Pagi ini seperti biasa Sarah menyiapkan semua keperluan Adam untuk ke kantor dan tak lupa Sarah menyiapkan sarapan dan bekal sang suami. Setelah menyiapkan semua keperluan sang suami Sarah segera menuju kamar untuk membangunkan kan Adam.
"Selamat pagi Sayang, bangunlah kau harus berangkat ke kantor pagi ini." Ucap Sarah dengan lembut.
"Selamat pagi sayang," Jawab Adam kepada istrinya.
"Minumlah dulu air putih ini sayang," Sarah sudah mengetahui kebiasaan setiap pagi yang dilakukan oleh suaminya itu.
"Terima kasih sayangku," Adam memberikan senyuman manis kepada istrinya dan tak lupa Adam memberikan pelukan dan melakukan kegiatan morning kiss yang tak pernah dilewatkan oleh sepasang suami-istri ini.
"Mandilah Aku akan menyiapkan sarapanmu di bawah," segera Sarah meninggalkan sang suami dan menuju ke ruang makan.
Adam mendengarkan kan omongan Sarah segera menuju ke kamar mandi.
...
Tampak dari kejauhan Sarah sedang memikirkan sesuatu itu yang sangat mengganjal di dalam hatinya. Adam segera mendekati sang istri yang ia yakin bahwa Sarah sedang dilanda peristiwa aneh saat-saat ini.
"Hai, pagi-pagi begini Kenapa kau melamun sayang" Adam yang sedari tadi melihat Sarah duduk termenung dan menampilkan sorot mata yang yang tidak dapat dimengerti.
"Hai sayang, tidak apa-apa," ucap Sarah bohong.
"Makanlah ini sudah aku siapkan semua keperluanmu sayang,"
Sebenarnya Sarah masih memikirkan peristiwa semalam. Ia sangat penasaran mengapa akhir-akhir ini Adam selalu bermimpi buruk, tetapi ia tidak berani menanyakannya langsung kepada Adam.
Adam yang melihat Sarah melamun dan memikirkan sesuatu sebenarnya sangat tahu apa apa yang dipikirkannya, Adam belum berani menceritakan semua peristiwa yang terjadi di masa lalu.
Setelah mereka berdua menyelesaikan sarapan nya Adam segera menuju mobil, tak lupa Sarah merapikan kembali dasi dan jas sang suami.
Adam mencium kening sang istri nya."Sayang, hati-hati di rumah, telepon aku bila terjadi sesuatu," Adam memberikan senyuman manisnya sebelum ia melaju kan mobil.
Sarah melambaikan tangan "hati-hati di jalan sayang,"
...
Malam harinya.
Musik berdentam cukup keras memekakan telinga. Gemerlap lampu club malam membuat suasana semakin meriah. Puluhan pasangan muda-mudi telah ikut terlarut di dalamnya, bergoyang seirama sambil berpelukan mesra. Adam memicingkan matanya, menatap jengah lautan manusia yang ada di depannya. Adam sudah lama meninggalkan dunia malam, pria itu sekarang lebih sering menghabiskan waktunya di dalam perpustakaan pribadinya. Membaca buku yang disukainya membuat hati dan pikiran nya tenang. Namun malam ini, Adam sengaja meninggalkan rutinitasnya. Memasuki dunia malam lagi yang kata banyak orang menjanjikan banyak kesenangan. Hanya malam ini, malam di mana tepat 5 tahun lalu Adam merasakan sakitnya kehilangan dan penyesalan seumur hidupnya. Bukan untuk mengenang, hanya bertekat untuk melupakan. Meskipun Adam tahu, semuanya akan berakhir sama dengan malam di tahun-tahun sebelumnya. Kenangan itu akan terus datang dan menggerogoti hatinya yang telah terluka oleh penyesalan.
Sama sekali tidak ada gunanya. Adam tersenyum miris kemudian kembali meneguk minumannya dengan rakus. Membiarkan tenggorokannya terasa panas oleh minuman keras tersebut. Adam tahu, kesadarannya mulai berkurang dan sepertinya memang itulah tujuan sebenarnya.
"Ya! Kau tidak apa-apa tuan" Adam mendongak kemudian menyunggingkan senyumnya. Tangan kanannya terangkat, berusaha menyampaikan signal bahwa dia baik-baik saja, meskipun pada kenyataannya, namja itu hampir kehilangan kesadarannya.
"Kau terlihat sangat menyedihkan." Pria di depannya bergumam pelan kemudian memilih untuk ikut duduk di dekat Adam"Ayolah tuan, 5 tahun bukankah sudah cukup bagimu untuk melupakannya? Kau bukan lagi anak SMA yang harus meratapi cinta pada seorang wanita. Kau seorang CEO, pemilik perusahaan besar. Haruskah kau terlihat lemah hanya karena seorang wanita?" Bimo mendengus gusar, berusaha membuka mata sahabatnya.
Tetapi lihat apa yang terjadi, Bimo sangat hafal dengan rutinitas setiap tahun yang dilewati sahabatnya tersebut ialah menghabiskan malamnya seorang diri. Bimo selalu mengigatkan sahabatnya itu untuk melupakan dan mengikhlaskan Anjani dan memulai kehidupan barunya bersama sarah. Bimo tahu perjuangan sahabatnya itu untuk melupakan semua nya karna bagi Adam cintanya hanya untuk satu orang dan itu tidak akan berubah, meskipun orang itu telah jauh meninggalkannya.
"Aku sangat mecintainya" Adam mulai bergumam tak jelas. Bimo hanya bisa mengendikkan bahunya kesal sembari meneguk minumannya, menemani sahabatnya yang sebentar lagi mulai mengoceh panjang lebar tentang Anjani, mantan kekasihnya.
Adam menatap nanar gelas kosongnya, pikirannya kembali melayang pada peristiwa 5 tahun silam. Adam muda yang saat itu masih senang bermain dengan semua wanita. Begitu bersemangat ketika ada seorang wanita yang memintanya untuk berkencan. Dan pada saat itu Adam dan Anjani sudah menjalin hubungan yang mengarah ke arah yang lebih serius. Tetapi Adam tidak pernah memikirkan perasaan Anjani ia selalu ingin bersenang-senang. Mereka berdua selalu bertengkar, Adam yang selalu cemburu buta kepada Bimo sahabatnya, ia selalu merasa Anjani mempunyai hubungan di belakangnya. Adam yang sudah tersulut emosi dengan gelap mata ia memukuli Anjani yang saat itu sedang mengandung.
Adam yang mengingat semua peristiwa Silam hanya bisa menangis dalam diamnya. Adam tahu semua penyesalan sudah sangat terlambat. Dan Adam pun mengingat semua janji yang diucapkan olehnya nya untuk Anjani.
Adam meneguk minumannya kasar kemudian melangkah keluar mengabaikan sorak sorai orang-orang yang berada di dalam bar..
Bimo melihat gadis yang sangat cantik dan mengoda menurutnya sedang berjoget mengikuti alunan musik yang sangat keras.
"Haiishhhh,, gadis itu benar-benar luar biasa. Dia benar-benar sempurna. Bagiamana menurutmu ?" Bimo sedikit tersentak, ketika mendapati sahabatnya sudah tidak berada di sampingnya. Wajah kekanakannya tampak kebingungan mencari sahabatnya. Bimo mengusap rambutnya kasar kemudian segera bangkit untuk mencari sahabatnya. Bagaimanapun juga Adam sedang berada di bawah pengaruh alkohol, siapa yang bisa menduga apa yang akan dilakukan pria itu di saat dia mabuk?
"Haishhh,, merepotkanku saja" umpatnya kesal kemudian meninggalkan bar untuk mencari Adam.
...
Adam saat ini berjalan gontai tak tau arah dan tujuan saat ini .
Bruuukkk..
Adam tersadar dari lamunannya,ia terjatuh tak berdaya, dan saat ini seorang wanita dengan sigap menolong ketika ia melihat seorang lelaki yang tiba-tiba jatuh tidak jauh di depannya. Wanita itu berjalan menghampirinya membalik tubuh jangkung yang terlihat tidak berdaya di atas trotoar.
"Hei, kau tidak apa-apa?" Ucap wanita itu. Menepuk-nepuk pipi tirus pria tampan yang kini berada di atas pahanya. Adam terkesiap ketika bulu mata panjang pemuda itu mulai bergerak-gerak hingga perlahan terbuka.
"Mi..nu..m" ucapnya nyaris tak terdengar. Adam saat ini belum menyadari seseorang yang sedang bersamanya.
Sampai ia sadar secara penuh ia berada di pinggir jalan,"K..k..kau.." Adam yang saat ini sedang menunjuk muka orang yang telah menolongnya itu dengan perasaan takut.
"Hei, kau kenapa tuan? ucap gadis itu dingin.
"Apa kau saat ini sedang melihat hantu?" tanya gadis itu lagi dengan memberikan tatapan dingin yang membuat bulu kuduk berdiri setiap orang yang melihatnya.
...
.