Bulan Madu ke Maldives

1083 Words
DEG "Ahhh Adrian pelan ouhh" desah Clara terdengar begitu jelas di telinga Natasha. Hatinya hancur dan sakit saat mendengar desahan Clara dibawah kungkungan Adrian. Natasha segera mematikan telpon itu dan langsung menonaktifkannya. Air matanya luruh perlahan membasahi pipinya. Dia tak sanggup lagi menahan sesak di dalam dadanya. Berkali-kali Natasha memukul dadanya agar rasa sakitnya berkurang tapi tetap saja rasa sakit itu juga tak menghilang. "Ahkkk!!! " teriak Natasha sambil mengobrak-abrik make-upnya yang tersusun rapi di meja riasnya sambil menangis. Mengapa semua ini harus terjadi pada dirinya. Mengapa Tuhan sangat jahat memberikan dia takdir semenyedihkan ini. Apa dia tidak layak untuk bahagia? Natasha keluar dari kamarnya menuju ke arah kolam renang. Dia ingin mendinginkan pikirannya yang kacau balau. Ia berjalan perlahan hingga sampai di pinggir kolam renang. Matanya tertuju pada dasar kolam yang begitu dalam. Tiba-tiba Natasha menceburkan dirinya ke dalam sana. BYURRR Tubuh Natasha tenggelam perlahan-lahan sampai ke dasar kolam. Ia melihat ke atas kolam renang lalu beralih melihat telapak tangannya yang tersemat cincin pernikahannya di jari manisnya. Ia teringat janji Adrian untuk selalu mencintainya dan menjadikan dia satu-satunya ratu dalam hidupnya. Apakah janji itu masih berlaku? Singgasana saja sudah diduduki oleh wanita lain. Apakah dia masih punya harapan? "Aku tidak boleh mati. Aku pantas bahagia" batin Natasha. Saat ia berusaha untuk naik ke atas ia melihat seseorang menceburkan diri ke dalam kolam. Mata Natasha menyipit. Dia pikir itu adalah Adrian suaminya. Akhirnya Adrian datang menolongnya. Nafas Natasha hampir habis dan pandangan mulai memburam. Hingga ia pingsan di dalam kolam renang. *** Araz yang tidak bisa tidur keluar dari kamarnya menuju dapur untuk membuat mie rebus. Tiba-tiba dia mendengar sebuah suara yang jatuh ke dalam kolam renang. Dia segera kesana dan melihat seperti ada seseorang yang jatuh kedasar kolam. Tanpa pikir panjang Araz langsung melompat ke dalam kolam. Tak disangka ternyata yang terjatuh adalah Natasha. Araz segera menolong dan membawanya naik ke atas. Lalu dia mengangkat tubuh Natasha ke pinggir kolam. "Natasha!! Natasha!!" panggil Araz tapi wanita itu tak bangun juga. Araz terpaksa memberikan nafas buatan untuk menolong Natasha. Uhuk uhuk uhuk Natasha terbatuk sambil memuntahkan air dari dalam mulutnya. Akhirnya dia sadar dari pingsannya. Araz menghembuskan nafasnya legah saat melihat Natasha sudah sadar. "Kamu mau bunuh diri?! apa mentalmu selemah ini?! kalau kamu mati wanita itu akan menang dan tertawa di atas kuburanmu. Kau harus rebut kembali Adrian darinya!! " Araz kecewa karena Natasha memilih mengakhiri hidupnya hanya karena Adrian menikah lagi. "Aku tidak bunuh diri. Aku hanya mau berenang" sangkal Natasha. "Dengan memakai piyama? " Natasha hanya mengangguk membuat Araz makin speechless melihat tingkah absurd wanita yang diam-diam dikaguminya ini. "Baguslah jangan mati dulu, kita buat wanita itu menyerah dan pergi dari Adrian. Ada aku yang mendukungmu" balas Araz. Lalu dia memapah Natasha untuk masuk ke dalam rumah sampai di depan kamar kakak Iparnya itu. "Jangan melakukan hal bodoh lagi. Jika ada masalah cari aku. Aku siap menjadi tempat sampahmu" ucap Araz lalu dia kembali ke kamarnya karena takut ada yang melihatnya berduaan dengan Natasha. "Araz!! " panggil Natasha. Araz menoleh saat Natasha memanggilnya. "Terima kasih!! " ucap Natasha yang hanya dibalas senyuman oleh pria itu. *** Keesokan paginya mereka sudah berkumpul di meja makan. Adrian dan Clara belum juga turun dari kamar mereka. Setelah menunggu beberapa menit akhirnya kedua orang itu datang juga. Natasha hanya bisa melihat Clara duduk di samping Adrian sambil berpegangan tangan. "Maaf ya kalian pasti sudah lama menunggu" ucap Clara tidak enak. "Tidak apa-apa Clara wajar namanya juga pengantin baru" balas Melani sambil melirik sinis pada Natasha. Adrian hanya diam saja tak berani untuk melihat tatapan terluka Natasha. Hati Adrian juga ikut sakit karena sudah menyakiti istrinya dengan menikahi Clara. Tadi malam dia terpaksa menyentuh Clara karena wanita itu mengancam akan mengadukannya pada mamanya kalau Adrian tidak mau menyentuhnya. Dia merasa sudah mengkhianati pernikahannya dengan Natasha. Kata maaf tak cukup untuk menebus semua kesalahannya. Natasha hanya bisa diam melihat kedekatan Adrian dan Clara. Dulu dia yang duduk disamping suaminya tapi sekarang singgasananya sudah terisi oleh permaisuri yang baru. Natasha seperti mainan yang dibuang karena sudah bosan untuk dimainkan. Dia tak berselera makan pagi ini dan hanya mengaduk-aduk makanannya. "Adrian kamu harus ajak Clara bulan madu agar mama bisa cepat dapat cucu dari kamu. Mama sudah membelikan kalian berdua tiket ke Maldives besok" ujar Melani membuat Adrian terkejut karena mamanya tidak konfirmasi dulu padanya. "Ma Adrian ada kerjaan yang tak bisa ditunda besok, Adrian tidak bisa" tolak Adrian. Dia tak ingin terus berduaan dengan Clara karena takut perasaannya yang sudah lama dia kubur tumbuh kembali. "Araz bisa menghandlenya. Kamu tidak perlu khawatir" balas Melani. Pokoknya tahun ini dia harus dapat cucu. Adrian menatap Natasha dengan rasa bersalah. Dia tau Natahsa pasti sangat sedih sekarang. Tapi dia tak bia menolak perintah mamanya. "Ayolah mas aku pengen banget liburan ke Maldives. Teman-teman aku aja bulan madu disana" pinta Clara memelas sambil memeluk lengannya. "Baiklah" jawab Adrian mengalah. Setelah selesai makan Adrian dan Clara pergi ke mall untuk membeli barang-barang keperluan mereka selama liburan nanti. Natasha memandang iri pada Clara. Dulu dia tak sempat bulan madu karena Adrian sibuk dengan pekerjaannya. Saat mereka punya waktu dan ingin pergi liburan pasti Melani akan menghalangi mereka dengan berbagai macam alasan. Dulu mimpinya ingin liburan juga di Maldives bersama suaminya tapi mimpi itu bagai angan-angan belaka karena bukan dengan dirinya suaminya pergi tapi bersama istri barunya. *** Adrian dan Clara akan berangkat pagi ini. Natasha, Melani, dan Araz mengantar mereka sampai di depan rumah. "Hati-hati ya nak kalau sudah sampai disana hubungi mama ya" pesan Melani pada Adrian dan Clara. "Iya ma kami pergi dulu" jawab Adrian sambil melihat ke arah Natasha dengan sendu. Dia tau ini adalah mimpi Natasha. Dulu Natasha ingin sekali bulan madu ke Maldives tapi dia malah pergi dengan Clara. Adrian maju ke arah Natasha dan mencium kening istrinya itu. "Jaga diri baik-baik ya" pesan Adrian. Clara begitu marah dan cemburu saat melihat Adrian mencium Natasha begitu juga dengan Araz, dia sampai memalingkan wajahnya karena tak sanggup untuk melihatnya. Melani hanya menatap tak suka saat putranya mencium Natasha. Adrian lalu mundur dan masuk kedalam mobilnya bersama Clara. Mata Natasha berkaca-kaca saat menatap kepergian suami dan madunya itu dengan perasaan tidak rela. Melani tersenyum puas melihat Natasha bersedih karena inilah yang ia inginkan yaitu menyingkirkan Natasha dari rumah ini. Tiba-tiba perut Natasha bergejolak. Sejak subuh tadi dia merasa mual-mual dan ingin muntah. Natasha langsung berlari masuk kedalam rumah menuju kamar mandi. Ia memuntahkan seluruh isi perutnya disana. Dia baru ingat jika bulan ini dia belum datang bulan. Apa dia hamil?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD