22.

1494 Words
Arkan pikir setelah sekian lama berlalu beberapa tahun sejak kejadian di masa lalu, tidak akan sulit membalaskan dendamnya kepada Keysa. Tidak akan sulit membalas sakit hatinya, membalas rasa kecewanya dengan menyiksa Keysa sepuasnya sampai menangis meraung pilu tak berdaya. Perbuatan Keysa yang mengecewakan di masa lalu, sungguh menyiksa Arkan sampai detik ini tiap kali mengingatnya. Dan Arkan pikir hal itu bagus untuk memudahkannya menjalankan aksi balas dendamnya. Namun, bagaimana akan menyiksa, tiap menyaksikan Keysa sedikit terkena luka juga tergores luka ringan saja, Arkan sudah sangat menghawatirkan dan mencemaskannya. Sangat khawatir sampai menggangu dan membuat pikirannya tidak bisa tenang barang sedetikpun. Siapa sangkah waktu yang berganti masih belum mampu mengubah segalanya, bahkan jika ditambah dengan kelakuan buruk Keysa. Semua yang Arkan punya terhadap Keysa termasuk rasa cintanya tidak berubah sama sekali. Masih memberikan hatinya pada orang yang sama dengan yang membuat egonya amat terluka. Meskipun dengan cintanya itu kini berdampingan dengan perasaan bencinya. "Mengapa kamu membuatku jadi seperti ini, Keysa? Mengapa aku jadi makhluk plinplan karenamu? Disatu sisi sangat membencimu sampai ingin sekali membuatku menyakitimu, sedang disisi lainnya aku sendiri tidak tahan melihat kamu terluka ..." Arkan menjeda kalimatnya lantas menatap kosong. "Membuatku tampak seperti orang bodoh yang tidak punya pekerjaan. Kamu membuatku berusaha melukaimu, lalu mengobati luka yang aku ciptakan itu dengan tanganku sendiri. Miris sekali, ckck!" lanjutnya sambil menghela nafasnya kasar. Flashback Meskipun Keysa telah melukai ego dan juga mempermalukan Arkan didepan umum, tetap saja Arkan masih tidak bisa membenci Keysa. Arkan meyakinkan diri bahwa Keysa melakukannya mungkin karena dihasut dan salah paham kepadanya. Atau mungkin ada orang lain yang sedang berusaha untuk merusak hubungan mereka. Oleh sebab itu, Arkan mencoba untu tidak marah atau pun membenci Keysa. Arkan bersih keras menekankan pada dirinya sendiri, Keysa tidak bersalah. Karena hal itu jugalah yang menyebabkan Arkan terus mencoba berusaha menjelaskan kebenarannya kepada Keysa dengan sabar. Meski Keysa berulang kali menolak penjelasannya, tapi Arkan masih sabar akan hal itu. "Keysa, aku mohon percaya padaku. Aku tidak begitu, bukan pria sebajingan itu dan yakinlah ini semua pasti ada yang sengaja menjebak supaya kita bertengkar dan hubungan kita hancur," bujuk Arkan memohon dengan raut penuh harap Keysa mau mempercayai ucapannya. Namun, sayangnya semuanya tidaklah semudah yang Arkan pikirnkan. Keysa bukanlah orang yang mudah dibujuk dan diyakinkan dan juga merupakan gadis keras kepala. Sehingga Arkan yang sebelumnya menggengam pergelangan Keysa, demi menahan agar Keysa tidak pergi begitu saja. Kini dihempaskan dengan kasar disertai usahan memberontak agar dilepaskan. Keysa mentah-mentah menolak untuk mempercayainya, baginya bukti nyata yang ia lihat dengan mata kepalanya, lebih dari cukup untuk meyakinkan dirinya akan berengsekkan Arkan benar adanya. "Semuanya sudah jelas, kamu mau menjelaskan apalagi, hahh?!!Kamu mau bilang kalau wanita itu bisa sampai hamil, cuma akibat kehilafanmu, begitukah? Kalau begitu dengarkan ini, hilaf itu cuma sekali dan jika benar melakukan cuma sekali mana mungkin wanita itu bisa langsung hamil, kamu pikir benihmu bibit unggul?!!" cibir Keysa sambil membentak murka Arkan. "Sekarang, lepaskan tanganku! Aku muak padamudan tidak sudi bersentuhan dengan bajingannn sepertimu!!" "Key, aku mohon ..." Arkan penuh harap menurunkan egonya agar Keysa mau mempercayainya. "Dengarkan penjelasanku ..." Keysa menggelengkan kepalanya dengan tegas. "Aku bilang tidak berarti tidak, apa kamu tak mengerti?!! Sekarang aku bilang lepaskan tanganku ..." ucapnya dengan nada suara perlahan merendah. Mungkin karena sudah lelah memarahi Arkan terus-menerus sehingga membuatnya jadi lelah. Tidak dapat diduga oleh Arkan, tiba-tiba saja air mata Keysa meluncur begitu saja. "Sampai kapan kamu begini, sampai kapan kamu menahanku dan membuatku semankin terluka? Ataukah kamu memang masih punya banyak luka yang ingin ditorehkan kepadaku, aaarrggh!! Kumohon,.tolonglah, lepaskan tanganku ..." Keysa mulai jengah juga tampak prustasi. Menyababkan Arkan yang tak tega, mengalah tak kuat melihat air mata Keysa yang mengalir derasnya. Akhirnya Arkan pun melepas genggamannya, juga Keysa berlari menjauh menghindarinya, Arkan membiarkannya tanpa berusaha mengejar. Arkan pikir Keysa mungkin butuh waktu untuk menenangkan diri dan memikirkan semuanya, sehingga Arkan memberinya waktu. Hari demi hari berlalu, Arkan masih tidak menyerah. Terus berusaha membujuk Keysa agar mau mendengarkannya tanpa putus asa. Meski kenyaataannya hubungan keduanya makin hancur. Keysa yang keras kepala seolah tertutup hatinya masih tidak mau mendengar penjelasan Arkan. Bersih keras berpikir juga menuduhkan Arkan pria berengsek yang tidak pantas dicintai. Selang dua minggu kejadian, Arkan yang tidak putus asa pun kembali membujuk Keysa, namun hal itu tidaklah mudah saat Keysa sendiri membentangkan jarak diantara mereka. Keysa selalu berusaha menjauhinya dan tidak mau bertemu dengan Arkan. Hal itu menyebabkan Arkan jadi kewalahan berusaha menemui Keysa. Dan saat menemukan Keysa ternyata berada ditaman dekat danau tempat keduanya biasa menghabiskan waktu bersama saat mereka masih berbaikan. Arkan pun tanpa pikir dua kali menghampiri Keysa dari jauh dengan sedikit tergesa dan berharap kali ini Keysa mau mendengarkannya. Akan tetapi ketika menyadari Keysa tidaklah sedang sendiri langkah Arkan melambat. Ternyata Keysa sedang bersama Selena dan sedang mengobol dengan asik sampai tidak menyadari keberadaan Arkan yang mendekatinya. "Jangan bersedih lagi, Keysa. Jangan keluarkan air matamu lagi demi Arkan ..." hibur Selena terdengar sampai ke telinga Arkan. Seketika Arkan mengeram menyerapah merutuki Selena dalam hatinya. Bagaimana bisa wanita itu masih berani mendekati Keysa setelah diperingatkannya dan Keysa kenapa tega mengingkari janji kelingking yang mereka ikat tempo hari? Kebenarannya Selena memang benar merupakan sahabat kecil Arkan dan keduanya memanglah cukup dekat. Akan tetapi saat pertemanan mereka mulai dibumbui oleh yang namanya cinta semuanya mulai berubah, apalagi saat Arkan menolak Selena tanpa memberikan harapan sedikitpun, membuat persahabatan mereka kandas berganti permusuhan. Selena yang tidak terima hal itu mulai berulah, mengganggu Arkan disetiap kesempatan. Selena bersih keras jika ia tidak bisa mendapatkan Arkan maka wanita manapun tidak akan bisa mendapatkan Arkan. Bahkan Selena menghalalkan segala cara, agar bisa menyingkirkan wanita yang mencoba dekat dengan Arkan. Selena yang picik juga licik bermain cantik, dengan tenang menjalankan rencananya. Setiap wanita yang dekat dengan Arkan, akan Selena dekati juga dijadikan sahabatnya. Lalu siapa sangkah setelahnya Selena menghasut wanita itu agar menjauhi dan membenci Arkan dengan cara apapun. Termasuk memitnah bahkan menjebak Arkan dengan tuduhan yang menyebakan wanita itu dengan sendirinya pergi dari hidup Arkan, sama seperti yang Keysa alami. Dan Keysa merupakan korban keduanya Selana. Makanya Arkan sudah berpengalaman dan mengetahui tabiat busuk Selena, meminta Keysa agar menjauhi Selena. Arkan pikir setelah mengikat janji kelingking, Keysa akan patuh dan menuruti ucapannya, tapi yang terjadi malah sebaliknya. Apa yang Arkan lihat dihadapannya telah membuka titik terang dan sekarang Arkan tahu siapa dalang dibalik kejadian yang dialaminya. Mata elangnya menghunus mengamati Selena tajam seperti mangsa yang tidak sabar untuk Arkan habisi. "Aku tahu kamu sangat mencintai Arkan, tapi kenyataan tentangnya sangatlah melukaimu jadi lebih baik kamu melupakannya." Selena menasehati Keysa membujuknya agar meninggalkan Arkan. Seketika darah Arkan menjadi mendidih mendengarnya. Wanita sialan itu sepertinya perlu diberi pelajaran. Jika sebelumnya Arkan memang memaafkannya, karena Selena dengan tulus meminta maaf padanya dengan raut penuh penyesalan, juga alasan Selena merupakan sahabat kecilnya membuat Arkan tidak tega dan tidak memberinya pelajaran. Meskipun sejak itu Arkan menjaga jarak dengan Selena. Dan untuk kedua kalinya, sepertinya Arkan tidak akan membiarkannya lagi. Selena tidak akan dilepaskannya, sudah cukup tidak ada rasa kasihan lagi, wanita sialan itu memanglah harus menerima balasan yang setimpal. "Aku tidak mencintainya, aku tidak mencintai Arkan," ungkap Keysa membuat langkah Arkan terhenti lantas bersembunyi dibalik pohon untuk mendengar lebih. "Untuk mencintai seseorang setidaknya dibutuhkan waktu selama tiga bulan kebersamaan, sedang aku dengannya hanya lima minggu, jadi mungkin aku pikir selama ini aku hanya nyaman dengannya bukan mencintainya," jelas Keysa ragu berusaha menapik perasaannya dihadapan Selena agar tidak dianggap bodoh. Disisi lain, Arkan terdiam menantikan kalimat Keysa berikutnya dan berharap ia hanya salah mendengarnya. "Lalu kenapa kamu menangis saat mengetahui keburukannya?" tanya Selena. "Tentu saja karena dia pacarku, apapun tentangnya pasti akan dihubungkan denganku. Kelakuan buruknya yang b***t telah berhasil menghamili seorang wanita, telah diketahui banyak orang. Pastinya hal itu akan membuat reputasiku buruk. Dan terbukti saat orang-orang mulai menuduh serta menghujatku sebagai wanita rendahan," lirih Keysa tampak prustasi lelah dengan semuanya. "Mereka pikir jika Arkan bisa menghamili wanita, Arkan pastinya juga pasti bisa merusak pacarnya sendiri, sehingga setelah mengetahui kejadian itu dan sekarang, mereka terus memandangku juga menhujatku dengan jijik dan menuduhku tidak ada bedanya dengan wanita jalang ..." sambung Keysa meratapi nasibnya akibat menerima cinta dari Arkan. "Sebelumnya aku pikir dengan menerima cintanya Arkan akan membuatku terbebas dari ejekan orang-orang yang mengataiku tidak laku. Aku pikir dengan menjadi orang-orang bungkam dan takjub dan iri melihat diriku yang mampu memikat pria setampan Arkan. Akan tetapi semua itu malah membuatku semakin dipojokkan dan dibully," jelas Keysa mengeluarkan uneg-unegnya. Tanpa sengaja berhasil melukai ego Arkan begitu dalam. Perkataan Keysa seolah sedang menancapkan sebilah pedang tajam ke dalam tubuhnya. Arkan tertohok dan sangat kecewa akan kenyataan yang ada. "Kamu memanfaatkannya?" tanya Selena tidak menyangka, tapi cukup sangat senang mendengar kenyataan yang ada. "Siapa yang memanfaatkan, aku hanya menggunakan kesempatan yang ada," elak Keysa tidak merasa bersalah. Ucapan-ucapan yang selanjutnya, makin membuat Arkan tak tahan mendengarnya. Sulit untuk dipercayai, tapi begitulah adanya. Entah bagian mana yang melukainya, bagian Keysa yang ternyata tidak mencintainya atau bagian Keysa cuma memanfaatkannya, namun hal itu sudah telah benar-benar melukai egonya Arkan. Flashback Off *****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD