"Oooh ini, nggak apa-apa, Mas. Selama nyawa saya belum lepas, saya baik-baik saja." Pada akhirnya aku memilih untuk tidak membagi apa yang terjadi, tidak perlu kaku jelaskan kepada siapapun siapa yang melukaiku hingga sehancur ini. Dan sepertinya kalimat tanya yang diberikan Kapten Damar ini pun hanya sebatas basa-basi semata karena setelahnya dia hanya mengangguk dan kemudian dialah yang mendorong pintu ruang rawat VIP yang nyaman ini untukku, "silahkan......" Aku mengangguk atas sikap sopannya, dan memasuki ruang rawat VIP yang sangat nyaman ini, mendengar langkah kakiku, Yuki, si gadis cantik bermata seperti bulan sabit ini menoleh ke arahku, tatapannya tampak kebingungan seolah ingin menyapa tapi juga ingin bertanya, sampai akhirnya saat aku memutuskan untuk tersenyum lebih dahulu s