24 ; Just Once

1328 Words

Genggaman di sebelah tangan Yena mengerat begitu keduanya memasuki ruang rawat Sabria. Yena tersenyum manis, memberi ketenangan untuk si putri kecil. Dari sorot matanya yang lembut, Yena seolah memberitahukan jika semua akan baik-baik saja. Tidak ada hal yang perlu ditakutkan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Sabria masih di sana. Berbaring tenang di ranjang rumah sakit. Wajahnya masih sama pucatnya, dengan beragam alat medis yang menempel. Namun kali ini, sepasang matanya sudah terbuka. Terlihat jernih dan sama cantiknya dengan milik Yena dan Ivy. Ada satu hal yang membuat Yena tersenyum dengan hati menangis. Cera, boneka yang Ivy berikan pada Sabria ada di sana. Di rangkulan sebelah lengan Sabria, yang sesekali mendapatkan usapan. Mungkin sebuah pemandangan biasa bagi sebagian orang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD