Lima
“Tidak begitu.”
“Mereka memang akan mengingatmu, itu karena kau sudah termasuk bagian dari sejarah mereka. Terlepas dari apa kesan mereka terhadapmu, kau tetap termasuk pahlawan London bagi mereka, tapi yah.., itu sudah sangat lama. Sekali-kali datanglah ke Nineteen Café dan Maggie masih memajang fotomu berukuran cukup besar di atas mesin kasir kafe itu. Setiap hari Kamis, aku selalu sarapan di sana, dan tidak lama setelah aku sampai di sana untuk sarapan, pasti muncul dua hingga tiga orang yang akan mulai memperdebatkan siapa kapten regu Lambeth yang paling hebat, Andrea Nicki atau Alberto Dollus. Dollus memulai lima pertandingannya tanpa assist maupun gol sama sekali. Menurut rumor, dia menjadi buas sebab mendengar desas-desus penduduk Lambeth membandingkannya dengan dirimu. Pertandingan setelahnya, dia memasok banyak assist dan gaya driblingnya semakin ciamik, dia tidak pernah kalah. Tapi Nicki bertanding melawan para bocah kulit hitam dari kota-kota besar di London yang lain, dan lebih keras. Dia juga memenangkannya. Setelah itu, Nicki direkrut oleh Mifa. Dollus masih terlalu kecil untuk sebuah liga besar. Mereka—para penggemar sepak bola Lambeth—akan berdebat selama-lamanya. Dan mungkin tak akan bisa menentukan secara pasti siapa yang terhebat di antara mereka. Mereka masih menyayangimu, Nick.”
“Terima kasih, tapi lebih baik aku tidak memikirkannya sama sekali.”
“Terserah kau.”
“Itu sudah menjadi dimensi kehidupan yang lain.”
“Ayolah, Nick. Nikmati saja kenangan itu.”
“Aku tak bisa melakukannya. Maggie ada di sana.”
“Lalu, untuk apa kau ke sini?”
“Aku tak tahu.”
Sebuah telepon genggam bordering dari suatu tempat persembunyian di balik setelan serba gelap Denis yang rapi. Dia merogoh saku di balik bajunya dan menyapa, “Lennon.” Ada jeda setelah itu. “Aku sekarang sedang ada di lapangan, bersama seseorang.”
“Seseorang?”
“Nicki.”
“Nicki?” Sebuah gumaman.
“Ya, dia ada di sini. Aku bersumpah untuk ini. Sudah, nanti saja. Oke.” Denis mengakhiri sambungan telepon dan memasukkan ponsel itu kembali ke dalam saku.
“Itu tadi Leo,” serunya. “Aku bilang padanya bahwa kau akan datang.”
Nicki tertawa hingga menggelengkan kepalanya berulang kali saat memikirkan nama Leo Silva. “Semenjak kita lulus, aku sudah tak pernah lagi bertemu dengan dia.”
“Kalau kau masih ingat, dia tidak lulus.”
“Oh, ya? Soory, aku agak lupa soal itu.”
“Ayahnya mengusirnya tepat satu bulan sebelum kita lulus. Ada masalah dengan pihak kepolisian.”
“Apa?”
“Dia terlibat dengan obat-obatan terlarang.”
“Ya, kini aku mengingatnya.”
“Dia tinggal di ruang bawah tanah milik Maggie selama beberapa minggu, setelah itu memutuskan bergabung dengan Angkatan Darat.”
“Saat ini, apa yang dia lakukan?”
“Em, anggap saja saat ini dia ada di tengah perjalanan kariernya yang penuh warna. Dia meninggalkan Angkatan Darat, tepatnya bukan dirinya yang memutuskan keluar, melainkan dipecat secara tidak hormat. Dia berpindah-pindah tempat dan pekerjaan. Dia pernah di anjungan lepas pantai selama beberapa tahun, kemudian dia merasa bosan dengan pekerjaan halal, dan memutuskan untuk kembali ke Lambeth di mana dia kembali terlibat sebagai p****************a sampai dia tertembak.”
“Aku harap peluru itu hanya menyerempet.”
“Kurang satu inci saja, dan setelah peristiwa itu, Leo berusaha dengan gigih untuk menjalani kehidupan selanjutnya dengan jujur. Aku meminjaminya uang lima ribu dolar untuk membeli sebuah Toko Sepatu Franklin kuno dan dia bertransformasi menjadi seorang pengusaha. Kali ini bukan n*****a. Entah kenapa, dia tiba-tiba mengobral seluruh sisa sepatu yang ada di tokonya dengan harga rendah, dan menaikkan gaji para karyawan tokonya, dan dalam waktu kurang dari setahun, dia terpaksa gulung tikar. Dia mulai menjual beberapa benda yang dia punya untuk melanjutkan hidupnya. Mulai dengan menjual lahan pemakaman, mobil bekas, dan rumah mobil. Selama beberapa waktu yang tidak bisa aku perkirakan, aku kehilangan jejaknya. Pada suatu pagi, dia datang ke bank dan secara terang-terangan membayar lunas semua hutangnya, tunai. Di saat yang sama dia mengatakan bahwa dia telah mendapatkan tambang emas. Aku tidak begitu paham. Tambang emas ini adalah tambang emas pada umumnya, atau sebuah pekerjaan baru.”
“Di Lambeth?”
“Ya. Setelah itu dia mengatakan, entah bagaimana caranya, aku sedikit lupa bahwa dia berhasil merayu Jefry tua untuk meninggalkan usaha barang bekasnya yang ada di kawasan sebelah timur kota. Setelah itu, dia mendirikan sebuah gudang, dan di bagian depan dari gudang itu dia membuka bengkel yang legal, sapi perahan. Di belakangnya dia mendirikan usaha pembongkaran, mengkhususkan pada pickup hasil curian. Betul-betul sapi perahan yang sebenarnya.”
“Dia tak memberitahumu soal hal ini?”
“Sama sekali tidak. Dia tak sedikit pun menyinggung-nyinggung tentang usaha pembongkarannya. Tapi dia lupa bahwa aku sendiri yang menangani setiap rinci perbankannya. Di sisi lain memang rahasia yang dibuat di sini sulit disimpan dengan aman. Dia mengadakan kesepakatan dengan sekelompok pencuri di Sutton, mereka mengirimkan beberapa truk hasil curian padanya. Lalu dia membongkarnya dan mengambil suku cadangnya. Seluruhnya tunai, dan sudah jelas sekali bahwa jumlahnya banyak.”
“Lalu polisi?”
“Belum, tapi bisa dipastikan bahwa semua orang yang terlibat urusan dengannya bersikap hati-hati. Sedang aku menduga bahwa NCA akan datang suatu hari sambil membawa surat perintah penangkapan dari pengadilan, jadi aku sekarang telah bersiap-siap.”
NCA adalah sebuah badan yang baru dibentuk yang bertugas untuk memecahkan setiap kasus criminal serius di Inggris. Nama resminya National Crime Agency. Tapi, badan tersebut lebih popular dengan sebutan FBI-nya Inggris.
Theresa May, ketika menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri Inggris pernah menyebutkan bahwa badan tersebut akan berfokus pada organisasi criminal, ekonomi, cyber crime, daerah perbatasan dan perlindungan anak.
“Terdengar khas sosok Leo,” ujar Nicki setelah diam sejenak.
“Dia sungguh-sungguh terlihat kacau dengan pilihan hidupnya saat ini. Pergi ke bar dan bermabuk-mabukan, bermain perempuan, membuang-buang uangnya. Tampangnya terlihat seperti sepuluh tahun lebih tua.”
“Apakah dia masih suka berkelahi?”
“Sering. Dia masih selalu seperti itu. Berhati-hatilah ketika mengatakan sesuatu mengenai Maggie padanya. Tidak ada yang menyayangi Maggie melebihi Leo. Sedikit kau mengatakan sesuatu yang tidak-tidak mengenai Maggie, dia pasti akan langsung memburumu.”
“Jangan takut.”
Sebagai seorang jangkar gelandang bertahan, Leo Silva menguasai bagian tengah setiap lapangan saat dia bertanding. Dia terlihat sangat meyakinkan pada posisi defense dengan postur tubuh jangkung, fisik yang mirip, well, Leo dengan setiap inci tubuhnya yang kekar: d**a, pinggang, betis, lengan. Bersama dengan Nicki dan Denis, mereka bertiga menjadi gelandang yang sangat ampuh ketika dalam formasi memakai tiga gelandang. Cukup satu gelandang bertahan, Nicki dan Denis berada di depannya fokus dalam p*********n. Itulah kenapa Nicki tidak jarang absen dalam ranking assist terbanyak.
Leo Silva adalah sosok yang paling sering diganjar kartu kuning. Bahkan khas permainannya, dia lebih suka mendapatkan kartu kuning di awal pertandingan. Hal tersebut diasumsikan agar setiap lawan-lawannya berhati-hati menghadapinya. Karena bisa-bisa kaki atau tubuh lain yang menjadi bayarannya apabila berani-berani melewati daerah kekuasaan Leo. Dia sangat senang menyerobot bola dari kaki lawan dengan sliding tackle. Meskipun ini bisa dianggap berbahaya, tapi dia sering melakukannya dengan bersih, kecuali apabila suasana hatinya sedang terganggu. Lawan tidak segan-segan dipaksa keluar karena cedera. “Kau melewatiku sekali saja, akan aku buat kau absen pertandingan selama satu pekan,” geramnya pada suatu hari.
“Jangan kasih kendor,” seru Nicki biasanya saat pertandingan sedang dalam tempo panas-panasnya.
Tak ada pemain Lambeth yang pernah dimaki oleh Maggie sesering dan sekejam Leo Silva. Tak satu orang pun yang layak memperoleh makian sebanyak itu selain Leo. Tak seorang pun bisa merasa rindu dilecehkan secara verbal oleh pelatihnya selain Leo. Kalau kau lebih tenang sedikit, kau bisa merasakan kalau makian itu adalah cara seseorang memotivasi dengan cara kasar, katanya pada akhir evaluasi latihan yang sangat keras.