Bab 32

2023 Words
Sarah yang sedang menikmati suasana itu dikagetkan dengan instruksi dari Caca yang mengatakan pesanan kami telah datang. "Hei.. Sarah apa kau sedang melamun,"tanya Caca. "Eh.. maaf aku terlalu menikmati suasana ini, mengapa disini sangat nyaman dan mengapa aku baru mengetahui ada tempat sebagus dan senyaman ini," ungkap Sarah. Sarah melihat pelayan itu dengan sigap menata semua pesan yang telah di pesan oleh mereka berdua. Mereka berdua takjub dengan hidangan yang datang terlihat sangat enak dan cantik. "Permisi nona semua pesanan anda telah keluar, silahkan menikmati," pelayan tua itu pamit dari meja Sarah dan Caca. Sarah lalu memulai memakan dan betapa kagetnya ia merasakan steak yang di pesan nya itu sangat lezat, mata nya membesar saat merasakan sensasi kelezatan restauran bintang lima, ini tak pernah ia rasakan di kafe-kafe. Sarah menawarkan Caca untuk mencoba makanan yang di pesan nya tadi."Coba lah ini Ca, ini sangat lezat rasanya, kau pasti tak percaya rasa nya seperti kita makan di restauran mahal,"Sarah memotong daging dan menyuapkan kepada Caca. Caca memakan potongan daging itu dan benar apa yang di ucapkan oleh Sarah itu sangat enak. Caca pun menyesap minuman s**u karamelnya itu pun sangat enak, Sarah dan Caca sangat bahagia dengan apa yang mereka makan semua sangat enak dan lezat. Sarah mencoba meminum pesanan red wine nya dan tak ada satu kata pun yang terucap dari bibirnya, semua sangat enak dan lezat. Sarah dan Caca menikmati semua hidangan itu dengan hati yang bahagia, Sarah merasa mood nya kembali membaik. ... Sarah dan Caca menuju kekantor Adam dan Bimo, Caca segera menuju ke ruangan kekasihnya dan disana juga ada Adam yang sedang mengerjakan berkas, Adam yang melihat istrinya itu tidak begitu kaget atas kedatangan nya, karena ia tahu istrinya ini akan pergi bersama temannya. Adam segera menghentikan semua pekerjaan nya dan mendekati istri nya itu,"Sayang,"Adam langsung menghambur ke pelukan istrinya itu. Sarah pun segera memeluk suaminya itu,"Ada apa kalian datang kekantor?" tanya Adam. "itu aku mengantarkan gadis yang ingin menemui kekasihnya," sarah berbicara sesekali melirik teman nya yang sudah memerah mukanya. "Ooh , kalo begitu mari sayang kau ikut aku keruangan kerja ku saja, tak enak kita disini nanti menganggu mereka,"Bimo yang mendengar teman nya mengoda memberikan tatapan tajam. "Iya sana , kau sangat menganggu saja, "Bimo mengusir Adam dan melihat itu Bimo mendapat cubitan dari Caca yang semakin malu. ... Saat ini Bimo dan Caca duduk di sofa yang berada di ruang kerja nya."Aku senang kau mau mampir kekantor ku sayang,"  "Aku kemari hanya mengantarkan ini,"Caca menyerahkan bekal makan siang untuk Bimo. Bimo menerima dengan mata yang berbinar, " karena kau telah disini,temani aku untuk makan siang Sayang," pinta Bimo. "Sebaiknya kau ajak juga Adam, karena aku membuatkan nya banyak," Bimo mengangguk dan segera mengambil ponselnya untuk mengajak nya makan. "Baiklah ayo kita pergi keruangan untuk memanggilnya dan kita akan makan di atap gedung ini , karena disana sangat bagus pemandangan nya." Ajak Bimo dan di ikuti oleh Caca. ... Adam yang saat ini berada di meja kerjanya sedang melanjutkan pekerjaan nya, sebenarnya ia sangat ingin bermesraan dengan istrinya itu tetapi istrinya menolak karena ia tidak mau mengganggu pekerjaan suaminya. Di lirik nya Sarah yang sedang asik membaca majalah, sesekali ia melihat Adam dan menawarkan sesuatu. cklek.. Pintu ruangan Adam terbuka, dan melihatkan sepasang kekasih itu masuk. "Adam apa pekerjaan mu masih banyak?" tanya Bimo. "Tidak begitu banyak lagi kenapa?"tanya Adam. "Ayo kita makan siang dulu, Caca membawakan kita berdua bekal, sebaiknya kita makan di atap gedung ini karena disana suasananya bagus. Adam melihat Sarah mengangguk karena ini sudah menunjukan waktu untuk makan siang,"Baiklah ayo," Adam menyetujui ajakan Bimo dan ia berjalan bergandengan bersama Sarah. Di atap gedung mereka berdua memulai membuka bekal,"Sayang suapi aku,"pinta Adam kepada istrinya itu. "Iss , kau tak malu kah dilihat oleh mereka,"  "Kenapa harus malu, kau kan istri ku,"  "Sayang aku juga mau disuapin oleh mu," Caca yang mendengarkan ucapan Bimo mengangguk malu. "Kalian berdua manja sekali," jawab Sarah dan Caca mengangguk memberi persetujuan yang di ucapkan oleh Sarah. Akhirnya Sarah dan Caca menyuapi pasangan masing-masing."Kau tak ikut makan sayang?" Adam bertanya kepada Sarah. "Tidak Aku sudah makan tadi di kafe dekat kantor kalian," jawab Sarah. Adam yang mendengarkan itu mengangguk, Sarah melanjutkan menyuapi Adam. Adam melihat Caca yang merasa sungkan terhadap nya mencoba mencairkan suasana. "Ehemm.. Caca sebaiknya kau tak perlu sungkan lagi terhadapku, kau perlu hanya menganggap ku seperti Sarah, kau telah menjadi kekasih teman ku berarti kau sudah ku anggap temanku juga, mulai dari sekarang anggap aku teman mu,"Adam menatap Caca dengan senyuman yang manis. Mendengar itu Caca merasa sangat senang," Iya terimakasih," Jawab Caca. Bimo dan Sarah melihat itu sangat senang, dan mereka sekarang sedang tertawa bersama. Setelah mereka menyelesaikan makan, Sarah mencoba melihat-lihat ke semua arah yang bisa di jangkau oleh penglihatan nya, ia bisa melihat kota dan kafe yang mereka datangi tadi, tapi betapa kaget nya Sarah melihat gedung itu seperti bangunan terbengkalai, berbanding terbalik dengan apa yang ia lihat waktu memasuki kafe itu. "Ca.. ca kemari.." Sarah yang sangat kaget segera menghampiri Caca dan membawanya menuju apa yang dilihatnya tadi. "Apa sar,kenapa kau sangat kaget begitu?" tanya Caca penasaran. "Itu lihat," Caca melihat kearah yang ditunjuk Sarah. "Iya , kenapa itu kafe yang kita datangi tadi,"caca sedikit bingung dengan perubahan sikap temannya ini. Sarah di buat kaget kembali ketika ia melihat bangunan yang tadi seperti bangunan terbengkalai, tetapi sekarang bangunan itu tidak seperti yang dilihatnya tadi, Sarah sangat bingung dengan apa yang terjadi. "Kau kenapa sar?"Tanya Caca. "Tadi aku melihat bangunan itu seperti bangunan terbengkalai Ca, rasa nya tidak mungkin aku salah lihat," Ucap Sarah sedikit frustasi. Caca yang melihat sekali lagi bangunan itu merasa tak ada yang aneh, bangunan itu seperti banguna-bangunan lain. "Sudah lah mungkin tadi kau melamun," Sarah yang melihat lagi sedikit merinding karena bangunan itu tampak aneh. ... Sarah dan Caca pulang bersama. Sarah menyetir mobil milik Caca." Sarah, bagaimana menurut mu dengan Bimo? " tanya Caca di tengah perjalanan mereka pulang. " Hmm.. Telinganya aneh " jawab Sarah santai. Caca memukul kepala Sarah dari belakang. " Bukan itu maksud ku! Aku tidak bertanya tentang telinganya! Aish.. Apa menurut mu dia tampan? " tanya Caca lagi. Sarah memutar bola matanya malas menjawab pertanyaan bodoh Caca. " Sarah! mengapa kau tidak menjawab?! Sarah?! " teriak Caca. Tiba-tiba Sarah menginjak gas mobil nya sehingga melaju cepat, membuat Caca hampir terjungkal kebelakang. " Y-Ya! Pelan-pelan! " teriak Caca sambil berpegangan kuat. " Sudah sampai, aku turun ya ,trimakasih tumpangan nya! " kata Sarah yang langsung keluar dari mobil. Caca ikut turun lalu memukul kepala Sarah sekali lagi. " Ya! " bentak Sarah sambil memegangi kepalanya, Sarah bukan nya marah malah tertawa. "Apa kau gila?! Aku tadi hampir terjungkal tadi! " kata Caca . " Karena kau cerewet sekali! " jawab Sarah. " Aish! Apa kau tidak mampir dulu? Aku kemarin membuat cake " Sarah menawarkan Caca untuk masuk ke rumahnya. " Tidak bisa.. Aku harus menjemput si kembar di rumah kakak ku untuk menginap di rumah " jawab Caca. " Oh.. Baiklah.. tapi tunggulah sebentar aku akan membawakan cake untuk si kembar. Titipkan salam ku pada kakak mu dan si kembar.. Aku masuk dulu yah.. " kata Sarah lalu masuk ke dalam rumahnya. Caca diam sebentar di depan rumah Sarah, setelah Sarah keluar membawakan cake itu lalu dia pun pergi. " Aku pulang..! " teriak Caca saat Sarah hendak masuk ke dalam rumah. ... Sore hari Sarah memilih untuk menyiram tanaman yang sudah lama tak dikunjunginya. Tangannya memegang selang air dan menggerakkannya ke seluruh tanaman yang berjejer rapi di sekitar pagar bata tinggi itu. Siulan lirih mengalir lembut dari bibirnya, terkadang alunan lembut suara Sarah mengiringi aktivitasnya saat ini. Untuk menghilangkan kejenuhannya sehari-hari, Sarah memilih merawat berbagai tanaman di taman yang tak bisa dibilang sempit. Cukup luas, bahkan bisa digunakan untuk bermain bola. Sarah memang memilih tinggal di rumah dari pada harus bekerja kantor,Sebenarnya Adam memperbolehkan sarah bekerja bahkan bekerja di kantor milik nya tetapi Sarah menolaknya. Bukannya bisa lebih dekat dengannya kalau satu kantor? memang, tapi Sarah ingin menjadi istri yang sesungguhnya memasak, mengurus rumah dan suami, bahkan menunggui suami pulang dari kantor, itu yang ada di pikiran Sarah, Ia tak mau mereka sama-sama sibuk dengan semua pekerjaan kantor. Bibir tipis Sarah mengulas senyum berulang kali, mata besar nya menatap sayang bunga-bunga yang ia tanam di taman ini. Setelah Sarah menyelesaikan merawat tanaman nya, Sarah beranjak masuk ke dalam rumah dan menuju ke ruang tv. Kini Sarah duduk melihat layar lebar di depannya, tangannya menekan tombol remote yang sedari tadi dipegangnya. Mencari-cari tayangan yang sekiranya menarik baginya. Berhenti di satu chanel, berubah di detik berikutnya. Bosan melanda Sarah jika harus terus seperti ini. Sejenak ia melirik jam di dinding. Sudah waktu nya ia memasak makan malam, Ia beranjak dari duduk malasnya dan berjalan ke dapur. Tak ada kata bosan untuk Sarah kalau sudah menyangkut memasak. Walau Sarah tidak terlalu berbakat dalam memasak tetapi ini juga salah satu dari kegemarannya dalam membunuh kebosanan. Teringat bahwa tidak ada telpon dari sang suami yang memberitahu akan pulang terlambat lagi, Sarah berniat menyiapkan makan malam untuk suaminya. ... "Bim, sepertinya hubunganmu dengan Caca semakin mesra saja..." celetuk Adam sambil membuka-buka dokumen di hadapannya. Bimo menoleh sesaat, tangannya meletakkan bolpoin yang ia pegang. "Apa terlihat seperti itu?" "Menurutmu?" Adam balik bertanya. "Yaa! Aku tanya.." Dokumen-dokumen yang ia pegang ditutupnya pelan lalu berjalan mendekati Bimo. "Sangat mesra, bahkan jauh lebih mesra dari ku dan istriku." Kedua bola mata Bimo membesar. "Benarkah, itukah yang kau lihat?" Bimo sedikit malu dan juga bangga. "Aku akan secepatnya melamar nya,kau dan istrimu harus membatu ku," ucap Bimo bersungguh-sungguh. "Aku dan istriku selalu akan membantu dan mendukung kalian berdua," Adam mewakili Sarah. ... Rintik hujan turun di kota malam ini, dingin menyerbu kulit Adam yang berusaha menerjang jalanan itu. Bibirnya sedikit menggigil, meski ia naik mobil pribadi namun terjangan angin mampu menggoyangkan tubuhnya. Butuh waktu kurang lebih setengah jam ia sampai di rumahnya. Segera ia masuk ke dalam rumah yang terlihat sepi. Adam memasuki kamar dan mendengar gemericik air dari dalam kamar mandi, ia segera melepaskan jas dan dasi yang masi menempel di badannya saat ini. Ia merasa haus dan segera pergi kearah dapur, dilihat nya Istrinya sedang berada di dapur sedang menata makan malam. Adam berdiri melamun, ia melihat Sarah yang mondar mandir menyiapkan makanan untuk mereka, Sarah yang menyadari suaminya pulang tersenyum dan menghampiri suami nya yang sedang berdiri mematung. "Sayang, kau kenapa hanya berdiri disana?" tanya Sarah. Adam masih berdiri mematung tak bergeming sama sekali, ia merasa aneh, kalo yang dilihat nya ini benar istrinya berarti siapa yang ada dikamar mandi, Adam dibuat pusing dengan kejadian-kejadian aneh ini. Sarah yang melihat Adam hanya berdiri mematung,akhirnya memutuskan untuk mendekati suaminya itu. "Hei.. kau kenapa berdiri saja, aku tadi memanggilmu Sayang," Sarah membelai surai rambut suaminya, dan membuat Adam yakin bahwa yang dilihatnya ini benar-benar sarah. "Apa kau memerlukan sesuatu sayang?" "Air.." Adam menjawab masih dengan wajah datarnya. "Oh kau ingin minum ya," Adam hanya dapat mengangguk saja. Sarah mengambilkan air putih dan diberikan kepada suaminya, Adam mengikuti Sarah dari belakang dan duduk di kursi makan. Sarah memberikan 1 mug besar air minum dan Adam langsung meminumnya dengan rakus nya. Sarah menyuruh Adam segera membersihkan diri dan makan malam. Adam sedikit ragu untuk pergi mandi, tetapi Adam tak mau membuat Sarah curiga. "Tunggulah sebentar aku akan segera turun kembali," ... Adam yang sudah berada di depan kamar mandi, dengan ragu membuka pintu kamar mandi, dan tak ada yang dilihatnya. Adam selesai membersihkan diri segera turun kebawah dan menuju ke ruang makan. Adam yang datang langsung duduk di kursi nya, Sarah memberikan piring yang sudah berisi nasi dan di berikan kepada Adam, Adam menyantap makan malam nya dengan nikmat, Sarah yang melihat Adam memakan makanan nya hanya tersenyum karena ia bahagia dapat makan bersama suaminya itu. Setelah selesai makan malam Adam dan Sarah duduk di depan tv dan menikmati buah yang sudah disiapkan oleh Sarah, Sarah yang saat ini menyandarkan kepalanya di paha sang suami merasa nyaman sekali, Dan Adam tengah asik menonton acara yang mereka tonton, terkadang mereka berdua tertawa melihat drama yang mereka tonton. Adam mengelus rambut istri nya dan sesekali menciumi istrinya itu,"Sebaiknya kita beristirahat sayang," dan mendapatkan anggukan dari Sarah.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD