa memuntahkan apapun. Karena tidak tahu lagi harus melakukan apa, Mesya akhirnya berusaha memasukkan jarinya ke dalam tenggorokannya. Menyentuh hingga pangkal mulutnya dan menemukan sesuatu yang terasa tajam dan melukainya. Ya, ampun.. ini apa? Dengan ketakutan penuh, Mesya berusaha untuk memberanikan dirinya. Tidak akan ada yang bisa membantu dirinya jika tidak dia sendiri. Adrel yang melihat Mesya kesakitan tampaknya kebingungan dengan apa yang terjadi. Sungguh, bukan hanya Adrel. Mesya juga tidak mengerti dengan apa yang terjadi karena semua ini benar-benar tidak terduga. Mesya sudah tidak peduli lagi. dia hanya harus mengeluarkan sesuatu yang ada di dalam tenggorokannya. Iya, apapun yang terjadi, Mesya harus segera mengeluarkan benda itu. Dengan jarinya, Mesya mencabut sesuatu yang terasa menancap di tenggorokannya. Mesya menariknya pelan hingga matanya bisa melihat sebuah benang besar dengan banyak duri kecil yang tampak berdarah. Mesya hampir muntah ketika benang itu tidak segera habis. Mesya masih menarik benang itu ketika Adrel menghampirinya dengan tatapan ketakutan juga. Mesya tidak tahu.. sungguh, dia tidak tahu kenapa semuanya bisa sampai seperti ini. Ya Tuhan, apa yang terjadi? Beberapa detik kemudian, Mesya berhasil menarik seluruhnya. Napas Mesya tercekat ketika tahu betapa panjang dan menjijikkannya benang itu. sebuah benang seukuran jari kelingking yang memiliki bulu tajam seperti sebuah duri. Rasanya sangat menyakitkan karena Mesya tebak, tenggorokannya pasti sangat terluka dengan semua itu. Beberapa saat kemudian, ketika Mesya belum sembuh dari rasa takutnya, ada gejolak menyakitkan yang berasal dari perutnya. Mesya kembali menghadap ke arah wastafel. Berusaha mengeluarkan sesuatu di dalam perutnya yang terasa sangat menyakitkan. Gejolak ini menyiksanya tanpa ampun. Sayangnya, Mesya juga tidak kunjung mengeluarkan muntahan. Adrel beberapa kali memijat punggung Mesya untuk membuat wanita itu sedikit lebih baik. Tapi, tidak.. rasanya sangat menyakitkan hingga tubuh Mesya bergetar ketakutan. Bersama dengan itu, Mesya kembali merasakan gelombang rasa mual. Kali ini Mesya berhasil mengeluarkan sesuatu. Tapi, begitu Mesya melihat cairan yang keluar dari mulutnya, wanita itu segera menangis ketakutan. Cairan hitam dengan banyak ulat yang bergerak dengan sangat menjijikkan. Berwarna hitam pekat dengan beberapa kemerahan yang Mesya tebak adalah darahnya sendiri. “Adrel!” Mesya tidak sanggup melihat ini semua. Adrel bergerak untuk segera menyalakan air kran. Tidak, ini memang sangat menyakitkan dan juga menjijikkan. Mesya sungguh tidak mengerti dengan apa yang terjadi padanya. Kenapa? Kenapa harus dia?   
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD