Shanum menatap pada Gilang yang mengeluarkan motor Vario-nya. Pria itu mengklason motor itu beberapa kali. Dan menepuk kursi belakang motor itu beberapa kali dan tersenyum pada dirinya, membuat Shanum melihat itu menggeleng pelan. “Neng! Ayo ikut abang!” ucap Gilang membuat Shanum yang mendengarnya tertawa kecil dan dia berjalan menuju motor Gilang. Dan dia naik ke atas motor itu. Pagi ini dia dan Gilang akan membeli sarapan. Setelah tiga hari Gilang pulang dari Jakarta. Dan wajah kekasihnya itu juga sudah tampan kembali, dan luka-luka yang ada di wajah Gilang sudah mulai menghilang. Dia sungguh khawatir dengan apa yang terjadi pada Gilang. Dirinya sampai menangis dan tidak bisa membayangkan kalau terjadi sesuatu dengan Gilang. Karena Gilang adalah napasnya sekarang. “Mas, itu rumahn