Kraken the monster at tragedy on Journey 2

1529 Words
“Abraham!!” dan teriakan dari Pangeran Hanxi lan menyadarkannya yang segera menoleh menatap Rezen yang menangkis tentakel itu dan menebasnya menjadi dua, Seperti beberapa tahun yang lalu, setelah tentakel itu ditebas, maka tentakel dari Kraken menjadi lebih banyak dan lebih mengganas. Ia menyerang Rezen, Abraham serta Hanxi lan tanpa henti, hingga akhirnya memerintahkan Rezen untuk mengeluarkan akar oaknya, yang kemudian di rasuki oleh Naga Shuuru untuk mengikat sang tentakel. “Rezen, keluarkan akarmu dan biarkan Shuuru merasukinya seperti yang kita lakukan di hutan Sunyi!” itulah yang Pangeran Hanxi lan ucapkan pada Rezen yang kemudian mengangguk mengiakan dan akhirnya mengeluarkan akar oak dari kedua tangannya, Hanxi lan menghempaskan tangannya ke arah Akar oak milik Rezen yang akhirnya membuat Shuuru (seekor naga menyeramkan milik Hanxi lan) merasukkinya. Naga itu merupakan naga lahirnya Pangeran Hanxi lan, Shuuru yang diambil dari bahasa China, yang memiliki artian Rasuk. Naga ini termasuk ke dalam list naga yang terkuat di seluruh kerajaan Naga, Shuuru adalah naga yang memiliki beberapa tulang yang timbul dari setiap sudut tubuhnya, ia memiliki sayap yang terlihat rapuh dengan beberapa lubang yang terdapat di kulit sayapnya, namun siapa yang menyangka bahwa sayao lebar yang terlihat rapuh itu mampu menebas dua bukit yang ada di depannya, dan angin yang dibawanya sangatlah kencang hingga pepohonan tergeser dari tempatnya saat itu. Ia memiliki kepala yang berbeda dari naga lainnya, karena kepalanya berbentuk kecil, ia juga memiliki gigi tajam serta tanduk yang berada tepat di mulutnya hingga menyerupai taring yang menonjol ke depan, serta bibir yang menyerupai paruh burung yang tajam, ia juga memiliki mata yang berwarna kuning menyala, tubuhnya oun berwarna logam tua yang berkarat. Ia memiliki kehebatan dalam mengikat sesuatu dengan ekor tajamnya yang dapat memanjang. Akar-akar itu masuk dan meliliti tubuh sang Kraken yang kini menggeram dengan kencangnya, dan tulang yang muncul dari akar-akar itu pun akhirnya menebas seluruh duri yang dimiliki oleh Kraken, “apakah ini yang dimaksudkan dari kata-kata Zhumon tadi?!” tanya Pangeran Hanxi lan seraya membantu Rezen dan Abraham menarik akar-akar oak tersebut untuk mengikat sang Kraken, namun hal itu percuma… karena kali ini akar-akar itu berbalik menarik mereka dan akhirnya salah satu tentakel dari kraken itu meliliti tubuh Rezen dan menariknya masuk ke dalam lautan, “Rezenn!!” Panggil Abraham yang menyadari bahwa sang kepercayaannya diseret oleh monster Kraken, tanpa pikir panjang Abraham melompat dan masuk ke dalam laut, hal itu tentu mengejutkan Pangeran Hanxi lan yang memanggil namanya dengan keras. … Air kala itu amatlah dingin, dengan berani Abraham masuk dan menyelaminya untuk menyelamatkan Rezen yang terbawa oleh monster Kraken yang pernah membawanya ke dalam mimpi buruk yang amat menyeramkan, tidak mau mengalami kejadian yang sama hingga akhirnya ia memberanikan diri untuk mengejar sang monster yang menyelam ke laut dalam dan menyelamatkan sang kepercayaan. Meskipun Abraham ingin menyusul sang kraken yang kini berenang jauh ke dalam sana, namun Abraham sudah tidak bisa menahan nafasnya lebih lama lagi. Ketika hatinya sudah mengatakan bahwa ia tidak dapat lagi menyelam lebih dalam, ketika hatinya sudah menyerah dan mengatakan bahwa ia tidak sanggup untuk menyelamatkan Rezen maupun berenang ke permukaan, di saat itulah sebuah bisikan terdengar di telinganya, bisikan itu berkata ‘kurasa saat ini kau membutuhkan bantuanku, Abraham’ dan setelah mendengar bisikan itu selanjutnya sebuah senandungan lembut muncul dan menggema di lautan lepas itu. “Haaaaaaaaa……… Haaaaaaaa….. haaaaaa….. haaaaaaaaaaa….” Senandungan yang diawali dengan nada tinggi dan kian kemari menjadi rendah itu membuat kedua mata Abraham terbuka dan ia mendapati seorang Duyung yang berukuran sangat besar yang kini berenang tepat di hadapannya, ia terkejut dan menunjukkan pedang milik Rezen yang sempat ia bawa di atas perahu tadi, karena pedangnya terjatuh ketika sang monster melilit tubuhnya dan membawanya masuk ke dalam laut. “tenanglah… aku datang atas perintah Rajaku untuk menyelamatkanmu, Baginda” ucap sang duyung, jika dapat digambarkan, duyung tersebut berukuran sangat besar. Saking besarnya, Abraham hanyalah seukuran kepalan tangan sang duyung. Duyung tersebut berwarna hijau tua yang pudar dan kekuningan, ia memiliki rambut yang menyerupai rumput laut yang panjang dan begitupun dengan tubuhnya yang terbelah dan kulit miliknya yang terurai seperti salur-salur panjang yang dirasa sangat menyeramkan, kedua matanya berwarna biru terang dan ia tidak memiliki gigi di dalam mulutnya. Kedua mata sang duyung pun menatap Abraham yang nyaris kehabisan nafasnya, membuat sang duyung merentangkan kedua tangannya, “idzinkan aku menolongmu” mendengar ucapannya membuat Abraham menoleh menatap tangan sang duyung yang terulur, ia memang sedikit ragu terhadapnya, namun ia juga tidak bisa lagi berfikir lebih jauh hingga akhirnya ia meraih satu jari sang duyung yang amat besar itu. Ketika ia menyentuh jemari sang Duyung, saat itu pula Abraham mendapatkan insang untuk bernafas di dalam air. Kedua matanya kini terbelalak kaget menyadari bahwa dia memiliki insang saat ini, “apaka..?!- Dan Abraham pun terkejut ketika ia dapat berbicara di dalam lautan seperti saat ini, “tenanglah, saya meminjamkannya untuk anda saat ini” gumam sang Duyung padanya yang kini menganggukkan kepalanya, “terima kasih” ucap Abraham menatap sang Duyung yang kini menganggukkan kepalanya pelan, “bisakah kau membantuku untuk menolong temanku??” tanya Abraham seraya menoleh ke arah bawah, ke arah laut gelap yang sudah tidak bisa lagi ditembus oleh pandangan matanya, “dengan senang hati, aku akan tarik ia ke atas sana” dianggukannya kepala Abraham menatap sang Duyung yang kini mengulurkan tangannya ke bawah, dan bertepatan dengan itu, kulit tangan yang menyerupai salur-salur yang ia miliki pun akhirnya memanjang dan menelusuri lautan gelap itu dengan cepat. “tadi kau mengatakan siapa nama Rajamu itu?” tanya Abraham menoleh menatapnya yang kini meliriknya dengan terkejut, “tidak, aku tidak pernah mengucapkan nama dari Rajaku pada anda,  Baginda” jawaban yang dilontarkan oleh sang duyung membuat Abraham mengerutkan dahinya dengan bingung, “bisakan kau memberitahukanku si..- “awas!!” SYUUHHHHH!!!!! Dengan cepat Abraham menyingkir dari tempatnya, setelah sang duyung menarik Kraken itu dan melemparnya keluar dari lautan sana, “temanmu sudah berada di permukaan bersama dengan monsternya saat ini, jadi sampai jumpa lagi, Yang Mulia Abraham” Abraham segera menoleh terkejut menatap sang Duyung yang kini juga melemparnya ke daratan. Brught!! “oh!!” pekik Abraham setelah dirinya sadar bahwa ia jatuh di atas tanah, “Abraham!!” panggilan dari Pangeran Taber membuatnya segera menoleh dan mendapati bahwa dirinya berada di pulau samping pelabuhan, membuatnya segera bangkit dan menoleh menatap sang Kraken yang kini meronta-ronta di dalam balutan kulit berwarna hijau kekuningan, Kedua matanya kini mencari sosok sang Kepercayaan yang ia khawatirkan, “Rezen?!” tanyanya seraya menoleh mentap Pangeran Taber yang kini menunjuk ke arah samping, dimana Rezen tengah ditolong oleh Pangeran Zhumon dan para prajurit lainnya, dengan panik ia berlari menghampiri kerumunan di sana. Ia merasa lega setelah melihat Rezen sang kepercayaannya tersadar dan kini menoleh menatapnya, seperti biasa Rezen selalu bertanya mengenai keadaannya yang menurutnya tidak perlu di tanyakan jika ia dapat melihatnya dengan kedua matanya sendiri, “syukurlah kalian baik-baik saja” ditolehkannya Pangeran Zhumon yang kini berjalan meninggalkan mereka dan mendekati Kraken sang monster, tidak bertanya dan tidak menunda, ia segera mengurung monster tersebut dengan mantra ‘laka’ yang menjadikannya sebuah batu berwarna kehitaman. “kakak, apakah dia adalah monster yang jahat, sehingga kau melakukannya?” pertanyaan Pangeran William saat itu tidak dijawab olehnya, namun fokus mereka kini teralihkan pada sebuah perahu yang kini mendekati pelabuhan, dan itu adalah perahu yang ditumpangi oleh Pangeran Hanxi lan. Dan seperti ekspetasiAbraham, ia menemukan Digon sang anak Naga milik William yang ternyata berteman dengan naga air yang bernama Ocean. Kedua mata Abraham kini menoleh menatap Rezen yang baru saja berdiri dari duduknya, dan hal itu membuat Abraham segera menyerahkan pedang miliknya yang masih ia genggam sedari tadi, “terima kasih, tuan” ucapnya, namun hal itu tidak ditanggapi oleh Abraham yang kini menatap dengan lekat Zhumon yang kini menggenggam batu kristal itu. Ia merasa bahwa dalam perjalanan ini, Pangeran Zhumon memiliki niat yang lain dari pada yang ia ucapkan di awal ketika ia berdiskusi mengenai kelana di Kerajaan Valens beberapa bulan yang lalu. …   “setelah ini, monster apa yang akan kita cari kak??” pertanyaan Pangeran Taber membuat Pangeran Zhumon tersenyum dan menoleh kearahnya yang berjalan tepat di samping Abraham dan Pangeran William, mereka seperti sepakat untuk menghiraukan Pangeran Hanxi lan yang terus merutuk di belakang sana karena beberapa saat yang lalu Pangeran Zhumon kembali melempar kristal itu jauh ke dalam lautan yang luas,   “Somnum*” jawab Pangeran Zhumon yang membuat ketiganya menoleh dengan bingung, “apa itu? Aku belum pernah mendengar nama itu sebelumnya” tanya William seraya menoleh menatap Pangeran Taber yang ikut mengangguk karenanya, “Somnum adalah monster mimpi yang mengganggu siapa saja dan dia adalah monster yang kejam, karena ia akan membunuh korbannya secara perlahan hanya untuk kesenangannya semata” jelas Pangeran Zhumon lebih rinci, “apakah kau tau dimana dia sekarang?” kini keempat pangeran itu menoleh menatap Pangeran Hanxi lan yang ternyata sudah menyusul mereka dan sempat mendengarkan mengenai Somnum, mendengar pertanyaan itu membuat Pangeran Zhumon menganggukkan kepalanya, “dia hidup di bukit tiga, bukit yang menjadi pembatas antara hutan Inanis dan Underworld” dan kali ini, jawaban dari Pangeran Zhumon membungkam mereka semua dan memilih untuk menatapnya dengan tatapan terkejut, “anda yakin?” pertanyaan Rezen di belakang sana hanya diberi anggukan pelan olehnya yang melanjutkan langkah kaki meninggalkan keempat Pangeran yang kini terdiam di tempatnya. Bukan tanpa alasan mereka bereaksi seperti itu, mereka melakukannya karena mereka mengetahui bahwa bukit itu merupakan satu-satunya jalan bagi Bangsa Underworld untuk melintas menuju ke hutan Inanis, dan mereka juga tahu perisis seperti apa Bangsa Underworld itu. to be continue.  * Somnum : [latin] yang berarti tidur, namun nama ini diambil untuk sesosok monster yang mengendalikan mimpi buruk, atau lebih tepatnya Somnum adalah monster mimpi buruk.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD