15. SEMAKIN DEKAT

1116 Words
Julia sangat senang mendapat hadiah boneka lumba-lumba dari Romy, dia akan menjaganya dengan baik, bahkan ingin selalu dipeluk saat tidur. *** Romy sampai di rumah, dia rebahan di kasurnya dengan tersenyum. "Hari yang indah. Julia, jangan-jangan kamu adalah ...," gumam Romy, dia mungkin berpikiran bahwa Julia adalah jodohnya. "Aku gak boleh berpikiran terlalu jauh, mungkin saja dia udah punya pacar atau calon jodoh. Sebaiknya aku cari tau dulu." Meski Romy berpikiran begitu, dia menyadari bahwa Julia masih jomblo sama seperti dirinya, dia berharap tebakannya benar. Selanjutnya, Romy menulis sesuatu di buku kecilnya, pasti menulis moment spesial hari ini. Malam hari di rumah Julia, dia ingin tidur karena ini waktunya tidur. Julia mengambil boneka lumba-lumba dengan tersenyum, lalu memeluknya dengan erat, dia merasa sangat bahagia, pasti menganggap bahwa boneka itu adalah Romy, apalagi itu hadiah darinya. "Romy, makasih ya! Aku merasa punya teman tidur mulai malam ini, rasanya hangat dan lembut. Sungguh bikin nyaman saat tidur," gumam Julia. "Ini hanya sebuah boneka, gimana kalau peluk ... Aaaa!! Aku gak boleh berpikiran terlalu jauh," ucap Julia, dia pasti membayangkan jika tidur sambil memeluk Romy. "Tapi, apakah Romy masih jomblo juga? Semoga masih jomblo seperti aku. Seharusnya memang begitu, tapi ... mungkin saja meski udah punya pacar, seorang pria bisa saja tertarik dengan gadis lain. Aku berharap Romy adalah tipe pria yang tulus dan setia," lanjut Julia penuh harap. Julia semakin memeluk erat boneka lumba-lumba tersebut, dia berpikir apakah Romy memiliki perasaan yang sama dengannya atau tidak. Julia Mariah kurang yakin, tapi berharap perasaan Romy sama. Sekian menit memikirkan Romy, kini saatnya tidur. Julia tidur dengan tersenyum sambil memeluk erat boneka lumba-lumba pemberian Romy, tentu saja memakai selimut indah, selimut warna pink dan ada motif bunga. Julia berharap bisa bermimpi indah dengan Romy. *** Siang hari, tepatnya di kota tempat Romy dan Julia bertemu. Sebenarnya itu adalah kota Banda, kota teramai di daerah sana. Terlihat Romy sudah menanti kedatangan Julia, dia masih berpenampilan serba tertutup, kamera pun selalu dibawanya. Romy menunggu di bawah pohon mangga pinggir jalan, dia yakin bahwa Julia akan datang ke kota ini. "Julia, di mana kamu sekarang? Apakah udah dalam perjalanan? Semoga kita segera bertemu lagi," batin Romy. Sambil menunggu Julia tiba di kota ini, Romy mencari suatu objek untuk difoto. Akhirnya dia menemukan awan indah di langit cerah, bentuknya sangat menarik, yaitu berbentuk mirip kupu-kupu. Romy segera mengambil gambar awan indah tersebut, itu adalah keberuntungan bagi Romy "Wah, indah sekali awan ini. Aku sangat beruntung," ucap Romy setelah berhasil memotret awan dengan sempurna. Romy berjalan perlahan, dia mencari objek lain di sekitar kota. Tidak lama kemudian, dia melihat 2 orang sedang duduk di taman bunga, kemungkinan adalah sepasang kekasih. Dari jarak yang agak jauh, Romy berniat memotret mereka. "Sepertinya akan menjadi foto yang menarik juga, tapi aku harus memotret pada sudut yang tepat." Romy segera memotret sepasang kekasih yang sedang asik mengobrol itu, meski jarak jauh, itu sudah terlihat bagus, apalagi pandangan kamera diperbesar. Akhirnya 1 foto berhasil dia ambil, kemudian Romy memeriksanya. "Ini sangat menarik! Maaf ya, aku mengambil gambar kalian tanpa ijin, tapi tenang saja. Identitas kalian gak akan terlihat," ucap Romy. Dalam foto itu, Romy mengambil gambar dari belakang, sehingga wajah hanya terlihat sebagian, karena mereka sedang mengobrol sambil saling menatap. Romy tersenyum sambil memperhatikan foto di kamera miliknya, termasuk foto yang lain. Saat Romy sedang memperhatikan itu, ada suara memanggilnya cukup dekat. "Hey Romy! Bahagia sekali sepertinya!" Ternyata itu adalah Julia, dia sendirian, hal itu berarti Julia berhasil kabur dari John dan Roger lagi, hebat sekali. "Julia! Sejak kapan kamu ada di sini?" tanya Romy. "Belom lama, kebetulan aku melihat kamu di sini," jawab Julia. "Apa kamu mendapat foto menarik?" lanjut Julia bertanya. Romy tersenyum sambil mengangguk, kemudian Julia ingin melihat foto-foto indah tersebut, dia sangat penasaran. Dengan senang hati, Romy mempersilakan, itu adalah kesempatan terbaik untuk dekat dengan Julia, karena Romy ingin menjelaskan foto-foto indah tersebut pada Julia. Selanjutnya, Romy mengajak Julia ke tempat yang nyaman untuk bersama, Julia setuju dengan itu. Romy mengajak duduk di sebuah kursi panjang, kursi di bawah pohon rambutan. "Mari aku tunjukan foto-foto koleksi milikku!" ucap Romy. Julia tampak bahagia, lalu segera melihat hasil foto milik Romy tersebut. Julia sangat terkejut, hampir semua foto sangat indah menurutnya. Dia tidak menyangka Romy sangat profesional dalam memotret, Julia kagum pada keahlian Romy tersebut. Meski Romy mengganggap itu biasa, tentu saja hanya alasan agar tidak malu disanjung Julia. Romy menjelaskan tentang foto-foto terebut, hal itu membuat keduanya terlihat bahagia, bahkan tertawa bersama. Romy dan Julia tampak semakin dekat, mereka terlihat sangat cocok menjadi pasangan. Saat melihat foto sepasang kekasih, suasana mendadak hening. Romy dan Julia saling bertatapan, keduanya tersenyum. Sepertinya benih cinta mereka semakin kuat dan tumbuh dengan cepat, sungguh menarik. Sesaat kemudian, Romy tersadar. "Oh, ayo lanjut!" ucap Romy. "O-oke!" jawab Julia canggung. Kini terlihat 2 pipinya memerah, dia baru saja merasakan sesuatu yang romantis dalam dirinya, meski masih sebatas teman. Ketika Romy ingin menggeser foto, dia baru sadar bahwa foto sepasang kekasih itu adalah yang terakhir. "Ternyata ini yang terakhir, hehe. Gimana menurutmu, Julia. Apakah foto ini indah?" tanya Romy. Julia terkejut mendengar itu, dia harus mengomentari foto sepasang kekasih itu, tentu saja sangat malu. "Foto ini ... sangat sempurna. Mereka berdua pasti sangat bahagia," jawab Julia dengan tersipu malu. "Iya, pasti sangat asik punya kekasih." Mendengar itu, kedua mata Julia melebar, dia baru saja tahu bahwa ternyata Romy masih jomblo. Sesaat kemudian, Julia merasa bahagia, bahkan menjadi tersenyum. Namun Julia memandang diri di kamera itu, dia tidak berani memandang wajah Romy. "Kenapa tiba-tiba kamu tersenyum? Jangan-jangan kamu mau menertawai aku, karena jomblo!" "Hah, aku gak berpikiran begitu. Tapi ...," jawab Julia terhenti, dia malu mengatakan bawah dia juga jomblo. "Tapi apa?" "Bukan, apa-apa. Lupakan saja!" Romy tersenyum mendengar itu, dia berkata, "Kamu pasti punya kekasih, gak seperti aku yang menyedihkan ini." "Romy, kamu salah! Sejujurnya aku ...," jawab Julia masih ragu. Romy hanya terdiam dan ingin mendengar lanjutan perkataan Julia. Namun saat Julia ingin berkata, ada seorang nenek-nenek minta tolong. "Nak, bisa bantu Nenek?" Romy dan Julia langsung menengok pada seorang nenek tersebut. "Bantu apa, Nek?" tanya Romy. Ternyata nenek itu hanya ingin bertanya mengenai suatu tempat di kota itu, Romy tahu lokasi tempat itu, sehingga menunjukkan arah yang tepat. Nenek tersebut sangat berterima kasih pada Romy, kemudian bergegas pergi. Saat Romy ingin mengantar nenek itu ke lokasi, dia menolak, karena nenek itu tidak mau merepotkan Romy lebih banyak, apalagi nenek itu masih sehat dan bisa berjalan dengan normal. Pembicaraan Romy dan Julia sempat tertunda karena ada seorang nenek bertanya, tapi itu tidak masalah, karena membantu orang lain sangatlah bagus, apalagi seorang nenek. Bagaimana kelanjutannya, apakah Romy akan menembak cinta pada Julia sekarang juga? Itu terlalu dini, tapi kemungkinan besar cinta itu akan diterima.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD