Tak berselang lama Leo pun kembali ke apartemennya. Dia mendapati Miyabi yang sedang terduduk sambil melamun di atas ranjang. Gadis itu menyandarkan tubuhnya di balik head board sambil menatap menerawang. Ketika melihat Leo datang, Miyabi pun menghampirinya.
"Anda sudah kembali?" Tanya Miyabi sembari menghampiri Leo. Leo pun lantas membelai wajahnya.
"Kenapa kamu tidak istirahat? Bukankah saya sudah memintamu untuk beristirahat?"
Miyabi menggeleng-geleng kepala mendengar pertanyaan Leo tersebut. Lantas menatap laki-laki itu. "Saya tidak mengantuk. Dan lagi, tidak mungkin saya bisa beristirahat dengan tenang di saat kondisi Ibu saya masih belum baikan. Saya masih kepikiran padanya..."
"Bukankah operasinya sudah dilakukan? Seharusnya kondisinya sudah sedikit lebih pulih saat ini."
Miyabi mengangguk. "Ya. Operasinya sudah dilakukan. Itu semua berkat anda Pak Leo, saya sangat berterima kasih."
Leo tersenyum, lantas kembali membelai wajah Miyabi. "Saya sudah mengikuti apa yang kamu mau. Tapi kenapa kamu tidak menurut juga? Sekarang istirahatlah! Saya akan menemanimu!" Ucap Leo yang kemudian membawa Miyabi untuk berbaring. Miyabi pun akhirnya membaringkan tubuhnya dengan patuh di atas ranjang lantas menatap Leo.
Leo membaringkan tubuhnya di samping Miyabi, kemudian memeluk gadis itu dari samping. Dia juga menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Miyabi. Miyabi pun hanya bisa diam merasakan itu.
"Pak Leo? Bolehkah saya bertanya sesuatu?"
"Hm, katakanlah!" Pinta Leo tanpa membuka matanya. Miyabi pun menghela nafas panjang sebelum berucap.
"Saya ingin tahu, apa sebenarnya yang sudah Pak Leo lakukan kepada ayah tiri saya? Apa Pak Leo memukulinya?"
Leo pun menyunggingkan senyuman mendengar itu. "Tentu saja! Saya harus membalas perbuatannya padamu. Bukankah dia juga memukulimu?"
"Tapi, kenapa Pak Leo mau melakukan semua ini untuk saya? Apa alasan Pak Leo melakukannya?"
Seketika Leo yang sedang memejam itu pun membuka matanya. Lantas dia menatap Miyabi.
"Tentu saja karena kamu adalah wanita saya! Dan saya tidak akan membiarkan siapapun merusakmu. Apalagi sampai melukaimu! Dan kalau sampai itu terjadi, maka saya harus membalas perbuatannya itu! Dia harus membayar perlakuannya padamu! Siapapun orang itu!"
Miyabi terdiam dan tak bertanya lagi. Entah apa maksud Leo mengatakan semua itu. Namun yang jelas, bersama Leo Miyabi merasa dilindungi. Dia merasa lebih aman ketika berada di sampingnya.
Tak ingin memikirkan banyak hal, Miyabi pun akhirnya memutuskan untuk memejamkan matanya saja. Leo yang melihat itu pun menyunggingkan senyuman. Dia merasa senang karena Miyabi penurut.
Hingga tanpa terasa kantuk pun mulai menyelimuti. Keduanya pun akhirnya tertidur pulas.
****
Keesokan paginya Miyabi terbangun. Dia baru menyadari kalau saat ini dia masih berada di apartemennya Leo. Miyabi pun menoleh ke arah samping namun sudah tak mendapati keberadaan Leo di sana. Miyabi pun mulai bertanya-tanya, ke mana perginya laki-laki itu.
Hingga akhirnya Miyabi pun menoleh ke arah samping. Terdapat segelas s**u dan sebuah sandwich di atas nakas. Tak lupa juga sebuah kartu ucapan terselip di sana. Miyabi pun mengambil kartu ucapan itu dan membacanya.
**_*Saya sudah menyiapkan sarapan untukmu. Jangan lupa untuk memakannya! Kamu juga tidak usah datang ke kantor untuk bekerja hari ini. Pulihkan dulu kondisimu! Beristirahatlah di apartemen untuk sementara waktu. Saya tahu kalau kamu tidak memiliki tempat bernaung saat ini.*_**
Miyabi terkejut membaca itu. Bagaimana mungkin Leo bisa tahu, kalau dirinya merasa enggan untuk pulang ke rumah setelah apa yang papanya lakukan kepada dirinya. Miyabi merasa enggan untuk bertemu lagi dengan papa tirinya itu. Apalagi setelah pelajaran yang Leo berikan kepada laki-laki itu. Miyabi takut kalau papa tirinya itu akan semakin membencinya dan semakin melukainya.
Hingga akhirnya Miyabi pun meminum s**u tersebut dan memakan sandwich nya. Entah mengapa hatinya merasa hangat mendapatkan perhatian seperti itu dari Leo. Meskipun baru satu hari bersamanya, namun Miyabi sudah begitu merasa nyaman diperlakukan bak seperti ratu olehnya.
Hingga tiba-tiba bel apartemen pun berbunyi. Miyabi pun beranjak untuk melihat siapa yang datang. Dia juga baru menyadari kalau saat ini ternyata sudah tengah hari. Dia tidak menyangka kalau sudah selama itu dia beristirahat di apartemennya Leo.
Begitu pintu dibuka Miyabi pun mendapati Brandon di sana. Laki-laki itu berdiri sembari membawa beberapa paper bag di tangannya. Begitu melihat Miyabi, Brandon pun bergegas membungkukkan badannya di hadapan Miyabi.
"Selamat pagi Miyabi, kamu sudah bangun? Saya membawakan beberapa pakaian untukmu. Sebelumnya Pak Leo sudah meminta saya untuk membelinya dan mengantarkannya kesini. Tolong untuk menerimanya," ucap Brandon sambil memberikan paper bag itu kepada Miyabi. Miyabi pun mengambilnya dengan ragu.
"Ini untuk saya?" Tanyanya bingung. Brandon pun mengangguk menanggapi itu.
"Tentu saja. Pak Leo yang memintanya. Saya hanya membelikannya saja."
Miyabi pun tersenyum mendengar jawaban Brandon. Ternyata atasan barunya itu sebegitu perhatiannya padanya. Bahkan sampai pakaian pun dia membelikannya.
"Kalau begitu terima kasih. Maaf karena sudah merepotkan Pak Brandon."
Brandon mengangguk menanggapi itu. "Sama-sama. Saya hanya menjalankan perintah saja. Dan ya, Tuan Leo juga berpesan. Kalau hari ini kamu diminta untuk beristirahat saja di apartemen dan tidak pergi ke perusahaan. Dia memintamu untuk memulihkan kondisimu."
"Tapi, saya tidak dipecat, 'kan, dari perusahaan, Pak Brandon?"
Brandon tersenyum mendengar itu. Lantas dia pun menggeleng-geleng kepala. "Tidak. Pak Leo tidak memecat mu. Dia hanya memintamu untuk beristirahat saja dan memulihkan kondisimu. Setelah kesehatanmu pulih, kamu sudah boleh bisa bekerja lagi di perusahaan. Kamu bisa kembali kapanpun kamu mau!"
"Tapi pekerjaan saya, bagaimana?"
"Untuk sementara ini, biar saya yang akan menghandle nya. Kamu tidak perlu khawatir tentang itu!"
Miyabi mengangguk-ngangguk mengerti mendengar itu. Rupanya Leo hanya ingin memintanya untuk beristirahat saja, bukan memecatnya.
"Apa ada lagi yang ingin kamu tanyakan?" Tanya Brandon kepada Miyabi. Miyabi pun lantas menggeleng-geleng kepala mendengar itu.
"Tidak ada Pak Brandon, itu saja."
Brandon pun mengangguk. "Ya sudah kalau begitu. Saya akan pergi. Silakan lanjutkan istirahatmu!"
Miyabi mengangguk. Lantas Brandon pun berlalu meninggalkan apartemen itu.
****
Setelah mandi dan mengganti pakaiannya, Miyabi pun memutuskan untuk pergi ke rumah sakit untuk melihat kondisi ibunya. Sebelumnya dia sudah meminta izin kepada Leo untuk pergi ke sana. Awalnya Leo melarangnya. Namun karena tahu Miyabi mengkhawatirkan ibunya, akhirnya Leo pun memberikan izin. Namun dengan syarat untuk Miyabi segera kembali ke apartemen dan beristirahat. Dan Miyabi pun menyetujuinya.
Setibanya di rumah sakit Miyabi pun bergegas pergi ke ruang rawat ibunya. Freya dan Grace yang melihat kedatangan Miyabi pun bergegas menghampirinya.
Miyabi merasa sedikit lega karena ada kedua sahabatnya itu yang menjaga ibunya. Rupanya semalaman kedua wanita itu menginap di sana untuk menjaga Yumna.
"Miyabi, akhirnya kamu datang juga! Sebenarnya kamu dari mana? Kenapa tidak ada ke sini semalaman?" Tanya Freya begitu Miyabi tiba. Miyabi pun nampak kebingungan harus menjawab apa.
Bersambung...