"Araz mau minjem powerbank sama kak Adrian ma" jawab Araz gugup.
"Adrian kenapa kepala kamu? kamu kecelakaan?! " tanya Melani khawatir saat melihat kepala Adrian diperban.
"Iya ma tapi gapapa tadi Adrian sudah kerumah sakit. Ini Adrian baru pulang jadi Adrian mau istirahat dulu" jawab Adrian sama gugupnya.
"Beneran gapapa? yasudah kamu istirahat saja dan Araz kembali ke kamarmu" Melani berlalu masuk kembali ke dalam kamarnya. Mereka berdua menghembuskan nafas lega lalu kembali ke kamar masing-masing.
Keesokan harinya Natasha bangun dengan tubuh yang segar dan bugar. Semalam dia bercinta dengan suaminya seperti pengantin baru. Mengingat hal itu Natasha jadi senyum-senyum sendiri. Dia kaget saat melihat Adrian tidur di sebelahnya tapi kepalanya malah diperban.
"Mas bangun mas, kepala kamu kenapa? " tanya Natasha.
"Hoammm ini gara-gara jatuh dari kamar mandi semalam sayang" jawab Adrian bohong.
"Kok bisa mas? kok Natasha gak ingat mas jatuh? " tanya Natasha curiga.
"Aduh mas laper banget ayo makan" ajak Adrian mengalihkan perhatian.
Mereka mandi lalu berganti pakaian baru turun ke bawah untuk makan bersama. Biasanya mereka akan makan bertiga sekarang mereka makan berempat bersama Araz adik kembar Adrian.
"Kakak ipar duduk sini" panggil Araz. Natasha duduk di sebelah Araz dan Adrian duduk disebelah Melani.
"Lain kali jangan bangun kesiangan lagi. Mentang-mentang rumah ini ada pembantu bukan berarti bisa berleha-leha ya kamu" tegur Melani pada menantunya.
"Iya ma" jawab Natasha malu.
"Sudah dong ma ini kita mau makan. Ayo kita makan" sergah Aditya. Mereka semua makan dalam diam. Setelah itu Melani dan Adrian pergi entah kemana. Natasha sedang mencuci piring sendirian karena bi Marni sedang pamit belanja ke pasar.
"Kakak ipar biar aku saja" Araz mengambil alih piring-piring yang akan dicuci oleh Natasha.
"Tidak usah Raz, biar mbak aja yang cuci nanti mama marah" tolak Natasha tak enak.
"Gapapa mbak biar Araz aja" Natasha tidak bisa berkutik lagi. Dia mengalah dan memilih menyapu dan mengepel rumah.
"Apa-apaan ini?! mana Natasha?! wanita malas itu sangat tidak berguna!! kenapa dia menyuruh putraku mencuci piring!!" seru Melani marah melihat Araz anak bungsu kesayangannya malah mencuci piring.
"Mama ini semua kemauan Araz jangan salahkan mbak Natasha" bela Araz. Natasha datang dengan tergopoh-gopoh. Dia berlari menemui ibu mertuanya yang berteriak memanggilnya.
"Ma ada apa ma? mama butuh bantuan? " tanya Natasha dengan nafas terengah-engah.
"Kamu ini kenapa membiarkan Araz cuci piring. Aku mamanya tidak pernah nyuruh dia cuci piring dan beberes rumah ya!! awas kalau kamu nyuruh dia lagi!! " peringat Melani.
"Iya ma maafin Natasha" balas Natasha sedih. Mama mertuanya selalu ketus dan marah-marah padanya. Jujur Natasha begitu tertekan dengan sikap ibu mertuanya seperti ini. Natasha rasanya ingin pindah rumah tapi Adrian tidak mau meninggalkan mamanya seorang diri dirumah besar ini.
Melani beranjak meninggalkan Natasha dan Araz disana. Araz bisa merasakan kesedihan yang dirasakan oleh kakak iparnya itu.
"Biar mbak yang ngelanjutin cuci piringnya raz makasih ya sudah bantu mbak" Natasha kembali melanjutkan cuci piringnya daripada dia kena amuk oleh ibu mertuanya lagi.
****
Tak terasa sudah dua minggu berlalu tapi Natasha belum hamil juga. Padahal Araz sudah rutin berhubungan badan dengan Natasha. Adrian sampai mengalah dan tidur di luar.
Melani membawa Clara datang kemari. Orang tua Clara juga ikut datang untuk membicarakan pernikahan Clara dan Adrian. Natasha tak sanggup untuk melihatnya. Dia hanya bisa pasrah jika sebentar lagi suaminya akan bersanding dengan wanita lain.
Adrian duduk tepat bersebelahan dengan Clara. Natasha datang membawa minuman untuk para tamu. Adrian hanya menatap istrinya itu dengan senduh. Sungguh dia tidak mau menikah lagi. Ia hanya ingin Natasha yang menjadi pelabuhan terakhirnya. Sedangkan Clara tersenyum penuh kemenangan karena sebentar lagi dia akan menjadi nyonya dirumah ini.
"Jadi kapan pernikahan Clara dan Adrian diadakan Mel? " tanya mama Clara.
"Secepatnya kalau perlu minggu depan kita adakan pernikahan ini" jawab Melani bersemangat. Dia ingin sekali menjadikan Clara sebagai menantunya. Dia bisa membanggakan Clara pada teman-teman arisannya nanti. Natasha tidak bisa dibanggakan dari segi manapun sudah mandul miskin lagi.
"Kalau begitu kita harus persiapkan ini semua dari sekarang Mel. Aku akan cari WO terbaik buat pernikahan Clara dan Adrian nanti" balas mama Clara.
"Baiklah berarti minggu depan sudah diputuskan jika Clara dan Adrian akan menikah" putus Melani tanpa persetujuan dari Adrian dan Natasha. Natasha pergi dari sana karena tak sanggup lagi untuk mendengarnya. Diam-diam dia menangis di dapur seorang diri. Araz melihat Natasha menangis dari jauh. Dia ingin memeluk Natasha tapi dia tak bisa melakukannya. Entah kenapa Araz mulai nyaman dengan kakak iparnya itu. Tapi dia sadar Natasha adalah istri kakaknya. Sampai kapanpun dia tidak akan bisa memilikinya.
Satu minggu kemudian...
Adrian dan Clara duduk berdampingan memakai baju pengantin di depan penghulu. Natasha duduk di belakang mereka. Dia rasanya ingin menangis karena menjadi saksi pernikahan suaminya dengan wanita lain. Hati wanita mana yang sanggup jika berada di posisinya saat ini. Araz bisa melihat wajah Natasha begitu sedih hari ini. Tapi dia tidak bisa berbuat apapun karena keputusan mamanya sudah mutlak.
"Saya nikahkan dan kawinkan engkau Adrian Wijaya bin Alm. Bayu Wijaya dengan anak saya Clara Adinda binti Raden Abdullah dengan mas kawin uang tunai 1M dan berlian 1/2 kg dibayar tunai!! " ucap papa Clara.
"Saya nikahkan dan kawinkan Clara Adinda binti Raden Abdullah dengan mas kawin uang tunai 1M dan berlian 1/2 kg dibayar tunai!! " ucap Adrian dengan lantang.
"Bagaimana para saksi? " tanya penghulu.
"SAH!!! " jawab para saksi.
Natasha memejamkan matanya menahan kepedihan di dalam hatinya. Sekarang dia bukanlah satu-satunya ratu di dalam hidup suaminya. Ia harus ikhlas berbagi suami dengan madunya. Perlahan dia mulai mundur dan pergi dari sana. Dia memilih menenangkan hatinya di dalam kamar. Araz menatap kepergian Natasha dengan sendu. Ingin ia mengejarnya tapi acaranya belum selesai nanti mamanya akan mencarinya.
Natasha menangis sambil memeluk foto pernikahannya dengan Adrian. Dia tatap foto mereka yang menampilkan senyum bahagia. Dia pikir hidupnya akan bahagia sampai tua bersama anak cucu mereka. Dia tak mengira akan sampai dimadu seperti ini. Ingin sekali dia menjerit sekencang-kencangnya tapi semuanya tertahan di dalam hatinya.
Malam ini dia tidur sendiri karena suaminya sedang tidur dengan Clara di kamar lain. Sebuah telpon dari Adrian membuyarkan lamunannya. Dia segera mengangkatnya tapi hanya terdengar suara desahan yang bersahutan dari sana.