Bab 27

1578 Words
Sarah mengetahui saat ini suaminya sedang dalam keadaan tidak baik-baik, Adam seperti menyimpan banyak beban, walau pun Adam berusaha untuk terlihat bahagia, maka dari itu Sarah tidak mau terlalu ingin mengetahui apa yang terjadi agar tak menambah beban pikiran suaminya, Bila nanti saat nya pasti Adam akan bercerita, seperti kemarin waktu ia menyatakan cinta kepada Sarah, yang di anggap semua mustahil. "Mengapa kau bangun sepagi ini sayang?" tanya Sarah yang masih memeluk Adam. "Tidak apa-apa sayang,"  "Kau mau ku buat kan sarapan apa sayang?" Sarah masih bertanya. "Nanti saja sayang, aku mau saat ini kau memeluk ku seperti ini, entah mengapa ini sangat nyaman," Sarah tersenyum mendengarkan jawaban suaminya itu. Mereka larut dalam pikiran masing-masing.Sarah pun teringat kejadian kemarin apakah yang terjadi karena berkaitan dengan benturan akibat kecelakaan, Sarah menerka-nerka dengan apa yang terjadi kemarin, Sarah akan menanyakan hal itu karena besok adalah jadwal kontrol pertama pasca kecelakaan. Sarah merasakan hembusan napas yang teratur dan sedikit dengkuran halus yang terdengar dari pria yang sedang di dalam pelukannya, ' Senyaman itu kah ' Sarah berucap pelan dan mengelus surai rambut suaminya. Sarah sedikit kram di bagian lengan yang di jadikan bantal dan sandaran oleh suaminya itu, Sarah sedikit bergeser pelan untuk melepaskan diri. Ia melakukan itu secara pelan agar suaminya itu tak terbangun akibat goncangan kecil yang terjadi. Sarah segera menuju dapur untuk menyiapkan sarapan untuk sang suami, setelah menyelesaikan masakan nya ia segera mandi dan mempercantik diri di depan cermin miliknya, ia merasa sangat senang karena hari ini sang suami libur dari rutinitas nya sebagai CEO perusahaan yang di pimpinnya, Sarah membayangkan ia dan suami menghabiskan waktu bersama walau mungkin hanya di dalam kamar saja tapi dengan hati yang senang karena mereka berdua sudah mengungkapkan perasaan cinta,  Sarah kembali ke ruang tv untuk melihat suaminya yang masih setia meringkuk di atas sofa itu, "Sayang bangun lah, sarapan mu telah menunggu!" Sarah berusaha membangunkan sang suami dengan mengelus pipi Adam. Merasa ada yang mengganggu tidurnya,Adam membuka mata nya dengan berat hati, di lihat nya orang yang telah menganggu tidurnya itu dengan tatap polos, melihat kepolosan tatapan Adam saat baru bangun membuat Sarah gemas, " Bangun sayang tidak bagus melewati libur mu dengan hanya tiduran di sofa ini,"  "Pergilah mandi, aku akan mempersiapkan baju mu,"Adam yang selalu menurut dengan ucapan sang istri segera beranjak dari sofa itu. ... Click.. Tiba-tiba saja Adam muncul dari kamar. Sepertinya sudah selesai mandi. Seperti biasanya Adam akan memandangi Sarah dari atas hingga ke bawah. Tubuh Sarah dibalut kaos bewarna peace dan hotpants. Sangat sexy. Adam jadi ingin menggoda Sarah. Seakan tidak menyadari kehadiran Adam, Sarah tetap sibuk dengan masakannya.. "Ehem", intrupsi Adam. Sarah menoleh. "Kau sudah selesai mandi? kemari duduklah dahulu. Sup nya baru matang." Sarah mengajak suaminya duduk. "Baik sayang .. hmm...masakan mu sangat wangi, aku jadi tak sabar untuk memakan orang yang membuatnya", ucap Adam kemudian duduk di kursi makan. Sarah hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, Tapi di dalam hatinya sungguh tersipu. Tak habis pikir dengan gombalan Adam yang semakin hari semakin membuatnya merona. "Kau ini, ingin makan sup buatan ku atau hanya ingin menggodaku dengan gombalan mu yang tak bermutu itu? Tidak mempan", balas Sarah seolah-olah terganggu dengan gombalan Adam. Adam terkekeh. Entah kenapa dia sangat hobi menggoda Sarah sekarang. Entah karena mereka semakin dekat atau karena hal lain. Adam melamun. Entah apa yang dipikirkannya. "Hey.. jangan melamun.. ini sup nya. Kuharap kau suka ya", lirih Sarah meletakkan sup nya di meja makan. "Humm" Hanya anggukan kecil dari Adam. Sarah pun ikut duduk. Mengambilkan nasi untuk suaminya. Betul-betul istri idaman. "Sayang apa weekend ini kau ada acara?", tanya Adam memecah keheningan. "Tidak.. Aku berencana untuk menghabiskan waktu dengan novelku. Kau tahu kan aku bila menghabiskan waktu pasti membaca n****+?", jawab Sarah mulai memasukkan makanan ke mulutnya. "Ohh.. tentu saja aku tahu. Tapi kali ini kau tunda saja membaca n****+ mu itu. Aku ingin membawa mu jalan-jalan sayang." ajak Adam. "Kapan kita akan pergi?", ucap Sarah sambil mengunyah makanannya dengan rakus. Mengabaikan tatapan heran Adam. "Sayang,kau kalau makan pelan-pelan saja," ucap Adam. Tangan Adam terulur menghapus sisa makanan di sudut bibir Sarah dengan jempol tangannya. Setelah itu mengacak rambut Sarah dengan lembut. Sarah hanya diam mendapat perlakuan seperti itu dari Suaminya. Sedangkan Adam? Jangan ditanya lagi, tiba-tiba saja dia menjadi sangat gugup. "E-eh maaf aku mengacak rambutmu. Mengenai hal tadi, Sepertinya nanti siang kita berangkat.", Ucap Adam salah tingkah menggaruk kepalanya yang tidak gatal. ... Seperti rencana sebelumnya, siang ini Adam pun mengajak Sarah jalan-jalan tetapi Adam mengawali nya dengan bertamu ke rumah Bimo.Sesampainya di kediaman Bimo, Sarah langsung disambut oleh pelukan Caca. "Sarah sayang. ... Aku merindukanmu. ya ampun kau semakin cantik saja", Caca menyambut dan mengelus lembut rambut Sarah. "Ah terimakasih sayangku. Aku juga sangat merindukan mu", balas Sarah dengan sumringah. Bimo yang muncul dari belakang Caca, langsung memeluk sekilas Sarah dan Adam yang ada di belakang nya. "Masuklah, mengapa kau biarkan tamu kita hanya berdiri diluar saja sayang," Bimo yang berbicara kepada sang kekasihnya itu. Caca memukul kepalanya pelan, karena bahagia melihat sahabatnya itu datang sampai ia lupa mempersilahkan masuk. "Maaf sayang aku sangat senang melihat mereka tadi datang sampai lupa mempersilahkan mereka kedalam, Ayo masuk," Ajak Caca kepada suami istri yang baru datang itu. Bimo dan adam langsung berjalan menuju ruang tamu yang tak jauh dari dapur, mereka berdua melihat para wanita yang sedang sibuk di dapur. "Aku sudah menyatakan perasaan ku kepada Sarah," Adam berbicara kepada bimo tampa melihat lawan bicaranya karena ia sedang memandang objek yang sedang di bicarakan itu. Bimo yang awal nya tidak paham dengan apa yang diomongkan temannya itu akhirnya mengerti dengan arah pembicaraan Adam karena mata lelaki itu tidak lepas dari istrinya. "Benarkah, akhirnya kau bisa melupakan NYA," Adam mengerti dengan omongan itu. "Setelah aku menyadari perasaan ku terhadap Sarah,banyak hal aneh yang tiba-tiba menimpa ku saat ini." Adam sedikit bercerita dengan apa yang terjadi. Bimo yang mendengarkan itu sedikit tidak mengerti dengan apa yang di bicarakan Adam. "Maksud mu?" Tanya Bimo. "Aku susah menjelaskan nya, tapi salah satunya itu waktu aku menyatakan cinta kepada Sarah. Setelah itu aku berpamitan sebentar ke toilet tapi waktu pulang aku melihat Sarah yang sangat kelihatan khawatir, dan ia sedikit marah karena menurutnya aku pergi sudah lebih dari 2 jam, sedangkan aku merasa aku hanya pergi tidak lebih dari setengah jam." Adam bercerita keadaan aneh yang ia rasakan. Bimo yang mendengarkan semua cerita teman nya itu, agak kurang mengerti karena ia merasa tidak lah mungkin dalam satu tempat dan waktu tetapi mereka merasakan perbedaan yang sangat jauh. Adam yang melihat ekspresi Bimo, meyakini pasti dia tidak percaya dengan apa yang ia rasakan,"Mungkin itu bisa jadi akibat dari kecelakaan waktu itu," Bimo mencoba berfikir positif, dan mendapatkan anggukan dari Adam. 'Mungkin juga, sebaiknya aku berfikir positif saja seperti Bimo' Batin Adam. "Sayang kemarilah,makan siang sudah siap, ajak juga Adam kemari," Caca memanggil Bimo dengan mesra. "Sepertinya kalian berdua cocok dan serasi segera lah ajak ia menikah," Adam menggoda Bimo yang terlihat tersipu malu. "Sudah lah ayo , seperti nya para wanita kita sudah menunggu," Bimo segera beranjak dari sofa tuang tamu. Bimo tau kalau teman nya itu berusaha untuk menggoda nya. Sesampai di meja makan Sarah dan Caca sedang bercerita sambil tertawa,"Wah kalian sepertinya seru sekali bercerita," Bimo menginstruksi pembicaraan kedua teman itu. "Wah sepertinya makanan nya sangat lezat, benarkan Adam," Mata bimo berbinar melihat hidangan itu. "Kalian duduk lah , mari kita mulai makan siangnya,"Ajak Caca. Mereka berempat akhirnya makan siang bersama, dan diakhiri dengan memakan buah semangka yang besar. "Terimakasih banyak atas jamuan makan siangnya, Sarah berterimakasih kepada Bimo dan Caca."Maaf kami tidak membawa apa-apa tadi," "Jangan sungkan, tidak apa-apa, kami senang kalian datang kemari," Bimo tersenyum ramah. "Sepertinya kami berdua harus pamit, kami ada urusan lain lagi terimakasih atas jamuan nya, dan terimakasih telah memasak makanan yang sangat enak tadi"Adam berpamitan dan mengucapkan terimakasih kepada Caca. "Tidak perlu sungkan kalian sudah ku anggap seperti saudaraku, Terimakasih kembali."jawab Caca. "Sampai jumpa, berhati-hatilah dijalan" Bimo dan Caca melambaikan tangan kepada mereka berdua. Selepas Adam dan Sarah pergi,Mereka berdua berpelukan dan tersenyum melihat kedua orang itu sudah mengutarakan perasaan nya. "Akhirnya Adam dapat membuka hati nya untuk Sarah dan dapat melupakan Anjani yang telah tiada," ucap Bimo sambil melihat mobil yang tadi berada di halaman rumahnya. Caca yang mendengarkan Bimo berbicara tadi setuju dan mengangguk, Sarah pun tadi menceritakan kepada Caca apa yang di alaminya beberapa hari lalu, Caca sangat bersyukur dengan semua yang terjadi, tetapi jauh di lubuk hati, Bimo merasakan ada sesuatu yang akan terjadi dalam hubungan mereka, tapi entah apa itu, Bimo segera menggelengkan kepala untuk menghilangkan pikiran buruk itu. "Ayo, masuk sayang,"Ajak Bimo. ... Suasana di mobil begitu hening. Adam sibuk menyetir sedangkan Sarah memandang jalan raya yang sedikit ramai. Kelihatan sekali Adam gelisah. Adam memegang perutnya. "Apa kau baik-baik saja sayang ?" ucap Sarah, Biasanya Adam tidak sediam ini ,pasti ada saja pembicaraan yang ia mulai. "Perutku sedikit sakit, entah kenapa sayang" "Apa maag mu kambuh? tapi bukan nya tadi kita baru makan!" Sarah yang bingung dan khawatir. "Mungkin saja. Tapi tidak apa-apa kok. Bukannya aku bilang kita akan kencan?" Adam memandang Sarah lirih. "Oh iya.. Tapi aku khawatir padamu. Mungkin kencannya bisa kita tunda saja sayang" "Emm.. aku tidak apa-apa ,ingin ku sekarang kita kencan di waktu weekend seperti orang-orang.", Adam memandang Sarah dengan ceria. Padahal perutnya benar-benar sakit. "Baiklah. Tapi kalau kau sakit kita pulang ya", ujar Sarah mengelus lengan kekar yang sedang memegang setir itu. Ughh menggemaskan sekali pasangan ini. Mungkin orang di luar sana akan iri tanpa mengetahui keadaan sebenarnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD