30. ALASAN PUSING

1183 Words
Romy mencium pipi Julia untuk pertama kalinya, keduanya merasa bahagia, terutama Julia. *** Ibunya Julia sempat berpikir mengenai kebahagiaan Julia, menurutnya karena bertemu dengan seorang pria, namun Julia masih merahasiakan kebenaran itu. Hari-hari berikutnya, Romy dan Julia bisa bertemu, tapi hanya sebentar dan di tempat biasa, yaitu di taman dan restoran sederhana. Hingga kini adalah weekend, tentu saja mereka tidak bisa bertemu, mereka harus bersabar dan menahan rasa rindu. Meski hanya 2 hari tidak bisa bertemu, bagi keduanya sangat rindu, setidaknya mereka bisa saling kirim pesan chat. "Semoga minggu-minggu besok, kita bisa jalan-jalan ke hutan! Aku gak sabar menanti hari itu," gumam Romy sambil rebahan di kasur, ini saatnya tidur karena sudah malam hari, dia baru saja selesai mengirim pesan chat. Di hari Minggu, Romy pergi ke kota tempat yang lebih jauh dari biasanya, dia ingin mencari objek foto menarik lainnya. Romy mengunjungi danau indah yang berada di atas bukit. "Indahnya, andai saja di sini ada Julia. Kita akan menikmati indahnya danau ini berdua," batin Romy sambil memandang danau, dia segera mencari posisi yang tepat untuk memotret. Beberapa hasil foto sempurna berhasil diambil Romy, dia merasa bahagia. Romy mengambil foto dari sudut yang berbeda-beda, itulah yang dilakukan seorang fotografer handal. Saat sedang memperhatikan hasil foto, ada 2 gadis penasaran dan menghampiri Romy. "Halo, apakah kamu seorang fotografer?" tanya salah 1 gadis. Romy sedikit terkejut, lalu menoleh pada 2 gadis itu. Ternyata 2 gadis itu cantik, namun Romy ingat bahwa dia sudah punya kekasih, apalagi dia tidak mau indentitas dirinya dikenal banyak orang, pada akhirnya Romy menyembunyikan status aslinya. "Oh, aku hanya bersenang-senang saja dengan kamera ini," jawab Romy. "Jadi begitu, maaf salah kira." Sebenarnya 2 gadis itu ingin minta foto jika tahu Romy adalah fotografer, tapi mengetahui Romy berkata demikian, mereka tidak jadi minta foto. Meski begitu, kedua gadis itu ingin berkenalan dengan Romy. "Apakah kamu ...," tanya gadis satunya, namun terhenti karena Romy menyela. "Maaf, aku harus pergi. Ada hal yang harus aku lakukan, permisi!" kata Romy, dia bergegas pergi meninggalkan 2 gadis itu. "Kok malah pergi sih?" "Padahal kami ingin berkenalan, tampaknya pria manis. Ya udahlah, mau gimana lagi, mungkin dia malu." "Bisa juga dia udah punya pacar, setia banget." "Lupakan saja, lebih baik menikmati pemandangan indah ini. Tujuan kita bukan mencari cowok kan?" "Ya, benar sekali." Itulah beberapa perkataan kedua gadis itu, mereka agak kecewa dan menduga-duga, tapi mereka merelakan kepergian Romy, karena memang belum kenal. "Maaf, cintaku hanya untuk Julia seorang. Mungkin kalian mencoba mendekati aku, jadi lebih baik aku kabur," batin Romy, dia merasakan firasat bahwa 2 gadis itu ingin merayunya, dan itu memang benar. Cinta Romy kepada Julia begitu kuat, tidak ada dari mereka yang ingin berkhianat, apalagi selingkuh. Sepertinya cinta mereka adalah cinta sejati, seharusnya tidak ada yang bisa merebut cinta mereka, sungguh romantis. Romy memotret 2 kali lagi di sekitar danau itu, hingga menurutnya sudah cukup, selanjutnya menikmati pemandangan indah danau sambil berkeliling. Tampaknya Romy kesepian, karena hanya berkeliling danau sendirian, tapi dalam hatinya sangatlah bahagia, karena dia sudah memilki Julia. Sekian menit berlalu, Romy pulang dengan hati bahagia meski tidak bersama Julia, hal itu karena dia mendapat beberapa foto istimewa, apalagi pemandangan danau sangat indah. Dia berharap, suatu saat bisa jalan-jalan bersama Julia di danau indah tersebut. Di rumah Julia, dia sedang berjemur di pinggir kolam renang, dia baru saja selesai berenang. Julia memakai pakaian renang, tapi tidak terlihat super seksi seperti kebanyakan gadis yang sedang berenang, hal itu karena pakaian renangnya cukup tertutup, meski bentuk tubuhnya terlihat. "Romy, aku kangen kamu. Semoga besok kita bertemu," gumam Julia. "Apa yang sedang kamu lakukan? Aku ingin tahu?" lanjutnya bergumam sambil membayangkan wajah Romy yang tersenyum. "Nona Julia, apa yang sedang kamu katakan?" tanya seorang wanita. Julia terkejut mendengar itu, tentu saja takut jika ketahuan sedang dekat dengan pria, bahkan sudah berpacaran. "Bik Enny! Bikin kaget saja!" Ternyata itu adalah Bukti Enny, pembantu baik hati dan bisa mengerti perasaan Julia, dia juga sering menemani Julia di kala sedang bersedih atau sendirian. "Sepertinya sedang mikirin sesuatu yang sangat penting nih," ucap Bik Enny, dia membawa minuman jus jeruk, sebelumnya Julia memang meminta itu. "Mikirin apa sih Bik, gak ada kok," balas Julia mengelak. "Masa? Kenapa aku merasakan ada yang berbeda dengan Nona Julia." "Mungkin hanya perasaan Bik Enny saja!" "Huft, ya udahlah. Gak apa-apa kalau Nona Julia masih belom mau mengaku." Julia hanya tersenyum lebar mendengar itu, dia segera minum jus jeruk untuk mengalihkan perhatian. Bukan Enny pun segera meninggalkan Julia, karena dia harus melanjutkan aktivitasnya sebagai pembantu, seperti mencuci pakaian atau bersih-bersih. Tampak Julia memandang pembantu baik hati itu, dia berkata dalam hati. "Maaf Bik Enny, aku belom siap semua tahu. Sebenarnya apa yang Bik Enny rasakan adalah benar, aku sedang memikirkan sesuatu yang sangat penting, yaitu cintaku Romy, hehe." Julia kembali menikmati jus jeruk sambil berjemur, tampaknya sangat nyaman dan membuat badan rileks. *** Hari telah berganti, ini adalah hari yang ditunggu-tunggu Julia, karena ada acara keluarga yang cukup penting, namun Julia merencanakan sesuatu. "Aku harus cari alasan untuk tidak ikut, aku ingin jalan-jalan bersama Romy," batin Julia dengan tersenyum licik. Di pagi hari sebelum keluarga Julia berangkat menuju acara penting keluarga, yaitu ulang tahun keponakan Julia yang ada di luar kota, kebetulan juga ini tanggal merah. Julia berniat tidak menghadiri acara ulang tahun tersebut, namun dia sudah mempersiapkan sesuatu, yaitu kado spesial untuk keponakan terebut, nanti akan dititipkan keluarganya. "Ayah, Bunda! Maaf aku gak bisa ikut menghadiri yang tahun. Kepalaku agak pusing, aku ingin di rumah saja," ucap Julia mencari alasan, tapi kepala Julia memang terasa pusing, mungkin pusing karena terlalu kangen dengan Romy, apalagi ingin sekali jalan-jalan ke hutan bersama kekasih. Ayah dan ibunya agak terkejut, merasa khawatir akan kondisi Julia. "Pusing? Apa perlu kami panggil dokter?" "Gak perlu Ayah, cukup istirahat saja, pasti sembuh kok," balas Julia. "Apa kamu serius?" "Iya, ini hanya sedikit pusing," jawab Julia sambil mengangguk dan sedikit senyum. "Ya udah, kamu istirahat saja di rumah. Semoga lekas sembuh, ada Bik Enny di rumah. Jika ingin sesuatu, bilang saja sama Bik Enny!" saran Ayahnya. "Oke!" "Ya udah. Kami mau persiapan menuju acara. Jika kepalamu semakin pusing, jangan sungkan periksa ke dokter, telepon saja biar dokter ke rumah." "Baiklah, tapi jangan khawatir dengan Julia, ini segera sembuh." "Baiklah kalau begitu." Ayah dan ibunya pergi untuk mempersiapkan segalanya dalam acara ulang tahun, Julia tampak tersenyum bahagia, kemungkinan renacananya berjalan lancar, dia bergegas ke kamar untuk mengirim pesan chat kepada Romy. Sekitar 1 jam berlalu, kini hampir semua keluarga Julia ingin berangkat menuju acara ulang tahun, termasuk John dan Roger, karena mereka tidak perlu menjaga Julia saat di rumah. Julia di rumah bersama Bik Enny dan 1 pembantu wanita lainnya. Julia dan Bik Enny melihat keberangkatan mereka. Julia mencium tangan orang tuanya, dan saat dengan Ibunya. "Kami berangkat dulu, jaga dirimu baik-baik Julia!" ucap Ibunya, kemudian mencium kening Julia. "Iya Bunda!" Akhirnya semua memasuki mobil dan berangakat menuju acara ulang tahun, mereka akan pulang sore hari, jadi Julia memilki banyak waktu untuk hari ini. Tapi bagaimana caranya agar bisa jalan-jalan bersama Romy, Julia belum bisa menyetir mobil, meski ada 1 mobil di rumah. Sebenarnya ada motor, tapi dia takut diketahui Bik Enny.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD