Sepik Kapten Damar

1103 Words

Batari-ku? Sebuah panggilan sederhana namun sukses membuat pipiku kembali terasa panas, panggilan itu bahkan terasa lebih intim, lebih mengena, memang ya gombalan pria matang itu lebih yahud dan mantap. Perlu usaha yang sangat keras dariku agar aku tidak menjerit karena kupu-kupu ini bertebaran di dalam perutku. Bunda, Bun, anakmu di sepik-sepik Bapak Tentara ini, Bun! "Tinggal di rumahmu?" Aku berdeham, menyembunyikan perasaan salah tingkahku agar tidak kentara di hadapan Mas Damar, meski salting jaga image itu wajah. Alih-alih menunjukkan perasaanku yang sebenarnya, aku justru mengulang apa yang baru saja dia tawarkan, sejujurnya tidak mempercayai apa yang baru saja aku dengar. Diantara banyak hal yang mungkin saja akan dikatakan Mas Damar untuj flexing membanggakan dirinya, aku sama s

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD