Gundukan tanah basah dengan taburan bunga di atasnya menjadi saksi bisu dari rasa kehilangan. Menimbulkan tangisan kepedihan yang terdengar memekakkan telinga. Yena sudah berkali-kali mengusap air matanya. Tapi sedetik kemudian turun lagi. Membuatnya berkali-kali melakukan hal yang sama. Merangkul sang mama yang terlihat lebih tabah. Tapi tidak bisa dipungkiri, hati seorang ibu pasti lebih merasakan sakit saat salah satu anaknya pergi untuk selama-lamanya. Yena tidak hentinya memberikan usapan lembut di bahu wanita paruh baya itu. Mencoba menenangkan sekaligus memberitahu, jika Yena masih di sana. Berstatus sebagai putri satu-satunya yang masih tersisa di samping Mama. Tidak mau bersedih terlalu dalam. Bukankah itu termasuk dalam fase kehidupan manusia normal? Merasakan kehilangan. Ba