Adam telah bersiap-siap untuk keluar dari kamar nya, dan langsung menuju ketempat istrinya itu, Adam melihat punggung istrinya yang sedang sibuk menyiapkan sarapan untuknya pagi ini. Adam saat ini hanya duduk dan diam memandang punggung istrinya yang sedang asik membuat minuman hangat untuk suaminya, ia mengambil surat kabar pagi ini yang berada di atas meja makan.
"Astaga, sayang kau mengejutkan aku saja, kapan kau keluar dari kamar,"Tanya Sarah yang tidak dijawab oleh Adam.
"Kau masih marah soal kecoa tadi pagi itu" Sarah menekan kata kecoa,Sarah memberikan minuman yang dibuatnya tadi. Adam yang mendengar itu hanya melirik ' Awas kau sayang aku akan balas godaan mu ' batin Adam.
Adam masih duduk diam, ia terus melanjutkan membaca koran dan menyesap kopi yang dibuatkan oleh istrinya, Adam sedikit melirik kearah istrinya itu yang sekarang sedang merajuk karena Adam mendiamkan nya.
Setelah selesai sarapan Adam segera beranjak dari ruang makan dan segera bersiap pergi ke kantor, melihat Adam yang telah selesai dan sudah beranjak dari tempat duduk nya itu Sarah segera menghentikan Adam yang hampir menuju pintu keluar, Sarah meraih tangan suaminya yang menurut pikiran Sarah,suaminya ini sedang marah.
"Tunggu, sayang mengapa kau sangat semarah ini, aku cuma mengoda mu saja tidak bermaksud apa-apa,"ucap Sarah yang saat ini sedang menahan tangisnya.
Adam yang melihat istrinya hendak menangis itu tak tega untuk melanjutkan pembalasan untuk mengoda istrinya itu, Adam segera tersenyum dan menarik Sarah kedalam pelukan nya.
"Sudahlah aku hanya membalas mu," Adam tertawa puas melihat wajah istrinya pagi ini, ia merasa menang.
mendengar penuturan suaminya itu membuat Sarah terbengong,ia tak habis pikir suaminya bisa melakukan hal seperti ini.
"Kau tega sekali mengodaku sampai seperti ini , apa kau tau aku sangat ketakutan karena kau mendiam kan ku, aku takut kau kembali seperti Adam yang dulu," Tangis Sarah akhirnya pecah.
Adam yang melihat dan mendengarkan Sarah menangis di dalam pelukan nya itu hanya diam mendengarkan isi hati yang dirasakan istrinya itu. Adam pun saat ini merasa bersalah dengan apa yang di lakukan nya.
Cup...
Adam memberikan kecupan tepat di bibir Sarah, Adam memberikan ketenangan melalui kecupan manis, Sarah yang merasakan kecupan itu sedikit merasa hangat di hatinya.Sarah pun membalas apa yang ia rasakan saat ini.
"Kau tak marah kan!" Sarah memastikan dengan menatap mata suaminya itu.
Adam menatap tampa ragu dan membuat istrinya itu malu dengan tatapan suaminya itu.
akhirnya mereka tersenyum bersama karena kekonyolan yang dibuat mereka sendiri.
...
Adam bertemu dengan Bimo pagi ini untuk memulai rapat, Bimo melihat Adam terlihat murung, padahal baru kemarin ia melihat kedua wajah mereka sumringah.
"Ada kau sedang sakit Dam?" Tanya Bimo
"tidak apa-apa Bro. Aku hanya sedikit memikirkan sesuatu, Aku bingung mau menceritakan dari mana.
Bimo yang mendengarkan itu sedikit bingung dengan apa yang terjadi oleh temannya ini, ia hanya dapat menunggu bila teman nya ini sudah siap untuk berbicara.
"Bila kau butuh teman cerita jangan sungkan temui aku,"ucap Bimo.
...
Sarah memutuskan untuk bermain kerumah kediaman Caca dan kedua orang tua nya, dan kebetulan ada dua keponakan nya Caca yang sedang bermain disana.Caca terlihat sedang sibuk memilih milih cookies dengan bentuk paling lucu. Ia menunggu Sarah menyelesaikan panggangan kue terakhir. Caca duduk di kursi kayu yang melingkar dengan sebuah meja bulat didepan nya,tepat di bawah pohon sambil mengawasi Juno dan cheryl yang sedang asik bermain di atas rumput yang berlapis tikar piknik.
Mereka kini berada di taman belakang rumah keluarga Caca,tempat berlangsung nya acara pernikahan orang tua Juno dan cheryl 5 tahun yang lalu.
"Taraaaaa ini dia kue spesial buatan Aunty Sarah" Sarah memperlihatkan hasil masakan nya pada Caca dengan ala chef.
"Sar.. kenapa warna nya terlalu coklat?"
"Iya, jadi terlihat seperti warna kulit kekasih mu Ca, aku sedikit terlambat mengangkatnya" Sarah terkekeh geli.
Air muka Caca mendadak berubah,mengingat seseorang yang di maksud Sarah.
"Sar-" Caca menunduk malu.
melihat itu Sarah tertawa terbahak, baru kali ini temannya itu malu karena lelaki.
Sarah melihat kedua keponakan Caca yang sedang bermain itu sangat mengemaskan dan Sarah mencoba mendekati mereka yang sedang bermain.
"Heiiii Juno aunty kangen padamu~ oohh baby..ya mumumumu" Sarah langsung menghampiri Juno lalu mengangkat nya. mencium pipi tembam itu bertubi tubi.
"aaa aaaa mbuumm aaaa mbuum" Juno berontak dalam gendongan Sarah . ia ingin diturun kan. kembali pada mainan nya di bawah sana. Tapi aunty nya yang satu ini tidak mengerti. malah semakin mencium bahkan menggigit pipi nya.
"Sarah jangan ganggu dia bermain. kalau dia menangis susah di diamkan." ucap Caca.
Sarah akhirnya bergabung kembali dengan Caca, ia mengobrol bersama, Sarah menceritakan perihal kemarin Adam yang tiba-tiba merasa sakit di bagian perut dan sesaat ia membawa nya ke rumah sakit dokter bilang Adam dalam keadaan baik-baik saja, dari hasil pemeriksaan dokter, hasil labor dan usg nya mengatakan bahwa Adam baik-baik saja.
Caca mendengar cerita itu memberi saran Sarah untuk kembali memeriksakan kesehatan Adam ke dokter dan rumah sakit lain, agar dapat menjadi perbandingan.
"Sebaiknya kau bawa lagi suami mu ke dokter yang dulu menanganinya agar kau mendapatkan perbandingan, maaf sebelum nya bukan aku tak percaya dokter tetapi kita boleh bertanya dengan lebih dari satu dokter sebagai referensi saja,"caca memberikan pendapat yang ia pahami.
Sarah yang mendengar itu berfikir apa yang dikatakan Caca ada benarnya juga,"Baiklah aku akan membawa Adam kembali ke rumah sakit dimana dokter itu praktek" ucap Sarah sambil memakan cookies yang tadi ia dan Caca buat.
Mereka berdua sesekali melihat dua keponakan Caca yang sedang bermain dibawah mereka, Sarah tertawa setelah melihat cheryl merebut mainan Juno yang sedang ada di tangannya dan membuat Juno menangis.
Sarah melihat itu segera mengangkat Juno agar ia dapat menghentikan tangisnya, Sarah membuat Juno menjadi pesawat dan membawanya berlari kecil agar membuat Juno seperti pesawat terbang. Juno yang saat itu menangis seketika berhenti dan berubah menjadi tawa karena ia sangat senang sekali di perlakukan seperti ini dengan aunty Sarah. Caca yang melihat itu semua ikut tersenyum sembari ia mengambil cheryl yang ingin bermain seperti saudara nya itu. Akhirnya mereka bermain kejar-kejaran di taman belakang, terdengar suara tawa yang tercipta. Sarah sedikit melupakan kelelahan yang terjadi. Mereka bermain tampa melihat ada yang datang mendekati mereka.
"Wah nampak nya kalian berempat sangat bahagia," berdiri disana wanita dewasa yang tampak elegan dengan blazer dan rok span nya. ia benar itu adalah kakak Caca dan ibu dari kedua krucil yang tadi bermain bersama mereka.
"mamamamama," Kedua keponakan Caca berusaha berlari kearah ibunya.
"Apa kabar kak?" Sapa Sarah .
"Aku baik, lama tak bertemu, setelah kau menikah ini kali pertama lagi kau bermain kerumah," jawab Kakak Caca.
"Iya kak, aku belum sempat untuk bermain,"sarah menggaruk belakang kepala yang tak merasa gatal.
"Sudah tidak apa-apa, aku tau kehidupan pernikahan itu sangat menyita waktu dan perhatian," ucap kakak Caca.
"Dan kau apakah tak ingin mengikuti jejak teman mu itu"ucap kakak Caca yang menyindir adik nya.
Caca yang mendengar itu sedikit kesal dengan apa yang di ucapkan kakak nya, ia merasa tidak terlalu tua bila tidak menikah sekarang, ia masih mau menikmati kebebasan nya 1-2 tahun ini. Caca hanya diam mendengarkan godaan kakak nya itu.
"Sampai sekarang kau tak pernah mengenalkan kekasih mu kerumah ini, kami tak tau kau mempunyai kekasih atau tidak,"jawab kakak nya kembali.
"Sayang Juno,cheryl ayo kita mandi dulu,"ucap ibu Juno dan cheryl.
"ucapkan selamat tinggal dengan aunty Sarah dan aunty Caca sayang!"
"Dadadadada, nty," kedua anak itu segera menghampiri ibunya yang saat ini siap menuntun mereka masuk kedalam rumah.
Sarah memberikan pelukan dan kecupan di pipi mereka berdua dan di ikuti oleh Caca setelahnya sebelum pergi meninggalkan tempat ini.
Sarah yang mendengar itu melotot dan memandang Caca dengan tatapan tak percaya, ia belum bercerita atau pun mengenalkan Bimo kehadapan orang tua dan keluarganya. Sepeninggalan kakak nya Sarah meminta jawaban dengan apa yang di bicarakan oleh kakaknya itu.
"Apa kau belum menceritakan hubungan kalian kepada paman dan bibi," Caca yang mendengar itu hanya dpat menggeleng kepala nya.
"Bagai mana aku akan menceritakan hubungan kami, sedangkan kau tau sendiri orang tua ku sekarang ini sering nya di luar kota, dan kakak ku sudah memiliki rumah sendiri dan ia sibuk dengan kedua anak nya," bela Caca.
Sarah yang mendengarkan itu membenarkan apa yang di dengarnya saat ini, Caca kebanyakan tinggal sendiri di rumah besar ini, orang tua nya datang paling hanya 1 bulan sekali. terkadang itu yang membuat sedih Sarah melihat Caca yang selau merasa kesepian, tetapi sekarang Sarah bersyukur ada Bimo yang selalu menemani Caca selalu, Sarah berdoa agar kedua orang yang dikenalnya ini bisa hidup bahagia berdua.
"Pasti menyenangkan punya suami ya Sarah, berduaan terus,penuh tantangan dan hal baru!" gumam Caca.
Pletak! Sarah melemparkan mainan milik kedua keponakan nya tadi ke Caca.
"Awww sakit Sar! kenapa melempar ku?!" Caca mengelus mengelus jidat nya. walaupun hanya nampan berbahan plastik tetap saja terasa sakit.
"kenapa kau malah memikirkan hal seperti itu?!"
"Aku bukan memikirkan hal jorok, aku hanya berfikir akan sangat menyenangkan kalau mempunyai suami, otak mu yang m***m Sar!" Jawab Caca sambil mengelus jidat nya.
"oh.. Maaf ,"Tampa berdosa Sarah hanya mengucapkan kata maaf.
Sarah pamit pulang karena sudah terlalu sore takut suami pulang, karena ia membawa kunci rumah.
...
Sarah keluar dari kamar mandi dengan keadaan segar. Dari jarak sekian meter saja Adam mampu menghirup aroma tubuh dan shampo sang istri. Apalagi menyesap aroma itu secara langsung. Benar benar memabukkan!.
Sarah melangkahkan kaki nya ke arah meja rias. Melepas handuk kecil yang membungkus rambut basahnya.
Bathroom yang ia kenakan sedikit kebesaran. Mengekspos bahu mungil yang terlihat oleh Adam.