46 - Dimanjakan Seharian

1424 Words

Tidur Alea terasa begitu nyenyak. Ia menggerakkan tubuhnya, mencari posisi yang lebih nyaman. Dan dapat ia rasakan, sebuah tangan yang mendekapnya terasa lebih mengerat. Alea tersenyum dalam tidurnya. “Enak tidurnya?” Alea mengangguk membenarkan pertanyaan itu. Namun kemudian, matanya segera terbuka saat ia sadar akan suatu hal. Ia mendongak, menatap pria yang masih setia memeluknya dengan erat itu. Alea berusaha membuat jarak, tetapi, pelukan Bian pada pinggang gadis itu benar-benar kuat. Alea berdehem, mendorong Bian menjauh, tapi pria itu masih tak beranjak. “Engap tahu nggak? Kamu mau bunuh aku?” kesal Alea. Bian terkekeh. “Kamu bilang tadi nyaman.” “Orang kamu nggak bilang apa-apa,” kata Alea. Bian tersenyum miring. “Tapi kamu tadi ngangguk waktu aku tanya apakah kamu enak tidur

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD