10. Semua yang Menjadi Milikku, Pada Akhirnya Harus Kembali Padaku

1064 Words
-Ruang Direktur Utama Raziel yang memerintahkan seseorang agar Gladys mengantar berkas Sketsa Desain masih menunggu di ruangannya. “Allard, apa kau sudah memberitahu Divisi bagian Desain untuk segera mengantarkan berkasnya? Ini sudah lewat lebih dari 1 jam!” “Sudah Tuan, saya sudah memerintahkan Manajer bagian Desain agar Nona Gladys memeriksa kembali dan mengantarkannya pada anda”. “Lama sekali gadis itu, apa dia seekor siput hingga melakukan tugas saja masih selambat ini!”. “Anda terlalu berlebihan Tuan, Rapat mengenai Pembangunan Gedung Kepresidenan masih 1 jam lagi, seharusnya Tuan tidak perlu se khawatir itu. Kecuali jika Tuan memang berfikir menggunakan alasan ini untuk bertemu Nona Gladys dan meminta maaf padanya atas kejadian yang terjadi”. “Diam kau Allard, jangan mengatakan hal yang tidak berguna didepanku”. Raziel beranjak dari tempatnya. ‘Gadis nakal, bagaimana bisa kau membuatku khawatir seperti ini? Benar-benar bukan seperti aku yang biasanya'. Raziel keluar dari ruangannya dengan fikiran kacau. Antara teringat kejadian tadi malam dan keinginannya untuk melihat bahwa Gladys dalam keadaan baik-baik saja. Allard yang melihat sikap Raziel yang tidak biasa pada Gladys mulai berfikir, ‘Mungkin Gladys adalah wanita yang tepat untuk melunakkan hati dan perasaan Raziel yang telah lama membeku karena dendamnya. Sudah saatnya Raziel melupakan masa lalunya dan memulai masa depan yang baru. Tapi kemelut di Kerajaan Regnand masih begitu panas dan penculikan kemarin hanya sebagian kecil dari dampaknya. Gladys… Apakah kamu mampu bertahan melewati semua keadaan ini?’. Raziel keluar dari ruangannya berniat untuk melihat apa yang sedang di lakukan Gladys. Tapi begitu berjalan ke arah Lift Raziel justru melihat Gladys dalam keadaan pinsan. “Gladys, bagaimana kau bisa sampai seperti ini, Tidak bisakah kau tidak membuat orang lain khawatir? ”. Gumam Raziel. Raziel mengangkat Gladys dan terpaksa membawa Gladys menaiki Lift karyawan agar lebih cepat. Tapi Raziel tidak menyangka begitu dia melewati ruangan para Karyawan Divisi Desain dan Grafis, sikapnya akan mengundang perhatian semua orang yang melihat. Benar-benar w************n yang berani! Baru tadi pagi w************n itu menaiki mobil Direktur, lalu sekarang dia bahkan berada dalam pelukan Direktur! Jelas-jelas Direktur adalah pria yang anti dengan Wanita, bahkan artis Angela saja Direktur tolak. Bagaimana bisa wanita itu mengenal Direktur? Desas desus dan gosip menyebar begitu cepat bahkan lebih cepat dari membalikkan telapak tangan hingga terdengar sampai ke telinga Bianca. Dengan cepat Bianca mencari keberadaan Gladys. “Direktur, bagaimana Gladys bisa sampai seperti ini?” Tanya Bianca yang datang mengikuti langkah Raziel. “Aku tidak tahu. Bukankah kau temannya Gladys? Ikutlah ke rumah sakit sekarang!”. “Eh.. Tapi Pak, bagaimana dengan pekerjaan saya?”. Tanya Bianca ragu, “Allard akan mengurusnya!”. Tegas Raziel. Akhirnya Raziel dan Bianca membawa Gladys ke Rumah Sakit terdekat. *** Tiba di St Mary's hospital Raziel membawa Gladys menuju ruang Gawat Darurat, tidak lama setelah itu Dokter beserta suster datang untuk memeriksa. “Tuan dan Nona silahkan menunggu didepan, Secepatnya kami akan menangani pasien”. Kata Suster mencegah Raziel masuk. Raziel dan Bianca hanya bisa menunggu di luar, baru kali ini Raja dari Dunia Kegelapan duduk di deretan bangku besuk demi seorang gadis yang baru do kenalnya. Bianca yang melihat dengan jelas sikap Raziel tidak akan tinggal diam. Secepatnya Bianca mengirim pesan singkat pada Kakaknya Steven. Kak Stev, Gladys baru saja masuk St. Mary's Hospital. Aku harap Kakak cepat kemari atau Direktur akan mengambil langkah lebih dulu untuk merawat Gladys. Thanks you my Little girl, Kakak akan segera kesana. Kakak harap kamu dapat mengulur waktu agar Direkturmu tidak menemui Gladys sampai Kakak tiba. Ok!! Jangan lupa uang tip nya yah Kak, langsung ajah kirim ke rekeningku :-) Dasar gadis nakal, makin pintar memeras Kakak ya! Kalau ada waktu Kakak akan mentransfernya. Sudah.. Kakak akan datang sekarang! Bianca tersenyum membaca setiap pesan dari Kakaknya, sesekali dia melihat ke arah Raziel yang terlihat duduk tenang tanpa ekspresi. Bahkan di saat seperti ini Raziel masih bersikap dingin tanpa menunjukkan ekspresinya didepan umum membuat orang yang ada disampingnya tidak bisa menebak apa isi hatinya. Seperempat jam berlalu dan Dokter keluar dari ruang pemeriksaan. Raziel yang melihat Dokter keluar menghampiri untuk menanyakan keadaan Gladys. “Bagaimana keadaannya Dok?”. “Pasien mengalami peradangan pada lambung dikarenakan sering terlambatnya asupan makanan hingga terjadi pergesekan pada usus. Dalam kasus ini, lambung terluka atau mengalami iritasi yang ditimbulkan oleh cairan lambung pada mukosa lambung. Untuk saat ini kondisi pasien dalam keadaan stabil, saya harap Tuan lebih memperhatikan pola makan pasien agar kejadian ini tidak terulang kembali. Saya permisi”. “Baik terima kasih Dok!”. Raziel ingin memasuki ruang rawat Gladys, namun tiba-tiba saja Bianca mendekat dan mengatakan hal yang membuat Raziel merasa bahwa Bianca merencanakan sesuatu. “Pak Direktur, apa anda tidak memiliki pekerjaan dikantor? Saya dengar setengah jam lagi akan ada rapat mengenai Pembangunan Gedung Kepresidenan? Pak Direktur lebih baik kembali ke kantor, biar saya yang menjaga Gladys disini”. Kata Bianca dengan senyuman, berharap Raziel mempercayainya. Raziel tersenyum simpul, ‘Alasanmu lumayan..!’. Alasan yang masuk akal untuk membuat Raziel tidak menemui Gladys, tapi sepertinya Bianca belum menyadari setiap apa yang dia fikirkan Raziel bisa mengetahuinya meski hanya lewat tatapan mata. “Nona Bianca, aku adalah atasan dari kalian, sudah sewajarnya melihat kondisi bawahan yang terluka didepan mataku. Lagi pula Gladys adalah tanggung jawabku, tidak perlu alasan untuk ku tidak menjaganya”. Jawab Raziel tenang. “Pak Direktur! Katakan, mengapa anda mengincar Gladys dan terus membayang-bayanginya akhir-akhir ini? Anda tidak sedang mengincar sesuatu darinya kan?. Dan perlu saya ingatkan kembali, Gladys masihlah kekasih Kakak Saya Steven Morgwen!”. “Kekasih? Baik.. Aku tahu kau menghubungi Kakakmu dan mengatakan segalanya. Silahkan saja lakukan sesukamu. Tapi kau juga harus ingat, hal yang bukan menjadi haknya sampai kapanpun Kakakmu tidak akan pernah memilikinya”. Raziel pergi dari depan ruang rawat dengan perasaan geram. Masih belum waktunya bagi Raziel merebut Gladys dari tangan Steven, tunggu waktu yang tepat maka ‘Semua yang menjadi milikku, pada akhirnya harus kembali padaku!!’. *** Bianca masih menunggu Kakaknya yaitu Steven didepan ruang rawat dengan kacau. Dia teringat dengan perkataan Raziel yang terus mengusik fikirannya. “Bie, bagaimana keadaan Gladys?”. Tanya Steven yang baru saja datang. “Kakak.. Kenapa kau lama sekali? Hampir saja Kakak kehilangan kesempatan untuk bertemu Gladys. Sebenarnya ada hal penting yang harus kita bicarakan, tapi tidak untuk saat ini. Lebih baik kita masuk dan melihat kondisi Gladys terlebih dahulu”. Bisik Bianca “Hal penting apa yang membuatmu begitu khawatir?”. “Mengenai hal ini, intinya tadi saat aku mencoba menghentikan Direktur menemui Gladys dia mengatakan hal yang mengusikku :hal yang bukan menjadi haknya sampai kapanpun Kakakmu tidak akan pernah memilikinya. Entah mengapa.. Aku merasa banyak hal yang masih Direktur sembunyikan. Jadi aku harap mulai sekarang Kakak agar lebih berhati-hati”. “Kakak akan menyelidiki hal ini secepatmya. Kita kesampingkan dulu hal ini, aku takut Gladys sudah siuman dan mendengar pembicaraan kita”.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD