Somnum, the dust monster of Nightmare

1265 Words
Tidak seperti perjalanan mereka yang sebelumnya, perjalanan saat ini membuat mereka amat khawatir, dan bahkan di setiap langkah Abraham, dirinya selalu menggumamkan bahwa hal ini akan baik-baik saja karena dia yakin jika Pangeran Zhumon tidak mungkin mengambil resiko yang besar untuk mereka semua. “anda baik-baik saja, Pangeran?” sebuah bisikan terdengar dari Rezen yang kini berjalan beriringan tepat di sampingya yang kini menoleh menatapnya, dianggukannya kepala Abraham untuk menjawab pertanyaan sang Kepercayaan, “anda yakin?” dan pertanyaan lain yang dilontarkan dari mulutnya membuat Abraham menggelengkan kepalanya, “berceritalah, karena saya adalah kepercayaan anda” dan penjelasan itu membuat Abraham menghela nafasnya dan mengangguk mengiakan, “aku hanya sedikit ragu dengan perjalanan kita kali ini” jawab Abraham, kedua matanya kini menoleh menatap keempat Pangeran yang berjalanjauh di depan sana, ia merasa bahwa akan ada hal yang buruk yang nantinya akan mereka temui, namun sebisa mungkin ia tepis itu semua, “anda boleh merasakannya, namun anda tidak boleh ketakutan karenanya” ditolehkan pandangan Abraham untuk menatap Rezen yang baru saja berucap, “anda harus bisa menghadapinya, karena dari keraguan itulah yang menghasilkan kepercayaan bahwa anda bisa mengalahkan semua keraguan yang ada di dalam hati anda” mendengar ucapan yang dilontarkan dari Rezen membuatnya sedikit mengerutkan dahinya seraya berucap, “kau tau?? terkadang aku benar-benar tidak bisa memahami ucapan yang kau katakan itu” jelasnya seraya melenggang pergi dari sana dan berlari mengghampiri Pangeran William dan merangkulnya yang kini memprotes karena ia terkejut, meski ia berucap demikian namun Rezen yakin seratus persen bahwa Abraham mengerti dengan apa yang dimaksudkan dan diucapkan olehnya. … “apakah kita berada di jalan yang beran, Zhumon?” pertanyaan yang ditanyakan oleh Pangeran Hanxi lan saat itu membuat Pangeran Zhumon menoleh dan mengangguk sejenak sebelum menjawab, “ya… ini jalan yang benar, kita harus melewati lembah molder terlebih dahulu sebelum akhirnya kita melewati underworld dan sampai di bukit tiga” jawab Pangeran Zhumon dan seketika membuat Pangeran Hanxi lan menggenggam lengannya dan menghentikan langkah kaki mereka semua, “lembah molder?? kau gila! Tak ada yang bisa melewati lembah itu dengan mudahnya, Zhumon!” ucapan Pangeran Hanxi lan membuat Taber dan William yang memang belum pernah mendengar lembah tersebut pun menatap mereka dengan bingung, sedangkan Abraham kembali menghelakan nafasnya dengan khawatir, “lembah apa itu?? aku belum pernah mendengar nama itu sebelumnya” ucap Pangeran Taber seraya menoleh menatap Rezen dan hal itu lah yang sama-sama dilakukan oleh Pangeran William yang kini menganggukkan kepalanya meminta penjelasan, “lembah molder adalah lembah kematian, lembah itu merupakan titik kehancuran bagi seluruh harapan serta keyakinan yang dibawa oleh orang-orang yang melewatinya” terang Rezen kepada Pangeran Taber dan Pangeran William yang kala itu masih mengerutkan dahinya belum mengerti dengan jelas, mengenai lembah tersebut. Mengetahui ketidak pahaman keduamnya membuat Rezen akhirnya menyimpulkan secara ringkas, “katakan saja bahwa siapapun yang melewatinya dan orang tersebut memiliki sebuah harapan ketika melalui lembah ini, apapaun harapan itu, maka mereka akan mati secara mengenaskan dengan hal yang tidak mereka ketahui” dan penjelasan Rezen saat itu membuat keduanya terdiam paham dengan apa yang dimaksudkan oleh Rezen, “jadi… kita akan mati jika kita memikirkan sesuatu atau pun mengharapkan sesuatu??” pertanyaan Pangeran William, membuat Rezen mengangguk mengiakannya, “tapi kita bisa saja melewatinya jika kita tidak mengharapkan apapun sepanjang perjalanan itu” dan kini, seluruh pandangan orang-orang yang berada di sana tertuju pada Pangeran Zhumon yang baru saja berucap demikian, “apa kau yakin bahwa kita akan selamat di sana??!” tanya Pangeran Hanxi lan menyakinkan Pangeran Zhumon yang kini menatapnya penuh dengan tatapan serius, dianggukannya kepala Pangeran Zhumon ketika menjawab hal tersebut, “ya! Aku yakin kita semua selamat, asalkan kita mengosongkan pikiran kita dan berjalan tanpa henti di lembah itu, hiraukan apapun dan siapapun yang nantinya akan kita temui di sana, maka itu akan membuat kita semua selamat” dan penjelasan yang amat lebar yang dikeluarkan dari mulut sang Pangeran Clairchanter pun akhirnya membuat Pangeran dari Kerajaan Shan Ghwa mengangguk meyakini hal yang ia ucapkan padanya, “baiklah, kalau memang bseperti itu jalannya. Mari kita kosongkah pikiran kita sepenginjakkan kaki kita di lembah itu dan sesuai anjuran dari Zhumon, kita hiraukan mereka-mereka yang kita temui di lembah tersebut” ucapan Pangeran Hanxi lan saat itu membuat mereka semua mengangguk menyepakati hal yang sudah diucapkan olehnya dan Pangeran Zhumon sebelumnya, mereka sepakat untuk mengosongkan pikiran serta menghiraukan apapun yang mereka temui di dalam lembah molder nantinya. Dan akhirnya mereka pun kembali melakukan perjalanan menuju lembah molder. … Tiga hari pun ditempuh oleh mereka yang akhirnya kini berdiri tepat di perbatasan lembah molder, atau lembah kehancuran. Kedua mata Pangeran Hanxi lan kini menoleh menatap Pangeran Zhumon yang menatap ke arah depan dengan ragu, hingga akhirnya membuat Pangeran Hanxi lan bertanya, “kau ragu??” itulah yang ia tanyakan kepada sang Pangeran Clairchanter yang kini menggelengkan kepalanya, “ayo kita mulai perjalanannya” ucapnya seraya berjalan memasuki lembah tersebut terlebih dahulu, dan melihatnya melangkah masuk ke dalam lembah itu pun membuat Pangeran Hanxi lan menyusul dirinya dan diikuti oleh yang lainnya. Mereka nekat memasuki lembah berbahaya yang paling di hindari oleh siapapun, saat itu. … Tidak seperti yang mereka bayangkan, mereka melewati lembah itu dengan mudahnya. Dan hal itu tentu membuat mereka yang sudah berada di luar wilayah lembah molder pun menghela nafasnya dengan lega. “kita berhasil melewatinya??!” tanya Pangeran William dengan antusias, dan hal itu diberi anggukan setuju oleh Pangeran Hanxi lan yang tersenyum padanya seraya berucap, “ya… kita berhasil melewatinya” jawab Pangeran Hanxi lan, dan itu membuat Pangeran muda William memekik kegirangan, “yeaaaahhhh!! kita berhasil melewatinya!!” seru Pangeran William dengan senang, dan itu membuat mereka tertawa dan saling menepuk bahu satu sama lain guna saling memuji satu sama lain bahwa mereka telah melakukan dan melewati lembah tersebut dengan hebat. Mereka memang merasa senang, namun kedua mata Abraham kini menoleh menatap Pangeran Zhumon yang kini memilih untuk mengisi botol minumnya dengan air sungai Issen yang ada di samping mereka di bandingkan saling memuji satu sama lain seperti yang mereka lakukan saat ini. Melihatnya berbuat demikian, membuat Abharam memutuskan untuk mendekati sang Pangeran dari Kerajaan Claichanter itu dan duduk tepat di sampingnya, “kenapa kau malah menyendiri di sini?” itulah pertanyaan yang dilontarkan oleh Abraham padanya yang kini menoleh dan tersenyum, “ada hal yang ingin kau tanyakan, benar?” dan pertanyaan yang dilontarkan oleh Pangeran Zhumon membuat Abharam terkekeh dan mengangguk, sama seperti sang Raja, ia menebak pemikirannya dengan mudah dan cepat, “kenapa kau melakukan ini? Apakah kau melakukan ini karena maksud tertentu?” pertanyaan Pangeran Abraham membuatnya menoleh menatapnya dengan cukup lama, “m.. maksudku, kurasa kau memiliki niat tertentu yang tidak kau sampaikan padaku dan yang lainnya, apakah aku benar?” jelasnya lagi, dan kali ini hal itu membuat Pangeran Zhumon tersenyum dan mengangguk, “kau tau? Monster-monster yang aku kurung adalah mereka yang telah merebut kebahagiaan seseorang dan aku merasa bahwa mereka berlaku tidak adil karenanya” mendengar jawaban Pangeran Zhumon membuatnya mengerutkan dahinya, “dendam itu tidaklah baik, Ab” jawabnya lagi dan kini menoleh menatap Abraham yang masih menatapnya, “dendam tidaklah baik, jadi kulakukan semua hal ini sebagai hukuman bagi mereka yang telah merenggut seseorang yang dicintai oleh mereka, orang-orang yang ditinggalkan karenanya” mendengar penjelasan Pangeran Zhumon membuat Abraham mengerti, perjalanan yang mereka lakukan bukan semata-mata untuk menangkap dan melepaskan, namun perjalanan yang mereka lakukan adalah untuk menghukum mereka para monster yang telah bertindak sesukanya dan merebut begitu saja kebahagiaan serta harapan seseorang. “jika kau sudah memahaminya, maka kita harus lakukan hal selanjutnya dengan sepenuh hati!” sambung Pangeran Zhumon yang kini beranjak dari sana dan menepuk bahu Abraham dengan singkat sebelum akhirnya pergi menghampiri yang lainnya. “hei, jangan terlalu senang dulu … karena setelah ini kita harus melewati Underworld” penjelasan yang diucapkan oleh Pangeran Zhumon membuat Hanxi lan mengangguk mengiakannya, “perjalanan kita masih cukup panjang” kata itulah yang diucapkan oleh Pangeran Hanxi lan yang akhirnya membuat mereka kembali bersiap untuk melanjutkan perjalanan menuju bukit tiga. …  to be continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD