45 - Peduli

1546 Words

Alea berbaring sambil menatap langit-langit kamar yang berwarna putih polos. Bian sudah terlelap sejak beberapa waktu yang lalu. Namun, entah kenapa gadis itu masih saja kesulitan untuk memejamkan matanya. Alea memiringkan tubuhnya ke kanan, menatap Bian yang sudah memejamkan mata sejak sekitar satu jam yang lalu. Gadis itu menghela napas panjang berkali-kali, seakan sedang resah karena sesuatu. Bosan, Alea pun duduk. Ia mengikat rambutnya secara asal, kemudian beranjak mengambil segelas air di meja yang terletak tidak jauh dari tempat tidurnya. “Belum tidur?” Alea terperanjat mendengar suara serak dari arah belakangnya itu. Ia bahkan sampai tersedak dan terbatuk-batuk kecil. “Ada apa?” Alea menoleh, ia menggelengkan kepalanya. “Nggak apa-apa. Cuma haus aja.” Bian menatap jam dinding

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD