16. MULAI CURIGA

1240 Words
Romy dan Julia bertemu lagi dan mengobrol di kursi yang berada di bawah pohon rambutan. Mereka terlihat mesra meski belum menjadi sepasang kekasih. *** Saat mereka sedang mengobrol asik, Romy melihat ada penjual es krim lewat di depan jalan mereka, tentu saja Romy ingin membeli sekalian untuk Julia. "Kamu suka es krim kan? Ayo kita beli," ajak Romy. "Ya, aku suka," jawab Julia sambil mengangguk dan tersenyum. Romy dan Julia segera membeli es krim, tentu saja Romy yang membelikan. Romy membeli es krim rasa stroberi, hal itu membuat Julia agak terkejut. "Romy suka rasa stroberi, yang benar saja. Masa cowok suka warna pink. Ya, mungkin gak apa-apa. Ini normal, soalnya sekedar makanan. Cuma lucu sih kalau cowok suka warna-warna pink, untung cuma es krim," batin Julia. "Julia, kamu suka rasa apa?" tanya Romy. "Apa aja suka, semua enak." Akhirnya Romy membeli es krim rasa coklat dan diberikan ke Julia. "Makasih!" Setelah membeli es krim, mereka duduk lagi untuk makan es krim bersama. Akhirnya Romy punya teman makan es krim, hari-hari sebelumnya sedih karena hanya makan es krim sendirian, apalagi dilihat banyak orang, meksi Romy tidak peduli. Saat Julia ingin makan es krim coklat tersebut, Romy menghentikan ... "Stop! Jangan dimakan dulu!" Julia mendadak berhenti, lalu bertanya, "Kenapa?" Romy tersenyum, kemudian menukar es krim rasa stroberi yang dia pegang dengan es krim rasa coklat milik Julia. "Kenapa kamu menukar es krimnya?" "Hehe, sejujurnya aku membeli es krim rasa stroberi ini khusus untukmu, kamu lebih cocok dan terlihat manis," jawab Romy. Julia melebarkan kedua bola mata, kemudian tersenyum, dia tersanjung. "Jadi begitu, aku kira es krim rasa stroberi itu favoritnya," batin Julia. "Es krim rasa coklat adalah favoritku. Jadi kamu gak boleh memakannya." "Apaan sih, gak lucu tau!" "Kalau gak lucu, kenapa kamu tersenyum gitu?" "Ah, ini. Lupakan, aku cuma pura-pura." "Hmm, mencurigakan. Kamu pasti berpikir yang aneh-aneh, iya kan?" "Enggaklah! Udah, aku mau makan es krim ini," jawab Julia berusaha mengalihkan pembicaraan, dia segera memakan es krim tersebut. "Buruan, sebelum mencair!" "Oke! Kamu benar." Romy dan Julia berhenti bercanda, karena ingin makan es krim sebelum mencair. Julia mengatakan bahwa es krim tersebut sangat lezat, dia sudah lama tidak makan es krim, apalagi berdua dengan pria, tidak pernah dia rasakan. Romy merasa es krim kali ini lebih lezat, mungkin karena ditemani oleh gadis idaman, tentu membuat hati sangat gembira. Sekian menit berlalu, es krim mereka habis. "Kapan-kapan beli lagi ya! Kamu pasti suka," ucap Romy. "Iya, makasih Romy!" jawab Julia. Sesaat kemudian, Julia mengajak jalan-jalan berdua di sekitar kota ini. Mendengar itu, Romy setuju, kemudian mereka bangun dari duduk di kursi. Julia harus hati-hati, dia harus mencari jalan lain agar tidak ketemu John dan Roger, jadi mengajak jalan-jalan Romy ke arah yang berlawanan dari tempat John dan Roger. "Mungkin mereka udah mulai mencari aku, ini gak akan mudah," batin Julia. Di tempat John dan Roger, ternyata mereka sedang mengobrol dengan seorang kakek, dan ternyata kakek itu sedang minta bantuan pada mereka. Yaitu memperbaiki sepeda yang lepas rantainya, mereka tidak sanggup menolak meski sedang terburu-buru mencari Julia. Mereka kasihan pada kakek tersebut, namun baik John atau Roger, mereka agak kesulitan memperbaiki sepeda, karena tidak membawa peralatan. Meski begitu, mereka akan berusaha membantu kakek tersebut. Julia sangat beruntung, karena 2 penjaga tersebut sementara tidak mencarinya. Dengan perasaan bahagia, Romy dan Julia jalan berdua menelusuri kota. Saat itu juga, Romy mendapat beberapa objek foto yang menarik, Julia ikut senang. "Romy, bolehkah aku pinjam kamera mu?" pinta Juli. "Untuk apa?" "Aku ingin memotret kamu, hehe!" Romy agak terkejut, tapi tidak masalah dengan itu, dia memperbolehkan kameranya dipinjam, apalagi cuma untuk memotret dirinya. "Oke. Tapi, apa kamu bisa memakai kamera?" "Ya bisalah, masa gak bisa. Kamera kan mudah dipakai, gini-gini aku juga pernah memakai kamera," jawab Julia. "Oh, jadi begitu. Baiklah! Tapi jangan dirusak ya!" ucap Romy bercanda. "Hey, aku gak akan melakukan itu. Enak saja!" Romy hanya tersenyum, kemudian disuruh Julia untuk berpose. Sebenarnya Romy agak ragu, atau mungkin malu, tapi dia harus bersikap biasa. Romy segera berpose keren, Julia menyuruh untuk membuka topi, namun Romy masih memakai kacamata. Romy melipat kedua tangan di depan, sambil tersenyum menghadap kamera, latar belakang adalah jalan dan bangunan indah. "Romy, kamu keren sekali," batin Julia saat ingin memotret. Pada akhirnya, Julia berhasil memotret Romy dengan sempurna. "Ternyata kamu memang pintar memotret, terlihat tampan sekali foto ini," ucap Romy terlalu percaya diri. "Apa-apaan sih, sombong banget!" balas Julia. "Ehh, aku gak sombong. Tapi hanya kagum dengan foto ini." "Dasar, itu sama saja." Julia mendorong pundak Romy kerena itu, sementara Romy malah terkekeh. "Terus menurut kamu, gimana foto orang ini?" "Foto ini ...," jawab Julia dengan tersipu malu. Tentu saja sangat keren dan tampan dalam pikiran Julia, tapi dia malu mengatakan itu. "Kenapa diam? Pasti tampan ya? Hehehe!" "Dasar nyebelin!" balas Julia. Setelah itu, Julia meminta foto tersebut untuk dicetak, Romy terkejut mendengar itu. "Jadi kamu ingin menyimpan fotoku? Buat apa? Jangan-jangan aku mau disantet!" tanya Romy bercanda. "Astaga, gak mungkin aku begitu. Sungguh keterlaluan! Kamu sendiri, pasti menyimpan fotoku waktu itu kan? Ayo ngaku!" balas Julia dengan tegas. Romy mendadak malu, karena tebakan Julia sangat tepat. "Ke-kenapa kamu bisa tau? Apa kamu mengintip kamar tidurku?" "Hey, enggaklah. Tau rumahmu saja enggak. Aku cuma menebak saja, hehe." "Tebakan kamu benar," ucap Romy dengan wajah memerah. Julia pun begitu, dia malu bahwa ternyata Romy sangat memperhatikan dirinya, dia juga merasa bahagia. "Ya udah, ayo kita ke percetakan foto!" Julia hanya menjawab dengan tersenyum, kemudian mereka bergegas ke sana. Akhirnya, foto Romy yang dipotret Julia tadi dikasihkan ke Julia, dia sangat senang dan akan menyimpan foto itu baik-baik. Tentu saja jangan sampai ada orang lain yang melihat, apalagi keluarganya. Detik hingga menit berlalu, Julia harus segera kembali pada John dan Roger, dia harus segera pulang, karena waktunya hampir habis. "Maaf Romy, aku harus segera pulang. Ada hal penting yang harus aku lakukan!" pinta Julia. "Baiklah, aku gak akan menghalangi," balas Romy. "Makasih Romy, kamu orang yang sangat baik." "Biasa saja kok." "Aku serius!" "Jangan terlalu serius!" "Huft, baiklah. Ya udah, aku pergi dulu. Sampai jumpa!" "Sampai jumpa!" Romy hendak mengantar Julia, namun Julia menolak dengan serius. Itu sangat bahaya, Julia tidak ingin kedua penjaganya tahu keberadaan Romy. Romy pun menuruti permintaan Julia untuk tidak mengantarnya. "Sebenarnya ada apa? Kenapa Julia selalu ingin pulang sendiri. Aku penasaran, tapi jangan sekarang. Lain kali aku harus cari tau," batin Romy, dia hanya bisa memandang Julia pergi hingga tidak terlihat lagi, Julia juga melihat dan memastikan agar Romy tidak mengikutinya. Tidak lama setelah itu, Julia melihat John dan Roger, lalu segera mengjamkiri mereka, dia harus mencari alasan tepat lagi. Saat mereka bertemu, Julia agak dimarahi, namun sebatas kekhawatiran semata, karena mereka tidak berani memarahi Julia sembarangan. Julia mengatakan bahwa tadi menolong seseorang nenek, jadi terpaksa tidak memberi tahu mereka, karena mendadak. Itulah alasan Julia yang cukup masuk akal, mereka percaya meski dengan menghela napas. Mereka percaya karena mereka juga menolong seorang kakek, apalagi itu hal baik. Untuk hati ini, Julia berhasil lagi mencari alasan. Namun Roger agak curiga, kenapa Nona Julia akhir-akhir ini sering menghilang dari pandangan, sementara John tampak biasa saja, dia tidak curiga, karena alasan Julia sangat bagus. Meski begitu, Roger belum yakin, dia hanya punya firasat begitu. Setelah itu, mereka bergegas pulang, waktunya sangat sempit, bisa jadi mereka terlambat pulang, meksi hanya sekian menit. Jika memang terlambat, mereka siap mendapat hukuman. Tapi mereka berusaha pulang dengan cepat, John dan Roger tidak akan menyalahkan Julia, namun Julia meminta maaf karena membuat mereka hampir kehabisan waktu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD