Pelangi menghela nafas panjang menyiapkan mental sebelum masuk ke ruangan suami devilnya itu. Dengan perlahan ia mulai menekan handle pintu, mendorong perlahan diikuti gerakan kepalanya yang muncul dari balik pintu. "Ya Tuhan semoga saja manusia arogan itu sedang tidak ada di belakang pintu ini!" Gumam Pelangi dengan doanya seraya menyembulkan kepalanya dari balik pintu. "Kami terlambat 30 menit. Kemana saja kamu?" Pemilik suara dingin itu ternyata sudah berdiri di balik pintu dengan kedua tangan terlipat di d**a dan tatapan tajam yang membunuh. "Mampus aku, malaikat pencabut nyawa sudah dekat." Batin Pelangi seraya nyengir kuda, dan akhirnya refleks membuka lebar pintu itu dengan cepat. Membuat kening Langit terbentur di sana karena tak sempat menghindar. "Aduh, maaf tuan. Maaf. Maafk
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books