"What? Miyabi?! Apa kau tidak salah bicara?! Memangnya kamu siapa?! Kenapa kamu sampai membela anak ingusan itu?! Apakah kamu mengenalnya?!"
Leo tersenyum mendengar pertanyaan Wilson tersebut. Lantas mendekatkan wajahnya ke wajah Wilson. "Lebih dari sekedar mengenalnya. Dia adalah wanitaku!"
Wilson pun lebih terkejut lagi mendengar itu. Sejak kapan Miyabi memiliki seorang kekasih yang mirip seperti mafia ini? Dia bahkan memiliki banyak pengawal dan anak buah. Tentu saja Wilson tidak menyangka itu. Dia pun malah tertawa.
"Wanitamu?! Sejak kapan Miyabi memiliki seorang pria?! Setahuku dia itu adalah wanita yang cuek. Dia bahkan tidak pernah berpacaran dengan siapapun. Dan tiba-tiba saja kau mengaku sebagai prianya? Itu lelucon!" Ucap Wilson tak percaya itu. Leo pun menyunggingkan senyuman mendengar itu.
"Terserah kamu mau percaya atau tidak. Tapi yang jelas, tujuanku untuk membawamu kemari adalah untuk memberikanmu peringatan! Jangan pernah lukai Miyabi lagi! Atau, Aku tidak akan segan untuk mematahkan lenganmu itu karena sudah berani menyentuhnya! Ah! Dan ya, karena kamu sudah memukulinya sebelumnya, jadi kamu juga harus mendapatkan balasannya. Kamu harus mendapatkan perlakuan yang sama seperti apa yang Miyabi dapatkan!"
Leo tersenyum. Kemudian dia pun memberikan isyarat kepada Brandon untuk mencambuk Wilson. Brandon pun mengangguk mendapatkan instruksi dari Leo tersebut. Lantas membuka sabuk pengamannya, dan memukuli Wilson dengan mencambuknya. Wilson pun berteriak kesakitan kala mendapatkan pukulan tersebut.
"Akh! Beraninya kalian memukulku! Hentikan! Hentikan kubilang!" Pintanya kepada orang-orangnya Leo. Namun orang-orang Leo tersebut tidak menghentikan gerakannya dan terus memukuli Wilson. Karena mereka belum mendapatkan perintah untuk berhenti dari Leo.
Ya, tentu saja sebagai bawahannya Leo, mereka hanya akan mendengarkan perintah dari Leo. Ketika Leo memerintahkannya untuk berhenti, barulah mereka akan menghentikannya.
Wilson pun terus menjerit. Orang-orang itu terus memukulinya dan mencambuknya dengan sekuat tenaga. Setelah Wilson terlihat lemah, barulah Leo mengangkat tangannya untuk memerintahkan mereka menghentikannya. Seketika Mereka pun menghentikan gerakan mereka setelah mendapatkan instruksi untuk berhenti dari Leo. Lantas Leo pun menatap laki-laki itu.
"Aku harap pelajaran ini cukup memberikanmu peringatan. Supaya kamu tidak berani macam-macam lagi terhadap Miyabi! Karena kalau sekali saja kamu mencoba untuk melukainya lagi, maka aku akan memberikan pelajaran padamu lebih dari ini. Apa kamu mengerti?!"
Wilson menatap Leo dengan kesal. Bisa-bisanya laki-laki itu mengancamnya hanya demi anak ingusan seperti Miyabi. Wilson menjadi penasaran, siapa sebenarnya laki-laki yang mengaku sebagai prianya Miyabi itu. Kenapa dia sepertinya memiliki kekuasaan yang besar.
Setelah memberi pelajaran kepada Wilson, Leo pun akhirnya memerintahkan anak buahnya untuk membawanya pergi. Anak buahnya Leo pun membawa Wilson dari tempat itu dan melepaskannya di jalanan. Wilson pun akhirnya pulang ke rumah dengan luka di tubuhnya.
Sherly dan Vivian begitu terkejut melihat kondisi Papa mereka. Mereka pun bergegas menghampiri Wilson untuk membantunya.
"Pah! Papa kenapa?! Kenapa bisa terluka seperti ini?! Siapa yang sudah memukuli papa?!" Tanya Sherly kepada Wilson. Kemudian mereka berdua pun membantu Wilson untuk duduk di sofa.
"Kalian tanyakan saja pada Kakak kalian yang b******k itu! Prianya yang sudah melakukan ini kepada Papa!" Ucap Wilson kepada Sherly dan Vivian. Sherly dan Vivian pun saling memandang satu sama lain mendengar ucapan Wilson tersebut.
"Prianya kakak?! Maksudnya, pacar kak Miyabi?!"
Wilson mengangguk mendengar pertanyaan putrinya itu. Lantas memperlihatkan lukanya kepada anak-anaknya. Sontak Sherly dan Vivian pun terkejut melihat keadaan papa mereka. Begitu banyak sekali luka cambukan dan pukulan di tubuh Wilson. Mereka pun bergegas membantu papanya untuk membuka pakaiannya.
"Vivian, cepat ambil obat P3K! Kita harus segera obati lukanya papa!" Pinta Sherly kepada adiknya. Vivian pun lekas mengangguk dan mengambil obat P3K di dalam laci. Lantas membawa kotak tersebut di hadapan Sherly.
Dengan piawai Sherly pun mengobati lukanya Wilson. Wilson pun meringis saat lukanya itu diobati.
"Memangnya sejak kapan kak Miyabi memiliki seorang pacar? Seingatku, dia tidak pernah dekat dengan pria manapun!" Ucap Sherly di sela gerakannya. Wilson pun mendengus mendengar itu.
"Entahlah! Papa juga tidak tahu. Yang jelas, pria itu mengaku sebagai prianya Miyabi. Dan dia memukuli Papa karena sebelumnya Papa sudah memukul Miyabi!"
"Apa, Pah?! Papa memukul Kak Miyabi lagi?! Kenapa?! Kenapa Papa memukulinya lagi?! Kali ini apa kesalahannya kak Miyabi? Sampai papa memukulinya?!"
Wilson pun bangkit dari tempat duduknya dan memukul wajah Vivian yang berbicara. Sherly pun nampak terkejut melihat itu.
"Pah!" Ucap Sherly berusaha menghentikan pukulan Wilson. Wilson pun menunjuk ke arah Vivian.
"Sudah aku katakan untuk tidak lagi membela gadis itu! Dia itu bukanlah kakak kandungmu! Jadi jangan berani-beraninya kamu membelanya di hadapanku!" Wilson berucap dengan menggebu-gebu. Vivian pun hanya menangis mendapatkan perlakuan seperti itu.
"Tapi, Pah, apa salahnya Kak Miyabi? Dia sudah begitu baik selama ini kepada kami. Dia tidak pernah menganggap kami sebagai saudari tirinya. Dia begitu peduli pada kami dan menyayangi kami. Lantas apakah salah, jika kami juga menyayangi dia?!"
Seketika Wilson kembali menampar pipi Vivian. Vivian pun meringis merasakan itu.
"Dasar anak bodoh! Kamu malah membelanya!" Ucap Wilson. Sherly pun bergegas menghentikan Vivian yang hendak kembali berbicara.
"Tapi—"
"Sudah, Vivian! Jangan bicara lagi!" Tegur Sherly kepada adiknya itu. Dia hanya tidak mau Vivian kembali dipukuli lagi oleh Papa mereka. Jadi dia pun berusaha untuk menghentikan Vivian.
"Aku peringatkan pada kalian berdua, untuk tidak lagi berbaik hati kepada Miyabi! Dia itu hanyalah gadis ingusan yang tidak tahu diri. Dan aku juga melarang kalian untuk pergi ke rumah sakit! Biarkan saja gadis itu yang mengurus ibu kalian. Kalian gak usah ikut campur!" Ucap Wilson kepada Sherly dan Vivian. Sherly dan Vivian pun menggeleng-geleng kepala mendengar itu.
"Tapi Pah, kami juga ingin melihat kondisi mama!" Protes Vivian. Lagi Wilson hendak menamparnya kembali. Namun Sherly bergegas melindunginya dengan memeluk tubuh adiknya itu. Wilson pun mengurungkan niatnya.
"Sudah aku katakan untuk kalian diam saja di rumah! Tak usah kalian pergi ke sana! Biar saja Miyabi yang menjaganya. Kalian fokus aja kuliah dan sekolah!"
Setelah mengatakan itu Wilson pun pergi. Sherly dan Vivian pun berpelukan untuk saling menguatkan.
"Sudah Kakak bilang untuk jangan melawan Papa lagi! Kamu kena pukul lagi 'kan, sama dia!" Ucap Sherly kepada Vivian. Sontak Vivian pun melepaskan pelukannya dari kakaknya itu.
"Tapi kasihan Kak Miyabi, Kak! Papa selalu saja memukulinya! Kenapa sepertinya Papa tidak suka sekali sama dia! Padahal kak Miyabi selama ini tidak pernah melawan padanya!" Ucap Vivian.
"Sudah! Lebih baik kamu menurut saja pada ucapan Papa!"
Vivian pun hanya bisa pasrah. Sebenarnya dia merasa kasihan kepada Miyabi, karena kakaknya itu tidak pernah mendapatkan keadilan dari papanya. Dan justru malah selalu saja mendapatkan hukuman.
Bersambung...