Aku baru tiba di rumah dan ketika aku membuka pintu yang pertama kali ku lihat adalah Mas Ares yang saat ini sedang memotong sayuran di atas meja makan, aku melihat meja makan terlihat sangat berantakan. Aku tersenyum dan menatapnya. “Kamu memasak lagi?” tanyaku duduk di kursi depan meja makan. “Heem? Kamu sudah pulang?” “Iya.” “Aku masak karena aku tahu kamu pasti akan lapar kalau tiba di rumah.” “Kamu tahu darimana?” “Feeling,” jawab Mas Ares lalu membawa sayuran yang ia potong dan menaruhnya di atas panci. Aku tersenyum melihatnya, ia benar-benar lihai dalam segala hal. Mas Ares bukan orang asli Indonesia, walaupun ibunya asli Indonesia. Tapi selama ini dia tinggal di Manhattan, namun melihatnya dia lancar berbahasa Indonesia, artinya dia memang memiliki darah yang sangat kental