“Ada apa dengan wajahmu?” tanya Leonel menatap Tami yang saat ini berdiri dihadapannya dan menunggu tanda tangannya. Tami terlihat sedih, tapi ia tidak bisa cerita kepada siapa pun tentang sikap Evano kepadanya. “Kamu bertengkar dengan Evan?” tanya Leonel lagi. Tami menggeleng. “Kamu tanda tangan saja cepat, aku masih punya banyak pekerjaan.” “Jadi, menurut kamu aku tidak punya pekerjaan lain?” “Bukan begitu,” geleng Tami. “Tapi cepatlah tanda tangan.” Tami masih berdiri dihadapan Leonel. “Tami yang aku kenal orangnya apa adanya, bahkan tidak mau direndahkan, jika ada masalah ia duluan yang muncul, menghajar semua orang,” sindir Leonel. Tami memandang wajah Leonel yang masih fokus bertanda tangan pada dokumen yang ia bawa. “Dan, yang aku tahu kalau ada masalah biasanya seorang Tami t