Untuk beberapa saat aku sempat mengira jika Ayah akan menghajar Kapten Damar, tapi rupanya Ayah hanya menggeram sebelum akhirnya dia membuang wajah, namun tetap saja aku mendengar u*****n darinya saat berlalu. "Lihat saja, aku tidak akan memberikan restuku kepada begundal macam dirimu, Damar. Biarkan saja Batari menjadi perawan tua sekalian daripada harus menikah dengan......" "Pergilah, Mas Agung. Dan berhenti berbicara buruk tentang anakmu sendiri. Kamu cuma mempermalukan dirimu sendiri." Bukan Kapten Damar yang angkat bicara, tapi juga Bunda, kali ini menyelamatkan harga diri beliau yang berceceran, Ayah memilih untuk melengos pergi, mungkin hendak menyusul gundiknya yang kelaparan. Aku tidak tahu bagaimana mereka akan pergi mencari makan tapi yang jelas semua kunci kendaraan sudah a