Dirga menghisap rokoknya dalam-dalam. Asapnya yang putih seperti sekumpulan kabut di hatinya. Bedanya, asap rokok itu perlahan memudar, sedangkan kabut di hati Dirga tak kunjung sirna. Sesuatu yang lembut tersampir di pundak Dirga. Si Mbok membawakan dan memakaikan jaket. Persis seperti anak kecil yang dipakaikan jaket oleh ibunya. "Mbok, aku kira jaket buat, Mbok." "Baju mbok sudah tebal, Den. Jangan banyak-banyak rokoknya." Dirga patuh, lalu lelaki itu melesakkan rokok yang sudah habis setengahnya ke dalam asbak berbahan melamin. Si Mbok sudah seperti ibu kedua bagi Dirga. Berada di sisinya dia merasa tenang. "Mbok denger pertengkaran kami tadi?" tanya Dirga. "Bukan hanya tadi, Den. Perdebatan-perdebatan kalian setiap hari Mbok selalu dengar." "Mbok saya gak pernah tidur nyenyak,