5 - Alas Kaki

1212 Words
*Boooommmm….!!! *Bammmmm….!!! "ROOOAARR…!!!" Saat Sang Master masih dengan tenang bertahan di tengah kubah formasi, mempertahankan intensitas serta alur ledakan dahsyat yang sedang meluluh-lantakkan para Malaikat kontrak, puluhan Boneka bernyawa dalam berbagai wujud, Serigala metalik, Gajah metalik, juga burung-burung Metalik, berkolaborasi dengan pasukan manusia akar, menerjang semburat keberbagai arah. Acak menghujamkan tubuh masing-masing pada tiap anggota Endless Heavens Sect berlokasi paling dekat. Mencegah dan menghambat mereka untuk bergerak mendekati kubah formasi. *Woooshhhh…!!! *Boooommmm…!!! "Hahhahaha…! Pak tua, kemana kau pikir ingin pergi?" Sementara saat para anggota Endless Heavens Sect tertahan oleh gerombolan pasukan Boneka Bernyawa dan Manusia akar, Sang Tetua sendiri, sosok terkuat dari kelompok Endless Heavens Sect yang hadir dalam agenda Simposium, ditahan langsung oleh Sinbad. "Tunggu disini barang sejenak! Kita buat pertukaran serangan dalam intensitas tinggi yang akan cukup untuk membuat suasana lebih meriah lagi!" "Lebih semarak…! Hahhahahaha….!" Meskipun lawan yang sedang dihadapi adalah seorang Emperor tahap Surga puncak. Sinbad yang telah berada dalam mode Murka Tremor Sword, tampak cukup kompeten dan mampu jika hanya sekedar menahan Sang Tetua. "Hmmmmm…!!!" Merasa itu akan sulit lepas dari penjagaan Sinbad dalam waktu singkat, Tetua Endless Heavens Sect, memutuskan memberi intruksi pada Malaikat kontrak miliknya ganti menerjang kedepan. *Woooshhhh…!!! Malaikat Kontrak, mengepakkan enam sayap dipunggung, melesat cepat. Hanya saja, baru setengah jalan ditempuh… *Wuuunggg…!!! *Boooommmm…!!! Dari arah sudut lain, Neve, satu dari Guardian Beast, Sang White Condor, mengambil peran untuk menahan Malaikat kontrak milik Tetua Endless Heavens Sect. *Kraaaakkkk…!!! "Kwaaakkkk…!!!" Telah berada dalam wujud cukup besar, Neve berseru lantang pasca menghujamkan serangan yang memberi efek sebaran Mana Es Kuno pekat. Seketika membekukan sebagian tubuh Malaikat kontrak. Termasuk beberapa sayap pada punggungnya. *Woooshhhh….!!! *Baaaammmm….!!! Sayap yang membeku, menyebabkan pergerakkan Sang Malaikat kontrak terhambat, tak mampu lagi mempertahankan situasi terbang. Segera jatuh menghujam tanah. "Kwaaakkkk…!!!" *Woooshhhh…!!! Melihat mangsanya jatuh, Neve mengepakkan dua sayap cepat. Menukik tajam sembari menyebarkan deru Mana Es Kuno intens. *Boooommmm….!!! Ledakan dahsyat yang disertai pecahan hujan es, seketika semburat untuk tersebar luas saat tubuh raksasa Sang White Condor, sekali lagi menghujam telak Malaikat kontrak. "Hahhahaha… Lihatlah! Bahkan Neve kini menjadi begitu antusias…!" Kembali pada situasi Tetua Endless Heavens Sect, Sinbad yang menghadang pria tua tersebut, melepas tawa lantang. Menatap bangga melihat tiap aksi yang kini dilakukan oleh Guardian Beast miliknya. "Pengganggu…! Kau hanya target kedua! Sekedar rencana cadangan! Sementara bocah Tuan Muda House Alknight yang ada disana, adalah buruan utama!" gumam Tetua Endless Heavens Sect, menggertakkan gigi-gigi saat sorot yang terpancar pada mata, berkembang penuh kebencian untuk Sinbad. "Sekedar rencana cadangan ya? Jika begitu, santai sedikit saat menghadapi target kedua kalian ini! Rencana cadangan kalian ini!" balas Sinbad. Justru mulai semakin melebarkan senyum antusias di wajahnya. *Tapp…!!! *Slaaaassshhh…!!! Menutup kalimat, Sinbad melompat untuk mengeksekusi tebasan berderak Mana Tanah intens Tremor Sword. *Wuuunggg…!!! Menyambut tebasan Sinbad, Tetua Endless Heavens Sect mengeksekusi satu teknik pertahanan Mana Cahaya berbentuk perisai raksasa. *Boooommmm…!!! Ledakan dahsyat menggema bersama tebasan Sinbad menghujam perisai cahaya. Tubuh Tetua Endless Heavens Sect, sedikit terdorong mundur kebelakang. Memasang wajah tampak terkejut. Tak menduga bahwa tebasan Sinbad yang hanya seorang Emperor tahap Bumi, akan memiliki bobot cukup berat. "Pedang itu, harusnya adalah jenis sama dengan yang dimiliki oleh Nona Muda!" gumam Tetua Endless Heavens Sect. Menyadari kunci lonjakan kekuatan Sinbad, ada pada perubahan wujud yang berasal dari pedang aneh pada genggamannya. Merasa cukup membuang waktu, Tetua Endless Heavens Sect sempat melirik pada Putri Asoka, seperti sedang mengharap uluran tangan. Hanya saja, lirikan dari Sang Tetua, sama sekali tak berbalas. Putri Asoka, terlihat tak berminat untuk membuat langkah apapun. Bertahan diam dilokasi, bergantian melihat kearah Sinbad dan Theo yang masih bertahan pada langit Sangkar Merah Raksasa ciptaannya. Jelas melihat kondisi terkini Malaikat kontrak milik anggota Sektenya sedang dibantai dalam deru ledakan dahsyat tanpa jeda, Sang Iron Maiden, justru memasang raut wajah antusias penuh minat. Terlihat seolah sedang tak terganggu sama sekali, malah menikmati. "Hmmmm….!" Merasa tak ada harapan untuk datangnya uluran tangan dari Nona Muda Sektenya, Tetua Endless Heavens Sect, kembali fokus menatap sosok Sinbad. "Pak tua, lagipula, kenapa juga kau tampak begitu terburu saat semua anggotamu, sudah bergerak untuk menerjang secara bersamaan!" ucap Sinbad, melempar obrolan kosong ditengah pertarungan. "Tutup mulutmu…!!" *Wuuunggg…!! Membalas kalimat kosong Sinbad, Tetua Endless Heavens Sect, mengeksekusi serangan Mana Cahaya berbentuk ratusan bola kecil. *Boooommmm…!!! *Boooommmm…!!! *Boooommmm….!!! Menanggapi datangnya serangan, Sinbad hanya melompat mundur sembari mengayun Tremor Sword beberapa kali. "Hahhahahha….!!! Dia benar-benar sosok puncak di masa ini? Serangan yang cukup konyol!" Wujud Gryphon pada Tremor Sword, dimana sedang mengambil peran dalam menghalau tiap serangan bola cahaya, tertawa lantang meremehkan teknik Tetua Endless Heavens Sect. "Jika manusia kusut ini hidup di masa serta era yang sama dengan saat Ras Nefilim menguasai Gaia Land, ia hanya akan berakhir menjadi alas kaki!" lanjut Gryphon, semakin tajam kalimat hinaannya. Mendengar kata-kata Gryphon, Tetua Endless Heavens Sect memasang wajah gelap penuh amarah. Jelas tak terima direndahkan sedemikian rupa. Ia hendak memberi reaksi dengan menambah intensitas serangan, sampai niatnya terhenti untuk beberapa saat ketika mendengar Sinbad mengucap kata untuk menanggapi kalimat Gryphon sebelumnya. "Hei..! Gryphon! Jaga bicaramu! Itu tak sopan merendahkan generasi yang lebih senior! Lagipula, apa kau tak mendengar dari tadi yang sempat pak tua ini sampaikan? Dia adalah sosok suci utusan dewa!" ucap Sinbad, melempar kalimat yang jelas adalah Sarkasme. "Omong kosong macam apa yang kau katakan hahh…!" Gryphon, justru tampak kesal bercampur geli mendengar kata-kata Sinbad. "Jika dia disebut senior dan harus dihormati, lalu kau akan menyebutku sebagai apa? Super Senior? Jika dia layak untuk dihormati, itu berarti aku harus disembah! Hahahhaha…!" Bagaimanapun juga, Gryphon adalah ras Nefilim, makhluk penghuni salah satu abad kekosongan, jangankan Tetua Endless Heavens Sect dihadapan Sinbad, bahkan manusia paling tua di Gaia Land saat ini, paling senior sekalipun, tetap tak akan sebanding jika beradu umur dengannya. "Ohhh… Benar juga! Hahhha…! Maafkan aku!" sahut Sinbad. "Ehhh, dari yang kau sampaikan, seharunya kalimatmu yang menyebut dia adalah alas kaki, juga harus di ralat!" tambah Sinbad. "Begitu? Lalu apa sebutan yang tepat?" tanya Gryphon. "Bayangkan alas kaki adalah makhluk yang punya kaki sendiri! Pak tua ini, adalah alas kaki dari makhluk alas kaki tersebut!" "Guuhhh…. Guaahahhahaha…!!! HAHAHHAHAHHAHA….! Hahhaahha…!" "Kau yang terbaik! Sinbad! Kau yang terbaik! Tak salah aku memilih kau sebagai pewaris Tremor Sword!" "Alas kaki dari alas kaki! HAHHAHAHAH…!" Tawa Gryphon, meledak. *Wuuunggg….!!! *Boooommmm….!!! Tawa Gryphon, bersambut satu aura ledakan dahsyat. Sosok Tetua Endless Heavens Sect, kini benar-benar menjadi sangat marah. Penuh amarah hingga melepas seluruh aura dalam tubuhnya. Tak lagi menahan barang sedikitpun. "Harus mati…! Kau harus matii…!" *Booooommmm…!!! Letupan Mana Cahaya dahsyat, meledak hebat bersama Tetua Endless Heavens Sect, melempar teknik bola cahaya sekali lagi. Namun, teknik bola cahaya kali ini, berukuran raksasa. "Hei Gryphon, dia marah…!! Hahahahah…!" Sinbad, menyambut dengan melempar aliran Mana Mutasi Debu Vulcanik wujud Soul Knight-nya. "Hahhhaha… Alas kaki yang sedang marah! Hahahhha….!" Masih dalam deru tawa lepas, Gryphon menambah Mana Mutasi Debu Vulcanik Sinbad, dengan selimut sebaran Mana Tanah Kuno. Dua aliran Mana, berkolaborasi dalam intensitas tinggi. *Boooommmm….!!! Himpunan aliran Mana dahsyat, saling bertumbuk satu sama lain. Membuat efek ledakan yang menggetarkan seluruh Sangkar Merah Raksasa Putri Asoka. Hanya saja, tetap, Sinbad dalam wujud Murka Tremor Sword, bertahan tanpa luka. Hanya terhempas jauh, sempat membentur sisi Sangkar Merah, sebelum kembali melesat untuk mengambil jarak dekat tertentu pada lokasi Tetua Endless Heavens Sect. Sang Tetua sendiri, sempat melirik kearah lokasi Theo. Sebelum kembali fokus menatap kesal pada sosok Sinbad yang tak henti mengganggu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD