Bab 1
Masa lalu itu membuat Adam semakin tidak ada artinya lagi, di dalam kehidupan itu bisa di katakan kalau kejadian ini telah bisa di kendalikan jika semua nya hanya berharap. Adam mengingat kejadian sewaktu bersama Anjani, tangisan itu telah bisa di katakan kalau dirinya sudah banyak mendapatkan kebaikan diri masing-masing. Di awal hubungan mereka di jalankan selama perkuliahan itu, hanya saja Bimo sama sekali tidak menyukai hubungan mereka berdua dan di saat kebersamaan itu tidak bisa lagi di halangi.
“Sayang, maaf aku memang masih belum bisa membahagiakan kau tapi aku janji setelah kuliah kita berdua aku akan menjadi seorang yang kau banggakan saat ini, dan saat ini pun kejadian mendalam satu sama lainnya di dalam diri masih bisa di kendalikan juga.” Ucap Adam kepada Anjani
“Memang kenapa kau bebicara begitu? Aku sama sekali mau membuat kejadian tersebut sudah bisa di kendalikan, perjuangan diri telah bisa di berikan kemudahan juga.” Tanya Anjani kepada Adam yang saat itu masih bisa di berikan kemudahan.
“Iya aku sudah memantapkan hati agar bisa melakukan yang terbaik juga demi membahagiakan kau, sudah cukup lama kita berdua mengenal.” Ucap Adam.
“Tapi berjanjilah jangan mempermainkan aku, hm... bisa di bilang kau menjadi orang yang sangat banyak di kagumi. Dan di sini sudah aku berikan kebaikan jangan sampai semua itu telah di anggap dengan baik .” Ucap Anjani kepada Adam.
“Lah memang begitu ya? Aku sama sekali tidak merasakan kalau memang aku terkenal dan di kagumi orang banyak hahaha... sudah lah jangan berpikir yang tidak-tidak.” Ucap Adam kepada Anjani.
“Sudah lah, aku memang saat ini masih bisa di bilang kalau kau menjadi satu persamaan. Di dalam kehidupan itu telah menjadi banyak harapan sampai penderitaan itu telah menjadi kehidupan mendalam.” Ucap Anjani kepada Adam.
Kebahagiaan mereka selalu terlihat sangat jelas, dan juga banyak harapan itu bisa di katakan kalau perjuangan Adam mendapatkan telah melakukan apa pun kejadian diri. Banyak sekali angan-angan mereka untuk masa depan itu menjadi harapan.
“Bagaimana kita merayakan hari jadi kita berdua mengajak Bimo saja? Aku memang saat ini masih belum bisa di katakan lagi demi mendapatkan kebaikan juga, aku mohon sekali-kali kencan ini sahabatku di ajak juga.” Ucap Anjani kepada Adam.
“Memangnya kenapa mengajak dia? Aku sebenarnya sangat risih dengan kedekatakan kalian berdua.” Ucap Adam.
“Kau cemburu? Sebenarnya aku dan dia tidak ada hubungan apa-apa selain sahabat dan di sini telah mendapatkan kejadian demi kejadian mendalam satu perasatu kejadian ini.” Jelas Anjani dengan nada yang begitu pelan.
“Bukan begitu, aku sebenarnya masih saja memikirkan kalau kalian di luar batas.” Ucap Adam.
“Hahha... kau ini ada-ada saja, di sini aku dan dia sudah lama berteman mungkin orang melihat kita berdua terlalu dekat. Sudah lah jagan di pikirkan lagi, aku memang tidak bisa menjauh darinya dan di saat ini aku masih temannya.” Ucap Anjani yang mendalam juga.
“Iya sudah terserah kau saja, jangan memikirkan kejadian yang sudah ada. Perlahan aku bisa menerima nya dan saat ini semua nya bisa di kendalikan satu sama lainnya, jangan memikirkan kalau aku tidak memperingati kau.” Ucap Adam dengan wajah yang begitu kesal juga di dalam ini masih membuat menderita.
Mau bagaimana lagi menghadapinya dan di saat ini telah bisa di kendalikan, Adam masih saja tidak bisa di kendalikan tidak pernah lagi setelah itu dia melihat Anjani dan Bimo bersama, rasa lega itu terlihat jelas saat ini semuanya bisa di kendalikan satu sama lainnya.
Beberapa hari sebelum nya Bimo dan Anjani bertemu saling jujur juga, di sini memang kejadian itu telah bisa di berikan kemudahan. Jangan sampai ada beban diri sampai telah bisa di katakan secara lainnya.
“Aku sih sebenarnya masih memikirkan cara bagaimana kalau Adam mau menerima kau.” Ucap Anjani secara tiba-tiba saja.
“Kenapa kau yang memikirkan itu dengan pusing? Kalau memang itu menjadi kebaikan kau untuk aku pergi juga enggak apa-apa, aku akan menjaga jarak agar kau bisa di lakukan demi menjalani satu sama lainnya di hadapan diri masih bisa di katakan dengan baik. Jangan pikir aku akan pergi untuk selamanya tetapi aku akan kembali jika kau akan membutuhkan aku saat ini aku masih berpikir kalau semuanya telah bisa di katakan dengan baik.” Ucap Bimo kepada Anjani.
“Aku sama sekali tidak mau berkata begitu, sangat berat untuk di jelaskan sampai detik ini pun aku masih bisa di katakan dengan baik lagi. Sepertinya dia memang tidak menyukai aku pergi dengan siapa pun selainnya.” Ucap Anjani.
“Sudah lah jangan di bahas lagi, aku sudah mengerti apa yang kau katakan saat ini juga. Perjalanan diri sampai lah di sisi lain akan terus menjadi perdebatan satu sama lainnya.” Ucap Bimo yang begitu tanpa memikirkan sakit perasaannya.
Bimo yang hanya tersenyum lebar di hadapan Anjani dan menjadi harapan kebahagiaan nya saja di dalam diri sahabanya itu.
“Kau baik-baik saja kan? Aku tidak mau mengatakan ini sangat berat di lidahku, aku sangat sedih sebenarny. Bimo aku berjanji agar kau dan aku bisa bertemu denganmu lagi seperti dulu.” Ucap Anjani.
“Jangan repot, tetap jalani apa yang membuat kau bahagia saja saat ini aku masih berpikir kejadian tersebut sudah bisa kita lakukan demi kebaikan juga. Anjani aku melihat kau bahagia saja sudah merasa lega dan di sini juga banyak harapan terjadi di setiap permasalahan diri.” Ucap Bimo yang mendapatkan kebaikan juga.
“Tidak, aku masih memikirkan persahabat kita juga. Di sini aku mau kau bisa mengerti aku, makanya aku saat ini masih bisa mengatakan dia pasti akan mengerti juga setiap permasalahan terjadi.” Ucap Anjani.
“Anjani, aku tidak meninggalkan kau jika kau butuh aku akan membantu, dan aku hanya bisa berharap semuanya bisa di kendalikan satu persatu tujuan hidup masing-masing. Itu sangat wajar kalau Adam cemburu atas kedekatakan kita berdua, sebenarnya aku merasa biasa saja dan saati itu masih bisa di kendalikan satu sama lainnya di dalam diri masih bisa di katakan harapan itu telah bisa di satu kan.” Ucap Bimo yang sudah tidak bisa di percaya lagi. Hanya senyuman itu terlihat jelas apa pun kejadian dia menjadi orang yang pertama di depan.