14. HADIAH SPESIAL

1116 Words
Bisa-bisanya Romy dan Julia bercanda ria, padahal mereka belum lama kenal, terlebih mereka bercanda ria di sebuah toko mainan, sebenarnya itu juga toko hadiah dan kado. *** Julia setuju atas saran Romy mengenai boneka lumba-lumba, sejujurnya karena itu adalah pilihan Romy, karena Julia mulai suka sama Romy, apalagi mudah diajak bercanda, meski sedikit menjengkelkan. John dan Roger mulai sadar bahwa Julia tidak ada di kursi, namun saat mereka ingin mencari Julia, 2 anak remaja perempuan tadi menghalangi mereka, sebenarnya itu adalah permintaan Julia agar mendapat waktu banyak tanpa 2 bodyguard tersebut. Namun, waktu Julia keluar rumah semakin sempit, dia harus bergegas kembali pada 2 penjaganya. Saat Julia ingin membayar boneka lumba-lumba, Romy mengambil alih. "Biar aku saja yang bayar!" "Hey, enggak. Aku saja," balas Julia. "Udah, simpan saja uangmu. Anggap saja ini adalah hadiah perkenalan kita. Aku senang bisa kenal sama kamu," ucap Romy dengan wajah memerah. "Romy, apa kamu serius?" Romy menatap serius pada Julia, kemudian tersenyum dan bertanya, "Apa menurutmu aku bercanda?" Jantung Julia tersentak karena bahagia, mungkin itu pertama tumbuhnya benih-benih cinta pada mereka. Sebenarnya Julia ingin menolak, apalagi dia orang kaya, tapi ini tidak seberapa, ditambah apa yang dilakukan Romy serius. Itu adalah sesuatu yang spesial bagi Julia, dia harus menerima itu, karena bisa menjadi kenangan terindah saat Julia di rumah. Suatu saat Julia akan membalas kebaikan Romy tersebut. "Baiklah, aku gak bisa menolak. Makasih, Romy!" ucap Julia. "Sama-sama." Romy juga berpikir agar Julia selalu ingat dirinya ketika ada di rumah, itu juga salah 1 caranya untuk mendekati Julia. Selanjutnya, Romy membayar boneka lumba-lumba tersebut. Setelah membeli boneka, mereka keluar dari toko, namun Julia harus berhati-hati dan mencari keberadaan 2 penjaga, dia tidak ingin John dan Roger melihatnya bersama Romy, sangat berbahaya. Sebelum pamitan, Julia mengatakan bahwa dia akan sering ke kota ini, dia juga mengatakan bahwa weekend tidak bisa ke sini, karena ada hal penting yang tidak bisa ditinggalkan. Romy senang mendengar itu, dia percaya dengan Julia. "Romy, aku harus pergi sekarang! Tolong jangan ikuti aku, oke?" ucap Julia membuat Romy agak bingung hingga penasaran. "Kenapa? Sepertinya kamu sedang terburu-buru?" "Iya, pokoknya aku harus pergi sekarang. Senang bertemu dengan mu. Sekali lagi, makasih atas boneka ini," ucap Julia dengan tersenyum. "Baiklah! Aku mengerti." "Sampai jumpa!" "Sampai jumpa! Jangan ikuti aku ya!" Julia bergegas pergi, dia harus memastikan bahwa Romy tidak mengikutinya, dan ternyata Romy menuruti apa yang dia katakan. "Julia, sebenarnya siapa dia? Aduh, aku lupa gak tanya alamat dan nomor ponselnya. Gak apa-apa, semoga besok gak lupa lagi," gumam Romy. "Tapi ... sebenarnya siapa dia? Kenapa dia terburu-buru? Entahlah, mungkin ada hal penting dan rahasia yang harus dia lakukan," lanjut Romy. Mungin dia ingin mencari tahu nanti, sementara tidak perlu memikirkan hal itu. Dia sudah senang bahwa Julia mau berkenalan dengannya lebih dekat, dia berharap lebih tentunya. "Aduh, sepertinya ini cukup lama. Semoga mereka gak curiga! Mereka pasti sedang mencari aku lagi," gumam Julia sambil berjalan cepat menuju tempat dia berpisah dengan 2 penjaganya. Di sana, John dan Roger baru saja berhasil menghindar dari 2 remaja perempuan itu, karena mereka memohon ada hal penting yang harus mereka lakukan. Kedua remaja itu pun merasa bahwa mungkin sudah cukup waktunya dalam menganggu 2 John dan Roger, sehingga membiarkan mereka pergi. Pintar juga Julia, dia melakukan itu demi bisa bertemu dengan Romy, dia sangat berterima kasih pada w remaja itu, meski tidak bertemu lagi, namun dia sudah memberi imbalan berupa makanan ringan cukup banyak. Kedua remaja perempuan itu pun melakukan itu dengan senang hati, mungkin mereka suka menggoda orang lain, terlebih lawan jenis. Julia jalan terburu-buru, sedangkan John dan Roger terus mencarinya. "Ke mana Nona Julia? Kenapa dia melakukan ini lagi?" ucap John. "Iya, ini agak aneh," tambah Roger. "Mungkin Nona Julia ingin mengerjai kita, biar seru. Atau jangan-jangan bosen sama kita, ini gak baik." "Masa begitu, selama ini kita baik dengan Nona Julia, seharusnya gak bosen sama kita." "Iya juga sih." John dan Roger menduga-duga tentang Julia, tapi tidak berpikir sama sekali bahwa Julia menemui seorang pria, alias Romy. "Nona Julia, apa kamu ingin bermain petak umpet? Sungguh terlalu," gumam John, dia hanya bisa geleng-geleng kepala, sedangkan Roger mulai khawatir dengan Julia. Mereka terus mencari di sekitar, belum jauh dari tempat mereka makan dan diganggu 2 remaja itu. Tidak lama kemudian, Julia melihat mereka berdua, dia bergegas menghampiri dari belakang dengan wajah tersenyum, dia juga harus pintar dalam mencari alasan. Saat sudah dekat, Julia berteriak, "Hey, kalian mencari siapa?" Mendengar itu, John dan Roger langsung menengok. "Nona Julia? Dari mana saja kamu?" tanya mereka serentak. "Lihatlah ini. Aku membeli sebuah Bonek lumba-lumba yang lucu!" jawab Julia mendapat alasan yang tepat. "Boneka lumba-lumba?" "Ya ampun, kenapa pergi sendirian?" "Hehe, maaf. Aku tadi melihat kalian bercanda ria dengan 2 remaja, jadi aku gak mau mengganggu kalian," jawab Julia. Roger mengatakan bahwa tidak perlu takut padanya, apa pun yang ingin Julia lakukan, jangan segan-segan minta bantuan 2 penjaga itu, namun Julia memang sengaja melakukan itu demi bertemu Romy tanpa sepengetahuan mereka. Julia mengatakan bahwa mungkin dia tidak harus selalu bersama John dan Roger, dia bisa menjaga diri sendiri. Akan tetapi, 2 penjaga itu tidak mau membiarkan Julia sendirian, karena tugas utama mereka adalah menjaga Julia. "Ya ampun, kalian jangan terlalu memikirkan itu. Sesekali bebas tugas gak masalah kan, itu bisa membuat kalian senang," ucap Julia. "Ya kami tau, tapi tugas tetaplah tugas," jawab Roger. "Kami harus mentaati semua peraturan," tambah John. "Huft, terserah kalian sajalah. Ya udah, ayo pulang!" ajak Julia. "Siap!" Mereka bergegas pulang, karena waktu jalan-jalan tinggal sebentar. Dengan tersenyum bahagia, Julia berjalan menuju mobil ditemani John dan Roger. Sebelum sampai mobil, John bertanya mengapa sepertinya Julia tampak bahagia, Roger juga penasaran, tetapi Julia berusaha menyembunyikan pertemuan dengan Romy, dia hanya mengatakan bahwa bahagia karena sekarang punya teman tidur, yaitu boneka lumba-lumba yang lucu. Apalagi boneka itu pemberian Romy, seorang pria yang mungkin dianggap pangeran oleh Julia. Tentu saja John dan Roger tdiak tahu kalau boneka itu hadiah dari Romy "Kalau cuma itu, kenapa gak beli dari dulu?" tanya John. "Benar juga ya! Tapi ini spesial. Ehh, maksudku, baru hari ini kepikiran beli boneka. Aku dulu gak memikirkan teman tidur, hehe," jawab Julia dengan terkekeh, dia hampir salah kata. "Oh, jadi begitu." "Sebagai seorang gadis, memang cocok memilki boneka di kamar tidurnya. Apalagi banyak, mungkin lebih nyaman," ucap John. "Aku ingin punya 1 saja, udah cukup," ucap Julia, mungkin karena itu spesial dari Romy, dia tidak ingin punya yang lain, bisa jadi itu adalah kesetiaan Julia pada Romy, tidak ingin selingkuh, sungguh romantis. Kecuali jika Romy membelikan boneka lagi, baru dia akan simpan di kamar untuk teman tidur. Julia pulang dengan perasaan bahagia, berharap bisa ketemu lagi Romy besok pagi, namun harus mencari cara lagi agar bisa kabur sementara dari John dan Roger.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD