Sasmita tidak bisa tidur dikarenakan otaknya terlalu sibuk memikirkan ucapan Sarnia mengenai nasib Suci yang telah banyak berkorban untuk Sasmita. Sasmita bingung dan mencari ketenangan dengan cara memandangi wajah Rarendra yang terpejam, meringkuk di hadapannya. Dengkuran halus menyertai Rarendra yang malam tadi sibuk memasak untuk Sasmita, dikarenakan Sasmita berdalih sakit perut sekaligus tak enak badan efek PMS, padahal sebenarnya, Sasmita terlalu pusing memikirkan kebenaran ucapan Sarnia. “Benarkah …? Benarkah sebenarnya lamaran itu untuk Mbak Suci? Dan karena itu juga, keluarga kami mendukung hubungan Mbak Suci dan Mas Rara?” pikir Sasmita masih menduga-duga. Sakit, Sasmita merasa sangat sakit, dan lagi-lagi, air matanya berlinang. “Ini aku baru membayangkan. Gimana ceritanya kala