Aku mendengar kabar bahwa Paman sakit, aku segera ke rumah Paman dan mengabaikan hatiku yang terluka atas perbuatan mereka, aku mengatakan dalam hati bahwa bagaimanapun juga mereka tetap keluargaku satu-satunya setelah kehilangan Ibu. Setelah aku tiba di sana, yang benar saja mereka mendorong tubuhku hingga aku terjatun ke lantai. Aku mendesah napas halus dan berusaha tenang, aku harus melihat kondisi Paman. Aku tidak boleh menyerah begitu saja hanya karena Yesika mendorong dan menghadangku bersama bodyguard di rumahnya. “Aku harus bertemu dengan Paman, aku dengar Paman sakit,” kataku, bangkit dan melangkah menghampiri Yesika. “Kamu tidak tahu malu sekali ya, setelah melakukan banyak hal untuk menyerang kami, kamu malah kemari dan mau mengasihani ayahku? Jangan sok kali kamu ya, kamu itu