Sejak aku pulang dari Wonosobo kemarin, Ken tampak murung. Dia tidak seceria biasanya, bahkan terkadang dia tiba-tiba menangis. Ketika kutanya kenapa, dia selalu menjawabnya dengan gelengan singkat, lalu pergi. Apa ini memang ada hubungannya dengan Dila yang pulang bersama Dhika? Tapi kenapa Ken harus jadi sesedih itu? “Ken ... hari ini ayo jalan-jalan sama Papa!” pagi ini aku rela bangun lebih awal, padahal hari ini adalah hari minggu. Aku harus segera mengembalikan mood-nya agar kembali ceria. “Enggak mau, Pa.” Ken menggeleng pelan, lalu balik badan memunggungiku. “Ken masih marah sama Papa gara-gara Papa lupa kasih kabar, ya?” Tidak ada sahutan. Ken tampak sibuk dengan tablet di tangannya. Tablet yang sudah kuatur isinya agar aman dipegang Ken kapan saja. “Kalau Ken enggak mau