17. HARUS BERSABAR

1063 Words
Romy dan Julia semakin dekat, namun Romy mulai curiga dengan kehidupan Julia yang sepertinya sangat dirahasiakan. *** Romy ingin ke perusahaan seni untuk menyerahkan hasil foto selama sekian hari. Sebenarnya memang tidak tiap hari Romy menyerahkan hasil foto, tapi sekitar 2 sampai 3 kali dalam seminggu. "Julia, kamu sungguh membuatku bahagia. Aku harap kamu adalah gadis yang bisa menemani hidupku selamanya. Aku gak peduli dengan apa yang kamu rahasiakan, aku tetap akan berjuang memilikimu. Sejujurnya aku juga memiliki rahasia, terutama identitas diriku, jadi kita sama-sama punya rahasia," batin Romy sambil mengendarai motor menuju perusahaan seni. Tampaknya Romy sangat serius ingin memilki Julia, namun saat ini belum tahu jika Julia adalah anak konglomerat kaya, apalagi punya banyak peraturan. Apakah Romy akan diterima oleh keluarga Julia? Sungguh sulit dibayangkan. Di tempat Julia berada, dia bersama John dan Roger sedang memasuki halaman rumah menggunakan mobil, segera berhenti di halaman depan rumah. Suara rem mobil terdengar nyaring karena terburu-buru, tampak mereka bertiga bernapas lega. "Hampir saja terlambat, untung masih aman," ucap John. "Sisa 30 detik, sungguh nyaris," tambah Roger. "Nona Julia, lain kali ingat waktu ya!" Julia hanya tersenyum lebar mendengar itu, dia tidak merasa bersalah. Tapi tidak apa-apa, karena mereka masih aman dari hukuman. Saat keluar dari mobil, dia bergegas masuk ke rumah, ternyata ada ayahnya yang sedang menunggu sambil bersila tangan, mungkin bersiap menghukum jika Julia terlambat pulang. "Ayah nungguin aku? Maaf ayah, Julia hampir terlambat," tanya Julia sambil mendekat. "Huft, bagus kalau begitu. Sudah lama ayah gak menghukum, tapi lebih baik jangan ada yang dihukum lagi," ucap Ayahnya. "Ayah, apa kamu tega menghukum gadis cantik dan manis begini?" Ayahnya agak terkejut, tidak biasanya Julia menyanjung dirinya sendiri, mungkin hanya untuk merayu ayahnya. "Peraturan tetaplah peraturan, gak perlu pandang bulu. Siapa pun yang melanggar, harus dihukum." "Iya Ayah, Julia mengerti." Julia berpamitan menuju kamar tidurnya, mungkin ingin membersihkan wajah, karena sehabis jalan-jalan, pasti banyak debu yang menempel di badan. Sebenarnya apa hukuman bila melanggar peraturan keluarga? Hukumannya macam-macam tergantung kesalahan. Ada yang dikurung di dalam kamar, tidak boleh keluar rumah, disuruh bersih-bersih, cuci piring, bahkan push-up atau situp, sebenarnya itu hukuman yang ringan. Namun ada hukuman siksa seperti cambuk atau pukulan bila pelanggaran terlalu berat, tapi selama ini belum ada yang melanggar berat. Julia membasuh muka di wastafel, Ida tersenyum setelahnya. "Julia, kamu sangat beruntung bisa bertemu dengan Romy yang baik hati itu. Semoga dia memang pangeran dalam hidupku!" gumam Julia sambil berkaca. Setelah itu, membersihkan muka dari air menggunakan handuk, kemudian menuju tas kecilnya yang ada di meja kamar. Ternyata hanya ingin mengambil foto Romy, dia sangat senang mendapat itu. "Romy, kamu sangat keren. Andai kita bertemu sejak dulu, mungkin kamu udah di sini menemani aku. Apa pun yang terjadi, kamu harus jadi milikku. Aku gak peduli apabila keluarga menolak kehadiranmu. Aku tetap akan memilih kamu. Seharusnya gak ada larangan untuk memilih jodoh, jadi gak ada yang bisa menghalangi aku. Jodoh adalah pilihan hidup, jadi bisa bebas memilih. Aku gak mau dijodohin, itu gak sesuai dengan yang aku inginkan," gumam Julia. "Tapi ... Apa Romy beneran mau sama aku? Aku harus yakin." Julia sudah yakin dan percaya bahwa Romy adalah pria yang selama ini dia cari, dia tidak mau kehilangan Romy apa pun yang terjadi. Meski saat ini masih berteman, dia berharap lebih pada Romy agar impiannya tercapai. Julia menyimpan foto Romy di laci, tapi ditaruh di tengah buku cerita. Sebenarnya Julia suka membaca buku cerita, terutama cerita tentang kerajaan yang ada pangeran tampan, tapi tentu saja ada peperangan juga yang terjadi di dalam cerita tersebut. Malam sudah tiba, terlihat Julia sedang menatap bulan sabit. "Indahnya malam hari ini, banyak bintang di langit yang cerah, bulan sabit bersinar terang. Sepertinya sesuai dengan suasana hatiku yang sedang bahagia," gumam Julia. "Romy, apa yang sedang kamu lakukan mamalia ini? Apakah kamu sedang memikirkan aku? Ketahui lah bahwa setiap malam, aku selalu memikirkan kamu." Di rumah Romy, dia juga sedang memandang indahnya bulan sabit, sepertinya dia juga sedang memikirkan Julia. "Julia, aku gak sabar ingin bertemu dengan kamu lagi. Apakah kamu sudah tidur? Jika iya, semoga mimpi indah tentang aku. Jika belom, aku berharap kamu sedang memikirkan aku," gumam Romy, dia ada di depan rumah, rebahan di kursi bambu sambil menikmati indahnya malam. Ternyata Romy dan Julia sama-sama saling memikirkan, mungkin itu pertanda kecocokan hati mereka, sungguh menarik. Malam semakin larut, Romy segera masuk ke rumah, karena udara mulai dingin. Saat sampai di kamar tidur, dia memandang foto Julia yang ditempel di dinding, dia tersenyum saat melihat foto Julia. "Sepertinya kamu sedang merayu aku! Benar begitu kan, Julia?" tanya Romy pada foto. "Hmm, gak mau ngaku ya! Dasar gadis cantik, bisa-bisanya aku tergoda rayuanmu," lanjut Romy bergumam konyol. Setelah itu, Romy ingin tidur agar segera bisa bertemu Julia lagi, karena tidur membuat waktu terasa lebih cepat. *** Romy lupa bahwa hari ini harus mengantar neneknha ke pasar, jadi sementara dia tidak bisa bertemu dengan Julia. Namun setelah mengantar neneknya, dia akan mencoba mencari Julia di kota itu. Romy harus bersabar jika hari ini tidak bisa bertemu Julia, begitu pun Julia. Romy dan Julia sempat berkata bahwa mereka mungkin bisa bertemu di antara jam 9 sampai 10 pagi di kota Banda, namun jika tidak ada halangan atau kepentingan lain. Ternyata hari ini, Julia juga tidak bisa ke kota, hal itu karena ada acara penting keluarga, yaitu acara ulang tahun cucu dari pamannya. Rumahnya beda daerah, jadi perlu menggunakan mobil untuk ke sana agar lebih nyaman. Tapi mereka sempat melewati kota Banda, Julia hanya bisa memandang jalanan dari dalam mobil. "Maaf Romy, hari ini aku gak bisa datang. Semoga kamu mengerti," batin Julia tampak sedih. Dia berharap bisa melihat Romy dari dalam mobil, tapi selama perjalanan, dia tidak melihat Romy di sekitaran kota Banda. "Apa Romy juga gak bisa ke kota ini hari ini? Entahlah, masih ada hari esok untuk bertemu." Julia memiliki firasat bahwa Romy tidak bisa juga ke kota tersebut, sungguh firasat yang tepat. Saat siang hari, Romy mengunjungi kota Banda. Sebenarnya berharap bertemu dengan Julia, namun dia yakin bahwa itu tidak mungkin, karena dia sudah tahu kapan waktunya Julia ke situ. Setelah mencoba ke kota Banda, dia memang tidak menemukan Julia. "Maaf Julia, mungkin kamu ingin bertemu dengan aku hari ini. Lain kali saja ya, masih banyak kok kesempatan bagi kita untuk bertemu," batin Romy. Selanjutnya, dia memilih untuk mencari objek untuk difoto jika ada. Baik Romy atau Julia, mereka harus bersabar untuk bisa bertemu lagi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD