"Dalam situasi seperti ini, bahkan aku belum tahu namanya," lanjut Anggara, mengakui bahwa ada sesuatu yang sangat menarik tentang gadis itu yang membuatnya ingin tahu lebih banyak.
"Tidak ada yang membuatku terpesona seperti ini sebelumnya," ucap Anggara.
Anggara melangkah ke arah jendela, memandang keluar dengan pandangan yang dalam. "Aku ingat motor gadis itu, juga plat nomornya," ujarnya dengan rasa percaya diri.
Rencananya untuk mencari tahu lebih lanjut tentang gadis tersebut semakin terperinci dalam pikirannya.
"Dalam hidup ini, aku tidak akan membiarkan kesempatan melewatiku," Anggara berkata dengan nada yang tegas, menunjukkan bahwa dia telah mengambil keputusan untuk mengikuti hasratnya dan mencari gadis itu, tak peduli seberapa sulit atau rumitnya.
Dua menemukan Keyra. Ia bahkan belum memperbaiki mobilnya akibat gadis itu. Dia sengaja melakukannya, agar saat bertemu gadis itu lagi ada bukti.
Dua minggu kemudian, dari sudut ruangan, mata Anggara tiba-tiba menemukan sosok yang selama ini ia cari. Gadis yang telah menabrak mobilnya dua minggu lalu, Keyra.
"Gadis itu,"ucap Anggara pelan. Anggara pun melirik ke arah Rubenz asisten pribadinya. Lalu Anggara berkata, "kamu kembali ke kantor naik taksi." Ruben pun mengangguk lalu meninggalkan Anggara
Setelah kepergian Ruben, Anggara tetap memperhatikan Keyra.
Keyra, ternyata sedang bekerja sebagai pelayan di restoran tempatnya berada.
Anggara merasa dadanya berdebar kencang, saat memperhatikan Keyra.
Anggara berkata dalam hati, 'perasaan apa ini. Mengapa saat aku melihat gadis itu jantungku berdetak lebih cepat.'
Anggara melihat Keyra sibuk membereskan meja yang baru saja ditinggalkan oleh seorang pengunjung. Wajah Keyra tampak serius dalam menjalankan tugasnya, sambil merapikan piring dan gelas yang masih berserakan di atas meja. Anggara, yang baru saja selesai bertemu dengan relasi bisnisnya di ruang VIP restoran, tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Keyra.
Pandangan Anggara menelusuri setiap gerakan Keyra dengan rasa tertarik yang sulit dijelaskan.
'Gadis yang menabrak mobilku, gadis yang menolak tawaranku dengan tegas, kini berdiri disini sebagai pelayan," ucapnya.
Dalam keheningan yang ada, Anggara merasa bahwa takdir telah mempertemukannya kembali dengan Keyra, dan pertemuan ini bisa saja menjadi awal dari kisah yang sama sekali berbeda.
Di sisi lain Keyra tengah bekerja dengan semangat di restoran, memastikan setiap tugasnya dikerjakan dengan baik.
Dalam hatinya, dia berusaha memberikan motivasi pada dirinya sendiri dalam hati, 'Aku harus semangat. Sudah tak ada ayah lagi. Aku harus rela tak kuliah dan fokus kerja. Aku tak mau mengandalkan kak Adam. Kak Adam sudah punya impian untuk menikah tahun ini.'
Setelah kematian Surya sepuluh hari yang lalu akibat kecelakaan kerja, Keyra merasa bahwa tanggung jawab baru telah jatuh pada pundaknya.
Dia menyadari bahwa dia tidak bisa lagi mengandalkan ayahnya, dan sekarang harus mengambil peran yang lebih besar dalam keluarganya.
Meskipun hatinya sedih dan terluka karena kepergian ayahnya, Keyra tahu bahwa dia harus tetap kuat demi masa depan mereka.
Keyra juga memahami keinginan Adam, kakaknya, yang ingin menikah tahun ini. Dia tidak ingin menjadi beban bagi Adam yang sudah memiliki tanggung jawab sendiri. Oleh karena itu, dia telah memutuskan untuk mengambil cuti kuliah sementara, agar dia dapat fokus bekerja dan memberikan dukungan finansial bagi keluarganya.
Dalam situasi yang penuh tantangan ini, Keyra mencoba menjaga semangatnya tetap tinggi. Dia berusaha beradaptasi dengan perubahan dalam hidupnya dan memastikan bahwa dia dapat memenuhi tanggung jawabnya dengan penuh dedikasi.
Keyra yang tengah asyik merapikan meja di restoran, berfokus pada tugasnya, ketika tiba-tiba suara berat memanggil namanya, "Keyra." Dia langsung tersentak dan segera mengarahkan pandangannya ke belakang, mengidentifikasi asal suara yang mengejutkan itu. Alangkah terkejutnya Keyra ketika matanya bertemu dengan Anggara yang tampan dan gagah, mengenakan setelan jas yang membuatnya terlihat begitu mempesona.
Anggara menatap mata Keyra dengan tatapan yang menarik perhatian, dan dengan suara lembutnya, ia berkata, "Takdir rupanya senang mempertemukan kita lagi."
Keyra merasa dadanya berdebar kencang, tak percaya bahwa dia sekarang berada dalam satu ruangan dengan pria yang kini menjadi sumber perhatiannya.
Tidak ada yang mengingatkan dirinya pada pertemuan sebelumnya, ketika mereka berdua terlibat dalam insiden tabrakan. Kini, mereka berdiri di hadapan satu sama lain dengan suasana yang berbeda, dan Keyra merasa campuran antara kejutan dan perasaan yang sulit dijelaskan.
Dalam keheningan yang ada, Keyra merasakan getaran di dalam dirinya.
Anggara dengan mantap meminta Keyra untuk mengikutinya, "ayo ikut aku dulu."
Tetapi Keyra menolak dengan alasan sedang bekerja. Namun, Anggara segera menyahut, "Tidak akan jadi masalah. Ayo cepat ikut aku dulu." Meskipun terpaksa, Keyra akhirnya mengikuti langkah-langkah Anggara. Mereka berjalan bersama hingga akhirnya tiba di depan mobil Anggara.
Dengan wajah serius, Anggara menunjuk ke mobilnya yang rusak. "Lihatlah! Akibat ulahmu, mobilku rusak dan belum diperbaiki," katanya dengan nada yang menegaskan. Keyra merasa terpukul mendengarnya, tetapi dengan nada cuek, dia menjawab, "Ya ampun, Anda kan kaya. Perbaiki saja sendiri."
Namun, dengan cepat Anggara mendekati kepala Keyra, hampir merapatkan tubuh mereka. Dia berbicara dengan suara yang hampir berbisik, "Ayo, habiskan malam bersamaku. Lalu kamu boleh pergi dan bebas." Bisikannya terdengar penuh daya tarik, menggugah perasaan Keyra meskipun dia tahu bahwa tawaran ini mungkin memiliki maksud terselubung.
Keyra merasa terjebak dalam situasi ini, tidak tahu bagaimana harus bereaksi. Dia mempertimbangkan tawaran Anggara, namun hatinya juga memperingatkannya untuk tidak mudah jatuh dalam permainan ini.
Dengan wajah yang agak tegang, dia bertemu tatapan Anggara, merasakan sentuhan mata tajam pria itu yang sepertinya menyiratkan lebih banyak dari yang terlihat.
Dalam hati, Keyra merasa ragu dan skeptis terhadap niat sebenarnya Anggara. Dia tak ingin menjadi korban p****************g yang mungkin memiliki niat jahat. Keyra pun berkata dengan sedikit nada skeptis, "Jika aku tak mau pergi dengan Anda, apa yang harus saya lakukan?"
Anggara tersenyum dan dengan tegas menjawab, "Berikan aku uang ganti rugi 100 juta." Jelas sekali bahwa Anggara ingin mendapatkan sesuatu dari situasi ini, entah itu uang atau mungkin niat lain yang belum terungkap.
Keyra merasa tertekan mendengar jumlah yang besar tersebut. Dia menunduk lesu, tahu bahwa gajinya sebagai pelayan mungkin hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari. Keyra merasa dilematis, dia tahu tidak mungkin membayar jumlah yang diminta Anggara. Namun, dia juga tidak ingin menjadi korban tuntutan atau ancaman.
Dengan rasa putus asa, Keyra menatap Anggara dengan perasaan campuran antara kesal dan frustasi. Dia merasa seperti sedang terjebak dalam situasi sulit yang tak terduga dan tidak ada jalan keluar yang mudah. Di antara rasa bingung dan kebingungan, Keyra berusaha mencari solusi terbaik untuk menghadapi situasi ini.
"Jadi bagaimana Nona Keyra? Mau bayar 100 juta atau habiskan malam ini denganku?" Bisik Anggara di telinga Keyra.