Ayan POV. Aku baru saja keluar dari kosan ku, dan aku malah menemukan mas Faisal di sana. "Ayana, bagaimana kabar kamu?" Aku mundur ketika ia hendak memelukku. Aku merasa bahwa diantara kami memang sudah tidak ada lagi yang tersisa. Aku sudah tidak menginginkannya, pun begitu dengan dirinya, mungkinn sudah enggak ada yang tersisa untuk ku lagi. Dia sudah memiliki istri baru. Lalu untuk apa lagi, dia menatangiku. "Ada perlu apa mas?" Aku harus kerja, dan sekarang sudah pukul enam. Pukul tujuh aku harus sudah berada di warung kuring. "Boleh mas ngobrol sama kamu? hanya sebentar saja?" "Enggak ada yang perlu kita bicarain mas, Kita akan bicara di depan hakim nanti, ketika perceraian kita." "APa maksud kamu? mas enggak akan menceraikan kamu. Kamu sedang hamil anak mas kan?" Aku ter