Shanum menatap pada Gilang dan Gendis, dia tersenyum tipis dan merasa sungkan dengan dirinya yang menjadi pengacau diantara keluarga mereka. dirinya tidak menyangka, kalau dia akan membuat Gilang dan Mawar putus sekarang. “Bu …” panggil Shanum lembut. Gendis yang mendengar Shanum memanggilnya, tersenyum pada Shanum dan dia mengangguk. “Iya, kenapa Nak? Kamu nggak usah pikirin kejadian tadi. Lagian kamu nggak salah loh. Perasaan tidak dapat dipaksakan mau sama siapa berlabuh. Dan Gilang itu suka dan cintanya sama kamu, yang mana dia hanya menganggap Mawar seperti adiknya,” ucap Gendis, dan dia membelai lembut rambut Shanum. Shanum menghapus air matanya, tapi air matanya terus saja keluar dan tidak mau berhenti sama sekali, dia menatap pada Gilang yang berjalan mendekati dirinya. Dan p