Matahari masuk melalui celah-celah jendela, mengusik dua insan yang sedang tertidur pulas, Adam yang terbangun dengan perasaan baik sangat bersyukur karena ia tak mengalami hal atau mimpi buruk yang selama beberapa hari ini ia alami, ia memandang wajah Sarah yang masih tertidur disampingnya, ia tersenyum dan ia sedikit membelai wajah Sarah dimulai dari mata, pipi dan bibir, ia sangat bersyukur mendapatkan istri secantik dan sebaik Sarah, Adam pun tak memungkiri sekarang ia sedikit demi sedikit telah melupakan sosok Anjani yang selama ini terus berada di pikirannya, Sarah yang sedikit terusik tidurnya , karena sedari tadi ia merasa ada yang membelai dan memegangi wajahnya, sedikit demi sedikit ia telah membuka mata dan memfokuskan penglihatan nya. ia melihat wajah tampan suaminya yang saat ini sedang memandanginya dengan senyuman dan tatapan yang membuat Sarah terpesona pagi ini.
"Selamat pagi sayang," Sapa Adam dengan tatapan yang tak lepas dari Sarah.
"Pagi sayang," Sarah menjawab dengan suara yang sedikit serak menandakan orang yang baru bangun tidur.
"Bagaimana tidur mu nyenyak?"Tanya Adam .
"Emh.." jawab Sarah.
Sarah yang melihat wajah suaminya pagi ini sangat cerah tak sama dengan pagi-pagi biasanya."Tumben sekali kau bangun lebih awal sayang, apa tidurmu semalam nyenyak juga?" Sarah bertanya penasaran.
"Seperti yang kau lihat sayang, aku bangun tidur dengan hati yang ringan tampa beban, mungkin ini berkat coklat hangat mu itu," Adam menjawab sambil meliputi selimut yang telah terjatuh di bawah.
Sarah yang melihat Adam sedang melipat selimut, segera menuju untuk mandi, ia akan segera membuat sarapan untuk mereka pagi ini, Adam segera berolahraga ringan pagi ia sudah lama tak pernah berolahraga, Adam memulai dengan mengunakan treadmill dan bersepeda saja.
Sarah yang telah selesai mandi bersiap dan menyiapkan pakaian kantor Adam, di letakan baju dan jas kantor Adam yang baru.Melihat itu Adam tersenyum dati kejauhan.
"Sayang aku turun duluan ya, bila selesai berolahraga segera mandi dan baju mu telah ku persiapkan di atas kasur," Sarah bergerak cepat ke arah dapur.
Setelah nyaris 1 setengah jam berkutat dalam alat-alat gym, ia memutuskan untuk segera mandi dan bersiap-siap.
Setelah Adam selesai membersihkan dan membereskan penampilannya, Adam segera menuju meja makan, Sarah yang telah selesai membuat sarapan menunggu suaminya untuk turun sarapan, Adam yang telah sampai segera duduk di kursi yang berada di hadapan Sarah. Ia merasa takjub dengan makanan yang berada di atas meja makan. Makanan yang sudah lama sarah tak pernah membuatnya lagi, telur omelette dan nasi hainan yang sangat sederhana tetapi Adam sangat bahagia.
"Wah sayang, sudah lama kau tidak memasak ini," mata Adam berbinar-binar.
Segera Sarah melayani suaminya, ia sangat sigap dan telaten dalam mengurus rumah tangga ini. "Sudah jangan hanya dilihat saja, makan sudah ini semua ku buat kan untuk mu," sarah memberikan piring yang berisi nasi dan telur omelette, dan di sambut oleh kedua tangan Adam yang sudah siap mengambil piring itu dari tangan Sarah.
"Wah ini sangat enak sayang,"Ucap Adam dengan dengan mulut penuh dengan makanan.
"Habiskan dulu makanan mu itu sayang, nanti kau tersedak ,"ucap Sarah sambil tersenyum.
Sarah teringat dengan ucapan Caca kemarin, ia sedikit ragu untuk membicarakan itu dengan suaminya, ia sedikit takut dan tidak enak, karena ia takut Adam akan tersinggung.
"Kenapa sayang, kau sepertinya sedang memikirkan sesuatu, apa kau mau menceritakan dengan ku!" Melihat istrinya tiba-tiba diam Adam sedikit bertanya.
"Kemarin, tapi janji kau tak akan marah atau tersinggung dengan apa yang akan ku bicarakan ini," Adam yang sedikit bingung hanya mengangguk.
"Iya ada apa sayang , mengapa kau membuatku penasaran begini," jawab Adam.
"Baiklah, kemarin aku bercerita tentang masalah kau yang berjalan sampai ke pinggir danau, dan Caca Manyaran kan kau dan aku menemui psikiater, tapi maaf sayang ini bukan maksud mengatai mu,"Sarah mengatakan sambil menundukan kepalanya.
Adam yang melihat itu segera menuju kesamping tempat duduk istrinya dan memeluk nya,"Hei sayang aku tidak akan marah kalo hanya membicarakan masalah psikiater,psikiater itu bukan untuk orang yang terganggu jiwanya , tetapi mereka adalah orang ahli yang membantu orang yang lagi kesusahan dalam masalah di hidupnya,"Adam menjelaskan yang ia tahu.
Mendengar suaminya berkata sepeti itu membuat Sarah menjadi sedikit lega."Baiklah, mungkin nanti kita akan cari jadwal yang tepat, agar kita dapat berkonsultasi,"Adam menatap Sarah dan tersenyum.
Adam dan Sarah melanjutkan sarapan mereka yang tertunda akibat pembicaraan, setelah selesai Adam segera menuju ke kantor.
...
Sarah membersihkan semua ruangan dan sudut-sudut rumah, ia segera mengambil jas dan dasi suaminya yang tergantung di sudut ruang kerja nya, sudah jadi kebiasaan Sarah sebelum mencuci pakaian ia memeriksa semua saku-saku baju dan celana, Sarah mendapatkan banyak daun disaku celana Adam, ia sangat bingung mengapa suaminya ini mengantongi daun kering, tetapi Sarah tidak berfikir aneh ia meletakan dedaunan itu di atas meja, karena ia takut mungkin daun itu memang sengaja dibawanya dan di kantongi nya, segera Sarah menuju ruang laundry dan ia segera melakukan pekerjaan lainnya , jam menujukan tengah hari tetapi pekerjaan rumah Sarah belum selesai, ia memutuskan untuk beristirahat setelah mengangkat baju yang telah di cuci untuk dibawa ke taman belakang, ia bersantai sejenak di bawah pohon dan meminum minuman dingin yang telah ia bawa dari dapur, Sarah menyeka keringat yang bercucuran akibat banyak bergerak. Lama Sarah beristirahat sejenak, dan akhirnya ia melanjutkan pekerjaan nya menjemur.
Sarah sangat bangga dengan apa yang telah ia kerjakan, tak ada satu pekerjaan rumah yang terlewatkan, ia bekerja sendiri tampa di bantu oleh asisten karena ia telah berjanji untuk belajar mengerjakan semua sendiri kecuali ia lagi sedang tidak enak badan atau sedang melakukan pekerjaan lain.
Sarah melanjutkan untuk menyiapkan bahan-bahan untuk dimasak malam nanti, ia bingung akan memasak apa, karena ia telah mengeluarkan semua kemampuan yang ia tau, Sarah melihat-lihat buku resep yang ia beli sewaktu akan menikah dengan Adam dulu, ia membawa buku itu ke meja makan dan membolak balik kan lembar demi lembar untuk melihat reverensi masakan yang dapat ia contoh dan masak, ia tau kemampuan memasaknya belum bisa dikata jago tetapi ia mau membuat suaminya senang dengan semua masakan nya itu. Ia akhirnya memutuskan membuat nasi carry yang menurutnya mudah dan simpel, ia tersenyum melihat semua bahan nya sudah lengkap, dan ia segera memulai membersihkan dan mengupas bahan-bahan nya itu.