Agung ternganga melihat dua kardus yang ada di hadapannya berisikan seragamnya yang bahkan tidak tersetrika dan pakaian lainnya yang dimasukkan asal-asalan campur aduk. Berbeda dengan pakaiannya yang selalu necis, rapi, dan bermerek, terlihat baru dan wangi, pakaian yang ada di dalam kardus tampak kumal, lusuh, dan menyedihkan. Agung menelan ludah kelu, dirinya sama sekali tidak percaya anaknya akan memakinya dan menyamakan dirinya sama seperti tikus menjijikkan di gudang rumahnya. Kemarahan itu menggumpal di dalam dadanya saat melihat dagu Batari menantangnya namun mengingat ternyata putri kesayangannya yang selalu menatapnya penuh hormat tersebut memiliki banyak backingan berpengaruh Agung terpaksa menelan kembali kemarahannya. Agung cukup berpuas diri menunjuk pada Batari sembari mena