Kraken the monster at tragedy on Journey

1362 Words
Kelima pangeran, Rezen, serta keenam prajurit lainnya berjalan menelusuri pohon Samanea Saman yang berbaris dengan rapih, seolah memberi mereka jalan ke sana. “apakah kalian tahu? Disini juga hidup seekor naga legenda, aku tidak tau naga apa itu… tapi ayahku mengatakan bahwa naga itu sangat jahat” gumam Pangeran Taber seraya menoleh ke kanan dan ke kiri, ia khawatir jika ia menemui naga yang dimaksudkan sang Ayah waktu itu, “Stoor, naga penebar kerusakan” jelas Pangeran Zhumon yang membuat keempat Pangeran di sana menoleh menatapnya, “berharaplah agar kita tidak bertemu dengannya” sambungnya lagi seraya menoleh menatap Abraham yang mengangguk mengiakan, “sebahaya itukah naga itu??” “Naga Stoor? Oh… ya! Dia adalah naga yang amat buruk, bahkan kalian tidak akan sanggup untuk menemuinya” sebuah suara yang menanggapi pertanyaan Pangeran William pun membuat mereka segera mengeluarkan pedang dan menoleh ke arah belakang, demi mendapati sebuah naga yang seluruh tubuhnya adalah pohon itu kini tengah menatap ke arah mereka dan kemudian tertawa, “hahaha! Tenanglah, aku bukan naga yang kalian maksud” jelasnya lagi dan menatap mereka satu persatu yang kini menghela nafasnya lega, kedua pandangnya kini menoleh menatap Pangeran Zhumon yang tersenyum padanya, “lama kita tak bertemu, Zhumon” ucapan naga itu membuat mereka menoleh menatap Pangeran Zhumon silih berganti, “kau mengenalinya?” tanya Abraham, Pangeran Zhumon mengangguk mengiakan, “kami bertemu sekitar sebelas tahun yang lalu, apa kabarmu saat ini? Kenapa kau bisa masuk kemari? Apa yang akan kau cari?” tanya sang Naga padanya seraya menatap satu persatu anak-anak itu, “kami tengah mencari sesosok anak naga, apakah kau melihatnya?” tanya Pangeran Zhumon menoleh menatap Pangeran William yang memberengutkan bibirnya seraya mengangguk menyetujui pertanyaan Pangeran Zhumon, “oh… dia berjalan ke arah sana, ikutilah jalan hutannya… aku telah membukakannya untuk kalian” jelas sang Naga seraya menunjukkan sebuah arah yang dimana pohon-pohon itu terbuka dan memberi mereka jalan menuju sebuah lokasi yang mereka yakini adalah laut lepas setelahnya, “terima kasih” ucap Pangeran Zhumon, dan mereka pun akhirnya pergi menuju jalan yang telah ditunjukan oleh sang naga. …   Benar saja, tidak lama mereka berjalan di sana dan akhirnya mereka sampai di laut lepas dan kini mereka tengah berdiri di sebuah dermaga tua yang tidak terurus, pandangan mereka seluruhnya tertuju pada sebuah kapal kecil yang berlabuh di sana, kapal itu mungkin cukup untuk lima orang saja. “apakah kita akan berlayar, kakak pertama?” Pangeran Taber bertanya seraya menoleh menatap Pangeran Hanxi lan yang kini nampak berpikir, “apakah kau tidak bisa memanggilnya kemari, William?” tanya sang kakak (Hanxi lan), yang kini diberikan gelengan kepala oleh Pangeran muda William, “aku tidak bisa memanggilnya lagi jika dia berada di dunia dan lokasinya jauh denganku” jawabnya seraya cemberut dengan perasaan sedih, “apakah kau tidak diberikan wawasan untuk melakukan se..- Ucapan Pangeran Taber menggantung karena kini Abraham menutup mulutnya dengan punggung lengan milik Abraham yang ia tempelkan di sana. “tenanglah, William… aku yakin Digonmu bisa membujuk salah satu naga yang ia cari … tapi kita juga tidak boleh membiarkannya pergi sendirian tanpa pengawasan kita, bukan??” Pangeran William mengangguk menjawab pertanyaan Abraham yang baru saja bertanya, dianggukannya kepala Abraham dengan pelan “karena kapal ini tidaklah besar, jadi yang ikut hanya beberapa orang saja” ucapnya lagi, “kalau begitu biarkan aku, Ab, dan Rezen yang berlayar… dan kalian menunggu di sini” mendengar ucapan dari Pangeran Hanxi lan membuat mereka menganggukkan kepala setuju dengannya, kedua mata Pangeran Hanxi lan kini tertuju pada Pangeran Zhumon yang terdiam menatap laut lepas itu, “Zhumon” panggilan Pangeran Hanxi lan membuatnya menoleh dan membalas menatapnya, “tolong jaga mereka selama aku di laut lepas” sambung Pangeran Hanxi lan padanya yang kini terkekeh, meskipun Pangeran Hanxi lan mengakui bahwa ia membenci anak yang satu itu, tapi tak dapat dipungkiri lagi, jika hanya dialah yang dapat diandalkan untuk menjaga dua Pangeran lainnya dan meski mereka membawa prajurit pribadi, namun Pangeran Hanxi lan tetap mengkhawatirkan mereka, “kami akan baik-baik saja di sini, laut lepas lebih berbahaya di bandingkan dengan daratan… berhati-hatilah kalian yang akan berlayar ke sana” terang Pangeran Zhumon seraya menatap ketiganya silih berganti, Abraham mengangguk mengiakan ucapannya dengan santai, sedangkan Pangeran Hanxi lan kini terkekeh karena merasa takut setelah mendengarnya berucap, “entah mengapa, aku lebih nyaman jika kau tidak berucap demikian, Zhumon” gumam Pangeran Hanxi lan seraya meraih pedang dari tangan Pangeran Taber dan memberikannya ke Abraham yang kala itu tidak membawa pedang, “aku hanya akan mengatakan hal yang seharusnya kukatakan, cepatlah pergi dan pulanglah dengan selamat setelah kalian menemukan anak naga milik anak ini” sambung Pangeran Zhumon seraya menoleh menatap Pangeran muda William yang terduduk di sampingnya. Mereka bertigapun akhirnya pergi meninggalkan yang lainnya di dermaga, dan perjalanan Pangeran Hanxi lan, Pangeran Abraham dan Rezen yang tengah mengarungi laut lepaspun dimulai. … Berkali-kali Abraham mengatur nafasnya yang memburu, ingatannya mengenai lautan beberapa tahun yang lalu masih terngiang di kepalanya, “Ab… kau baik?” tanya Pangeran Hanxi lan ketika melihatnya seperti itu, “yeah… hanya sedikit pusing” ucapnya berbohong, namun Pangeran Hanxi lan bukanlah orang yang mudah di bodohi begitu saja, ia menggenggam bahu Abraham dengan erat dan setelahnya ia menepuk bahu tersebut serta membuat sebuah barrier blue lotus* miliknya yang akhirnya menenangkan perasaan Abraham. “Terima kasih, kaka… aku hanya..- “merasa buruk?” diliriknya Pangeran Hanxi lan yang baru saja menimpali ucapan Abraham yang kini terkekeh dan mengangguk pelan, “aku merasa bahwa aku adalah Pangeran yang buruk, yang tidak bisa melakukan apapun… bahkan hanya mampu diam terduduk ketika mereka-mereka yang melindungiku tewas begitu saja, aku tidak bisa melakukan apapun di saan mereka mengharapkan bantuan dariku, kakak” ucap Abraham seraya mengusap wajahnya dengan pelan, meski sudah berangsur lama, namun memori mengenai perjalanan ke Kerajaan Sowvra saat itu tetap membekas di ingatannya, ia masih mengingat ketika para awak kapal berulang kali memanggil namanya meminta pertolongan, namun tak ada yang bisa ia lakukan saat itu, “jika memang anda seorang Pangeran yang buruk di masa lalu, maka kau harus menjadi seorang Raja yang hebat di masa depan” pandangan Pangeran Abraham dan Pangeran Hanxi lan kini menoleh menatap Rezen yang berdiri jauh di tepi perahu, tanpa melirik ke arah sang Pangeran dan tetap mengawasi lautan untuk mencari Digon(anak naga milik Pangeran William), Pangeran Hanxi lan terkekeh dan menoleh menatap Abraham yang kini juga melakukannya (terkekeh), “dia benar, Ab… jangan biarkan pengalaman burukmu di masa lalu membuatmu menjadi seorang pengecut di masa depan” ucapnya seraya menepuk kembali bahu Abraham dan berjalan menghampiri Rezen, “bagaimana? Apakah kau melihat tanda-tanda anak naga??” tanya Pangeran Hanxi lan padanya yang kini masih memandang jauh ke depan sana, ia menggelengkan kepala menjawab pertanyaan sang Pangeran, “sejauh ini saya tidak menemukan tanda-tanda darinya, Pangeran” jawab Rezen, Abraham yang mendengar jawaban itu pun akhirnya beranjak dari tempatnya dan berjalan mendekati kedua orang itu, “apakah anak naga itu bisa menyelam??” tanya Abraham menoleh menatap Hanxi lan yang menggeleng, “aku tidak tahu tentang hal yang satu itu, William tidak pernah mengatakannya jadi kurasa anak naga itu akan terbang di langit sama seperti naga lainnya” terang Hanxi lan yang sempat menoleh pada Abraham dan kembali memandangi lautan dan langit di depannya, “tapi bukankah tidak semua naga bisa terbang?? sepengetahuanku beberapa dari mereka bahkan hidup di dalam air” jelas Abraham yang kini membuat Rezen maupun Hanxi lan saling bertatapan, “sebentar… apakah kalian mengingat ucapan Naga Perigi yang kita temui di hutan Armen?” pertanyaan Pangeran Hanxi lan diberi anggukan oleh keduanya, “seingatku dia mengatakan bahwa anak naga itu akan mencari ocean, apakah benar begitu?” sambungnya lagi dan lagi-lagi pertanyaan itu diberi anggukan oleh keduanya, “apakah kalian memiliki satu pemikiran denganku??” dan kini dahi Abraham berkerut ketika mendengar pertanyaan lain darinya, “apa maksudnya? Aku tidak memahaminya, kaka” jelas Abraham seraya menoleh singkat ke arah Rezen yang mengangguk sebelum akhirnya kembali menatap Pangeran Hanxi lan yang kini menghela nafasnya pelan dan berusaha tenang, “maksudku… Ocean yang dimaksudkannya, adalah laut atau hal lainnya?” mendengar pertanyaan Pangeran Hanxi lan yang satu ini membuat mereka tertegun, ya… ketika mereka baru saja menyadarinya, kapal yang mereka tumpangi seketika berguncang hebat hingga ketiganya terkejut bukan main, Kedua pandangan Abraham terbelalak ketika mendapati sebuah tentakel besar yang perlahan muncul dari dalam lautan, wajahnya menjadi pucat ketika akhirnya ia menyadari apa yang membuat perahu mereka berguncang hebat saat ini, ya… monster yang pernah ia temui dan peristiwa yang buruk yang dibawanya saat itu, Kraken. … to be continue.  * Barrier Blue Lotus : Barrier ini adalah barrier penenang, gunanya bukan untuk melindungi namun untuk memberikan rasa ketenangan akibat dari wangi blue lottus yang memang memberikan efek penenang. Barrier ini adalah barrier ciptaan Hanxi lan sendiri, ketika umurnya menginjak 10 tahun.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD