Apa katanya? Aku menyukai Dila? “Iya, kan, Pa? Papa suka Tante Dila, kan?” Ken mengulangi pertanyaannya. Segera kutangkup wajah Ken, lalu kutatap matanya lekat. Bagaimana mungkin anakku ini tiba-tiba bertanya seperti itu? “Paaa! Iya, kan?” “Kayaknya, semua orang di kantor Papa suka sama Tante Dila, Ken. Soalnya dia baik dan kalau kerja itu bagus.” Ya, kurasa memang begitu. Sebagai atasan, siapa yang tidak menyukai karyawan yang kerjanya bagus dan cekatan seperti Dila? Aku jelas menyukai dia, tetapi rasa sukaku hanya sebatas itu. Ya, pokoknya hanya sebatas itu. Tidak lebih. “Tapi kalau Papa itu beda. Papa—“ “Ssst, udah. Itu Tante Dila udah selesai ganti baju.” Aku reflek menurunkan Ken dari pangkuan, dan anak itu langsung melompat-lompat entah mencari apa. Dasar anakku ini,