Searching the monster of Nightmare (underworld stories) 3.

1082 Words
{after Muskar the Bear}  Lima pangeran serta tujuh orang Prajurit termasuk Rezen kini berjalan menelusuri Underworld lebih dalam lagi, dan malam itu mereka menyepakati untuk tidak beristirahat sebelum nantinya mereka menemukan sungai yang mereka yakini akan berpaspasan dengan mereka di Underworld. “aku tidak menyangka” sebuah ucapan yang terlontar dari Pangeran Taber membuat Abraham yang tepat berada di sampingnya pun menoleh menatapnya yang kini membalas tatapan itu seraya berucap, “bagaimana bisa kau berbicara dengan makhluk-makhluk di sini?? apakah kau belajar bahasa itu sebelumnya??” dan timpalan yang diucapkan oleh Pangeran Taber padanya saat itu membuatnya menggelengkan kepala menjawab pertanyaan tersebut, “aku pun tidak mengetahuinya, aku pikir kalian juga bisa mendengar hal yang sama, seperti yang kudengar terhadap sang kura-kura maupun tuan Muskar” jelas Abraham dan itu membuat Pangeran Taber mempertanyakan hal itu, ia merasa bahwa hal itu ganjal, “dan ini adalah pengalaman pertamamu menginjakkan kaki ke sini kan?” tanya Pangeran Taber padanya yang kini menganggukkan kepala, “jujur, ini adalah pengalaman pertamaku menginjakkan kaki di Underwolrd, dan itu sama sepertimu Taber” dan jawaban yang diucapkan Abraham membuat Pangeran Taber memuji sang Pangeran Kerajaan Valens dengan berseru ‘wow!’ dan menepuk bahunya sebanyak dua kali, ia merasa bangga kepada sang Pangeran karena ia beranggapan itu pastilah keahlian yang tersembunyi darinya, Namun tidak seperti yang di pikirkan oleh Taber, Abraham justru mengkhawatirkan dirinya sendiri, kenapa ia bisa mengerti bahasa makhluk di sini? Dan kenapa Putri duyung yang ia temui di laut lepas itu memanggilnya dengan panggilan kata ‘baginda’ ? dan kenapa ketika ia hendak tenggelam ia merasa ada sebuah bisikan yang muncul di dalam hatinya? Itulah semua pikiran yang memenuhi otaknya hingga akhirnya membuat sang Pangeran melamun hingga ia nyaris saja menubruk salah satu batang pohon yang berdiri di hadapannya, namun hal itu dapat terelakan berkat Rezen yang dengan sigap menarik tubuh sang pangeran dan melemparnya hingga ia terjatuh di atas tanah yang kini menjadi pusat perhatian mereka semua. “pangeran!!” panggil Rezen dengan panik, ia tidak tahu bahwa sang Pangeran akan bereaksi seperti itu yang akhirnya membuat dirinya sendiri terjatuh ke atas tanah, Rezen segera menghampiri dan menarik sang Pangeran untuk segera berdiri dari sana, “anda baik-baik saja?” tanya Rezen padanya yang kini menghela nafas dengan lemas dan mengangguk pelan, merasa bahwa sang Pangeran tidak baik-baik saja membuatnya kini menoleh menatap yang lainnya yang kini berjalan menghampiri mereka. “ada yang terjadi?” tanya Pangeran Hanxi lan seraya menoleh menatap Rezen yang menganggukkan kepala, “saya rasa tubuh Pangeran sudah tidak mampu berjalan lebih jauh lagi” dan ucapan Rezen pun membuat Pangeran Hanxi lan memutuskan untuk menghentikan perjalanan dan beristirahat di tempat itu, karena ia juga menyadari bahwa selain Abraham, William sang Pangeran Muda pun kelelahan. “baiklah, kita beristirahat disini!” itulah yang ia ucapkan pada mereka yang akhirnya menyetujui ucapan sang Pangeran dari Kerajaan Shan ghwa.   Malam itu pun mereka menghentikan perjalanan dan beristirahat di tempat yang tidak mereka ketahui di dalam underworld. … Abraham meminta maaf kepada mereka saat ini, ia merasa karenanya mereka menghentikan perjalanan dan melanggar kesepakatan. Namun hal itu tidak dibenarkan oleh Pangeran Hanxi lan yang mengatakan bahwa lebih baik untuk mereka beristirahat di sana, karena ia meyakini sungai masih jauh untuk di tempuh. Lebih dari tiga jam, Abraham tidak kunjung memejamkan matanya seperti ketiga pangeran yang kini sudah terlelap di sampingnya, yaitu Pangeran dari Kerajaan Scotlav (Pangeran Taber), Pangeran dari Kerajaan Es (Pangeran William) dan bahkan Pangeran dari Kerajaan Clairchanter (Pangeran Zhumon). Menyadari bahwa sang Pangeran tidak tertidur, membuat Rezen menghampirinya dan menawarkan air minum padanya yang kini mengangguk mengiakan dan meraih botol minum tersebut, “adakah hal yang kau pikirkan, Ab??” kedua ujung matanya kini tertuju pada Pangeran Hanxi Lan yang terduduk di ujung sana, samping Pangeran William yang sudah tertelap dengan nyenyaknya, bibirnya kini terangkat setelah ia meneguk air dari botol itu dan akhirnya ia pun berucap, “ya, aku merasa ada yang menganggu pikiranku saat ini, kakak” dan saat ini bukan hanya Pangeran Hanxi lan yang menatapnya, namun sang kepercayaannya pun menoleh menatap sang Pangeran, “kau tau?? kau memiliki seorang kepercayaan di sampingmu, ada baiknya kau bercerita padanya sebelum kau menceritakan hal ini padaku atau yang lainnya, karena kau akan menjadi seorang Raja dan kau tidak bisa membuka semua yang kau rasakan pada orang lain dengan sembarang” saran yang diucapkan oleh Pangeran Hanxi lan membuatnya kini menoleh dan menatap Rezen yang kini sedikit menundukkan kepalanya dengan hormat, “maaf, yang kakak katakan benar… seharusnya aku bercerita padamu terlebih dahulu sebelum aku berbicara kepada yang lainnya” tutur Abraham seraya menundukkan kepalanya dan kini menghela nafasnya merasa bodoh akan hal itu, sedangkan Pangeran Hanxi lan saat ini memilih untuk berjalan mendekati para prajurit yang tengah berjaga dan ikut berbincang dengan mereka mengenai sejarah Underworld yang ia ketahui, “tolong jangan mengatakannya, anda sudah berusaha dengan baik selama ini” ucap Rezen padanya yang kini terkekeh dan mengangguk, kedua matanya kini tertuju pada Pangeran Hanxi lan yang tengah berbincang jauh di sana, ia merasa bahwa dirinya masih jauh dengan sifat yang menggambarkan seorang Raja dan ia merasa bahwa Pangeran Hanxi lan lah yang sudah bisa memperlihatkan aura dan sifat tersebut, Kembali diliriknya Rezen yang senantiasa berdiri di hadapannya yang membuat Abraham menganggukkan kepala, “sebenarnya ada hal yang mengganggu pikiranku saat ini, Rezen” jelas sang Pangeran, yang membuat sang kepercayaan kini mengambil tempat di sana dan terduduk mengimbangi sang Pangeran, seolah ia bersiap untuk mendengarkan apapun yang mengganggu pikiran Pangerannya, “kau tau? Aku merasa ada yang janggal dari kebisaan diriku dalam berkomunikasi dengan mereka yang ada di sini” pada akhirnya Abraham menceritakan hal tersebut pada sang Kepercayaan, sesuai dengan saran yang diucapkan oleh Pangeran Hanxi lan, “apa yang membuat anda merasa demikian, Pangeran??” tanya Rezen menggali lebih dalam permasalahan yang tengah di hadapi olehnya saat ini, “pasalnya, sebelum kita menginjakkan kaki di sini… aku merasa bahwa aku bertemu dengan makhluk Underworld sebelumnya” jelas sang Pangeran, dan hal itu membuat Rezen menaikan sebelah alisnya seraya menatap sang Pangeran, “dia adalah duyung, kau ingat ketika kau dibawa oleh sang Kraken dan kemudian secara tiba-tiba kau berada di pinggir pantai saat itu bukan??” tuturan yang diucapkan oleh Abraham membuat Rezen mengangguk menjawab pertanyaan sang Pangeran padanya, “Duyung itulah yang membantuku dan melempar kraken itu ke daratan” jelasnya lagi membuat dahi Rezen kini berkerut dan mengangguk, ia sebisa mungkin menyatukan apa yang sang Pangeran itu ucapkan saat ini , untuk kemudian ia tarik seluruhnya dan membuat sebuah kesimpulan yang masuk ke dalam akalnya. “dan sebelum duyung itu hadir, aku mendengar sebuah bisikan ketika aku hampir mati di sana” dan ucapan sang Pangeran saat itu membuat Rezen tertegun sejenak, “bisikan??” tanyanya dan sebuah anggukan diberikan oleh sang Pangeran padanya.  to be continue.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD