12. Secarik Kertas

1206 Words
Ruang rawat yang begitu sunyi hanya ada Gladys seorang diri hanya di temani keheningan. Pada akhirnya semua orang meninggalkan Gladys tanpa sepatah kata. Dia yang terjebak dalam Rumah Sakit tanpa tahu siang atau malam merasa dunia terasa begitu hampa. ‘Raziel.. Mengapa aku bisa teringat dirimu disaat seperti ini? Hnng.. Lucu sekali, Steven marah bukankah itu wajar?. Pada dasarnya akulah yang bersalah, aku yang membuat Steven meninggalkanku. Gladys.. Seharusnya kau sadar, sampai kapanpun kau tidak akan pernah mendapatkan CINTA atau kasih sayang dari siapapun. Benar.. Seharusnya Aku disini didalam keheningan seorang diri. Ya.. Seharusnya memang begini'. Batin Gladys meracau, fikiran Gladys kacau tak menentu. Dia duduk menekuk kakinya dan menelungkupkan kepalanya, seakan sedang menyembunyikan keberadaan dirinya dari dunia ini. Disaat Gladys tenggelam dalam keputus asaan, tiba-tiba seseorang merengkuh tubuh Gladys dengan penuh kehangatan. “Gladys.. Mengapa kau sampai seperti ini?”. Tanya Raziel, kedatangannya bahkan tidak Gladys sadari. “Semua ini gara-gara kau Raziel! Jika saja kau tidak mengganggu kehidupanku, aku tidak akan berakhir seperti ini dengan Steven”. Kata Gladys menyalahkan Raziel. “Dys.. Aku terima semua tuduhan dan kebencianmu padaku, dan aku juga tidak akan ikut campur dengan urusan pribadimu. Tapi Steven memang sudah di tunangkan dengan wanita lain tanpa sepengetahuanmu”. Kata Raziel, dia melepas rengkuhannya dan membiarkan Gladys membuka fikirannya tentang Steven. Gladys terkejut dengan perkataan Raziel, dia mengangkat kepalanya dan memandang serius Raziel. “Direktur, aku terima kau mengusik kehidupanku. Tapi apakah kau juga harus mengarang cerita untuk menghiburku?”. Raziel mengeluarkan surat undangan pernikahan dan memberikannya pada Gladys. “Bacalah..! Lihatlah baik-baik pria yang selama ini kau cintai dan percayai!”. Gladys melihat isi surat undangan tersebut, didalamnya tertera nama Steven Morgwen dengan salah satu Putri Keluarga terpandang Roderick Steven Morgwen & Evelyn Roderick Gladys menjatuhkan secarik undangan tersebut, seketika tubuhnya lemas. Dia menyandarkan tubuhnya di bahu Raziel dengan air mata yang jatuh tanpa Gladys pinta. “Menangislah untuk kali ini saja, luapkan semua perasaan dan bebanmu selama ini. Kau tidak perlu terlihat kuat dan menyembunyikan semuanya dariku. Sebagai gantinya biarkan aku mendengar jeritan hatimu”. Kata Raziel, dia membelai rambut Gladys lembut untuk menenangkannya. Disaat Raziel bersama Gladys, Sesaat dia bisa melupakan tentang dendam dan semua yang berhubungan dengan Regnand. Untuk beberapa alasan entah mengapa Raziel memiliki perasaan nyaman saat bersama di samping Gladys. Namun setiap Raziel menyadari ada yang berubah dari dirinya seketika dia teringat Roshalia. ‘Roshalia, maafkan aku. Tidak seharusnya aku seperti ini, aku benar-benar tidak ingin mengkhianatimu’. Melihat emosi Gladys membaik Raziel membaringkan Gladys di kasur dan beranjak dari tempatnya. “Direktur tunggu!”. Cegah Gladys, tangannya tanpa sengaja mencekal pergelangan tangan Raziel yang melihat Raziel akan pergi. “Kau istirahatlah! Aku masih ada pekerjaan yang menunggu di kantor. Kau sudah di perbolehkan pulang, jadi aku akan meminta Bibi Margarett menjemputmu”. “Direktur, tidak bisakah kau disini sebentar lagi. Entah mengapa saat bersamamu ada perasaan nyaman yang tidak bisa aku jelaskan. Setidaknya sampai Bibi Margarett datang”. “Aku tidak ada waktu saat ini, ku harap kau mengerti. Istirahatlah dengan baik!”. Raziel melepas cekalan tangan Gladys dan melangkah pergi. ‘Aku harus bisa mengontrol perasaanku, jangan sampai perasaanku mengontrolku dan membuatku lupa akan tujuanku. Seperti ini lebih baik!’. Batin Raziel. Tidak lama setelah kepergian Raziel yang masih meninggalkan bekas kehangatan di hati Gladys, Bibi Margarett datang untuk mengurus prosedur kepulangan Gladys. “Nona Gladys, bagaimana keadaanmu sekarang? Tuan berpesan untuk menjemput Nona pulang dan merawat Nona dengan baik”. “Aku baik-baik saja Bi, mari kita pulang. Aku juga sudah tidak betah berada lama-lama di rumah sakit. Bagaimanapun masakan Bibi yang terbaik”. Setelah mengurus administrasi dan prosedur perpulangan Bibi Margarett membawa Gladys kembali ke Mansion Raziel. (。・ω・。) -Mansion Raziel Vincent de Alzhio Sekembalinya dari Rumah Sakit kondisi Gladys mulai membaik. Waktu sudah menunjukkan sore hari, dalam benak Gladys Raziel pasti akan segera pulang. Di dapur dengan perasaan yang lebih baik Gladys membantu Bibi Margarett masak untuk makan malam. “Bi.. Apakah Bibi tahu makanan apa yang Direktur sukai?”. Tanya Gladys sambil mengupas kentang “Tuan terbilang tidak memilih-milih makanan, tapi beliau sangat suka dengan makanan berbahan dasar daging sapi”. Kata Bibi Margarett yang sedang mempersiapkan daging iga sapi untuk di oven. Bibi Margarett dan Gladys berniat membuat makan malam simpel Roast Meats dan Lancashire hotpot serta beberapa sayuran ringan untuk makan malam. Setelah 1 jam lamanya uprek didapur semua masakan sudah selesai dimasak. “Bi.. Sembari menunggu Direktur kembali, aku mau ke atas dulu buat mandi. Bibi bisa menyiapkan makanannya di meja sekarang”. “Baik Non, Bibi mau menyiapkan makanannya di meja dulu”. Gladys meninggalkan dapur dan menaiki tangga untuk kembali ke kamarnya. Dia mengambil ponselnya di meja untuk mengirim pesan singkat pada Raziel. ? Direktur, Bibi Margarett sudah masak makan malam untuk anda. Saya harap Direktur segera kembali untuk makan malam bersama. Send… Pesan telah terkirim, kini saatnya Gladys mandi sambil menunggu balasan dari Raziel. (。・ω・。) Flash Back, Beberapa jam sebelum Raziel menemui Gladys di Rumah Sakit. -Kantor General Hight Corp. Setelah mengantar Gladys ke Rumah Sakit dan mendapat tekanan dari Bianca, Raziel memilih mengalah untuk sementara waktu. Jadi dia memutuskan kembali ke Kantor untuk rapat yang sudah di persiapkan mengenai “Pembangunan Gedung Kepresidenan”. Di ruang Direktur Raziel masih terduduk dengan fikiran yang sedikit kacau. Meski dia tidak ingin memikirkan Gladys, tapi tetap saja keadaan Gladys yang tengah bersama Axton begitu mengganggunya. “Tuan rapat akan di mulai 20 menit lagi. Tapi sebelum itu, ada hal penting yang harus saya sampaikan”. Panggil Allard pada Raziel hingga membuat Raziel tersentak. “Katakan! Hal penting apa yang membuatmu datang kemari? Apakah mengenai berkas untuk rapat nanti?”. “Ya itu salah satunya. Tapi hal penting tersebut adalah ini..”. Allard memberikan sebuah surat undangan. “Seseorang mengirim undangan ini lewat kurir dan yang terpenting adalah di dalamnya terdapat nama Steven Morgwen yang akan menikah dengan salah satu putri dari Keluarga terpandang Roderick”. Ujar Allard. Raziel langsung mengambil surat undangan tersebut dan membacanya. Begitu tahu isi didalamnya, emosi Raziel keluar dan tanpa sadar dia menggebrak meja. Braak…!! “Steven.. Aku kira kau benar-benar mencintai Gladys, tapi rupanya kau juga gila akan kekuasaan!”. “Tuan… Maafkan atas kelancangan saya. Saya akan memberitahukannya sekarang. Diam-diam saya sudah menyelidiki hal ini, alasan Steven mendekati Nona Gladys selama bertahun-tahun adalah karena ingin menyelidiki status tersembunyi Nona Gladys yang di rahasiakan dari dunia. Badan Intelejen Negara Inggris secara khusus mengunci informasi penting mengenai Identitas Nona Gladys. Itu sebabnya waktu itu saya hanya bisa memberikan informasi umum mengenai Nona Gladys pada Anda”. “Jika memang Gladys memiliki latar belakang yang tidak biasa, dia pasti salah satu sisa keturunan dari de Costa yang tersebar. Hanya Bangsawan de Costa yang mengetahui identitas sebenarnya dari Klan Vampir, maka dari itu 300 tahun yang lalu Bangsawan de Costa dan Seluruh Keluargamu terutama Roshalia di bantai. Akankah tragedi 300 tahun yang lalu terulang kembali?”. Kata Raziel dengan menahan rasa sakit. “Tuan.. Jadi maksud anda, Steven kemungkinan diam-diam sedang menyelidiki keberadaan bangsa Vampir melalui Identitas Gladys?”.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD